2.3 Pengembangan Agrowisata
Pengembangan agrowisata dapat diarahkan menjadi agrowisata ruangan tertutup, ruangan terbuka atau kombinasi antara keduanya. Pengembangan
agrowisata tertutup dapat berupa koleksi alat pertanian yang khas dan bernilai sejarah atau naskah sejarah penggunaan lahan dan pengolahan pertanian.
Agrowisata ruang terbuka dapat berupa penataan lahan yang khas dan sesuai dengan kapabilitas dan tipologi lahan untuk mendukung suatu sistem usaha tani
yang efektif dan berkelanjutan. Kompenen utama pengembangan agrowisata ruang terbuka adalah flora atau fauna yang dipelihara maupun liar, pemandangan
alam yang indah disekitar kawasan, proses budidaya dan pasca panen serta atraksi pertanian lokal yang unik. Agrowisata ruangan terbuka dapat dilakukan dalam dua
versipola, yaitu alami dan buatan Deptan, 2005. 1. Agrowisata Ruang Terbuka Alami
Agrowisata ruang tebuka alami dilakukan pada areal dimana kegiatan yang dilakukan dalam obyek wisata tersebut adalah murni kegiatan pertanian sehari-
hari yang biasa dilakukan tanpa rekayasa apapun. Atraksi-atraksi yang ditampilkan adalah usaha pertanian yang dilakukan petani setempat yang dapat
lebih ditonjolkan tetapi tidak mengurangi nilai estetika alaminya. Fasilitas pendukung kenyamanan wisatawan tetap disediakan selama tidak bertentangan
dengan kultur alami yang ada. Contoh agrowisata ruang terbuka alami adalah kawasan suku Badui di Pandeglang.
2. Agrowisata Ruang Terbuka Buatan Kawasan agrowisata ruang terbuka buatan ini dapat didesain pada
kawasan-kawasan yang spesifik, namun belum dikuasai atau disentuh oleh masyarakat adat. Tata ruang peruntukan lahan diatur sesuai dengan daya
dukungnya dan komoditas pertanian yang dikembangkan memiliki nilai jual untuk wisatawan. Atraksi-atraksi yang akan dijadikan obyek wisata pun dapat disusun
sedemikian rupa sehingga menghasilkan atraksi yang menarik. Dalam pengembangan agrowisata ruang terbuka campur tangan dalam pengaturan alam
dan usaha pertanian yang dilakukan sangat dominan. Fasilitas pendukung untuk agrowisata ini tetap disediakan asal tidak menggangu ekosistem alaminya. Fungsi
manajemen dapat dijalankan oleh suatu pengelola namun untuk atraksi pertanian tetap dijalankan oleh petani lokal.
2.4 Manfaat Pengembangan Agrowisata