Meski membutuhkan investasi yang lebih besar dari sistem konvensional, namun produksinya jauh melampaui harapan. Sistem gantung mampu
meningkatkan produksi stroberi secara signifikan. Dalam satu dunam—satuan luasan budi daya stroberi Israel—sistem penanaman rambat konvensional hanya
mampu menghasilkan produksi 6-7 ton. Sedangkan pada sistem gantung, bisa menghasilkan produksi hingga 12 ton.
6.3 Analisis Industri
Lingkungan industri merupakan lingkungan eksternal yang membentuk karakter persaingan dalam usaha yang dihadapi suatu perusahaan Porter,1993.
Porter 1993 juga menyebutkan bahwa kemampuan perusahaan menempatkan diri dalam menghadapi berbagai faktor pembentuk persaingan dalam industri
sangat penting bagi keberhasilan perusahaan dalam bersaing. Analisis industri pada penelitian ini menggunakan kerangka analisis yang
dikemukakan oleh Michael E Porter yang menganalisis lima faktor persaingan yakni 1 tingkat rivalitas antar peserta industri; 2 ancaman pesaing baru; 3
ancaman produk substitusi; 4 daya tawar pemasok; dan 5 daya tawar pembeli.
6.3.1 Tingkat Persaingan dalam Industri
Persaingan yang tajam dalam industri, menurut Porter 1993, merupakan akibat dari sejumlah faktor seperti 1 jumlah pesaing; 2 pertumbuhan industri;
3 biaya tetap atau penyimpanan tinggi; 4 ketidakadaan diferensiasi; 5 skala ekonomis; dan 6 hambatan untuk keluar tinggi. Vin’s Berry Park menghadapi
sejumlah pesaing yang cukup banyak dalam industri agrowisata di Kabupaten Bandung. Hal ini menyebabkan persaingan antar anggota industri ini menjadi
tinggi. Pesaing-pesaing terdekat Vin’s Berry Park dijabarkan masing- masing sebagai berikut:
a. Little Farmers
Little Farmers adalah sebuah agrowisata yang merupakan unit usaha dari
koperasi karyawan PT. Bio Farma. Koperasi karyawan ini bertanggung jawab langsung pada PT. Bio Farma. Agrowisata seluas empat hektar ini berlokasi di Jln.
Kolonel Masturi no. 339 Cisarua-Lembang. Agrowisata ini lebih dulu berdiri ketimbang Vin’s Berry Park sehingga telah lebih dulu dikenal masyarakat.
Obyek wisata yang ditawarkan adalah petik stroberi sendiri, berkebun dan beternak. Stroberi dipetik dari kebun terbuka yang organik. Hasil buah stroberi
yang diproduksi berukuran sedang dengan tekstur kasar. Selain stroberi, berbagai jenis sayuran seperti wortel,tomat, bawang daun juga ditanam. Tanaman-tanaman
yang disebutkan tadi merupakan tanaman yang dapat dipilih pengunjung untuk berkebun. Beternak juga merupakan pilihan wisata yang menarik, disini
pengunjung dapat melihat dan mempraktekkan sendiri proses memelihara ternak. Pilihan ternak yang dapat dipilih bermacam- macam mulai dari sapi sampai cacing.
Pengunjung dapat lebih dalam mempelajari kegiatan-kegiatan diatas melalui pelatihan agribisnis yang disediakan perusahaan. Semua kegiatan ini dipandu oleh
pemandu yang merupakan karyawan tetap agrowisata Little Farmers. Produk olahan stroberi seperti jus, selai bahkan bibit stroberi pun
disediakan oleh perusahaan. Pengunjung dapat membeli berbagai sayuran yang diambil dari kebun. Karena Little Farmers memiliki peternakan sapi maka
pengunjung bisa menikmati susu sapi segar. Produk-produk olahan ini dijual di cafe
bersama dengan masakan dan minuman lain yang ditawarkan disana. Selain
cafe , terdapat saung-saung yang dapat dinikmati pengunjung untuk beristirahat
dan menikmati pemandangan alam yang ada. Sarana dan prasarana seperti lapangan parkir yang luas, kamar mandi dan musola juga disediakan.
Little Famers juga melengkapi agrowisata mereka dengan sejumlah
permainan yang membuat pengunjung dapat memilih kegiatan yang bervariasi selain berkebun dan beternak. Permainan tersebut antara lain adalah berkuda,
Flying Fox, Two line bridge , mini arung jeram, paint ball, motor ATV, serta
hiking lintas bukit.Area Little Farmers yang luas sayangnya tidak diikuti oleh
kebersihan lingkungan area agrowisata ini. Area ini juga dengan mudah dimasuki oleh pedagang-pedagang asongan sehingga menciptakan ketidaknyamanan bagi
pengunjung. Kegiatan-kegiatan dan produk-produk yang disebutkan diatas ditawarkan
dengan harga yang relatif murah. Promosi yang dilakukan berupa pembagian leaflet
dan brosur kepada pengunjung yang datang.
b. Kavling Stroberi
Kavling Stroberi adalah agrowisata stroberi yang berdiri sembilan bulan yang lalu. Kavling Stroberi terletak di Jln Sersan Bajuri KM 5,8 wisata bunga
Cihideung-Lembang. Kavling Stroberi adalah salah satu contoh agrowisata yang merupakan bagian dari booming agrowisata stroberi yang terjadi tahun 2006 lalu.
Sesuai dengan namanya, agrowisata ini berupa kavling-kavling green house stroberi yang letaknya dalam satu area tetapi tidak berdekatan. Letaknya
tidak berdekatan karena kavling stroberi harus berbagi lahan dengan beberapa petani bunga dan sayuran yang telah lebih dulu menempati lokasi itu. Kavling-
kavling inilah yang menjadi keunikan mereka, pengunjung dapat menyewa
kavling tertentu untuk dipetiki buah stroberinya. Stroberi dibudidayakan secara hidroponik dalam masing- masing kavling dengan prduksi buah berukuran sedang.
Selain kavling-kavling green house, Kavling Stroberi memiliki sebuah cafe yang menjual berbagai produk olahan stroberi seperti jus, dodol stroberi, selai stroberi,
sirup dan sari buah stroberi. Sarana prasrana lain yang tersedia hanya kamar mandi dan lapangan parkir yang tidak luas. Pemandangan yang dapat dilihat juga
terbatas karena terhalang oleh beberapa rumah dan bangunan. Harga yang ditawarkan untuk kegiatan petik stroberi relatif murah. Promosi yang dilakukan
melalui leaflet dan brosur serta melalui internet.
c. Rumah Stroberi
Rumah Stroberi adalah salah satu agrowisata yang telah lama berdiri. Rumah Stroberi mulai beroperasi sebagai sebuah agrowisata sejak empat tahun
yang lalu. Agrowisata seluas satu setengah hektar ini berlokasi di Jln. Cigugur Girang No. 145 Parongpong- Lembang.
Rumah Stroberi mengelola budidaya stroberi yang unik. Agrowisata ini memiliki 30 green house dimana tiap green house didesain dengan rapi sehingga
terkesan elegan dan tidak seperti sedang dikebun. Lantai green house yang umumnya dibiarkan beralaskan tanah, diberi bata agar konsumen lebih nyaman.
30 green house ini menghasilkan buah stroberi dengan ukuran sedang, budidaya yang dilakukan sangat mirip dengan sistem budidaya Vin’s Berry Park.
Selain 30 green house, area Rumah Stroberi didesain dengan sangat indah.Terdapat lapangan yang cukup luas yang digunakan pengunjung untuk
melakukan aktivitas permainan ketika ada kegiatan gathering atau familiy games dsb.Lapangan parkir cukup luas juga disediakan agrowisata ini. Diantara
agrowisata yang terdapat di Kabupaten Bandung, Rumah Stroberi memiliki desain tempat yang paling bagus. Berbagai produk olahan juga tersedia seperti jus, selai
stroberi, stroberi segar, sirup stroberi, dodol stroberi dan sari buah stroberi. Semua produk ini dijual di cafe yang juga menawarkan berbagai makanan lainnya. Cafe
ini termasuk salah satu daya tarik dari tempat ini karena desain cafe yang unik. Terdapat berbagai tempat nyaman dalam cafe yang didesain dengan nuansa sunda,
jepang, maupun eropa. Kenyamanan cafe ini serta banyaknya green house menjadikan Rumah Stroberi sebagai salah satu agrowisata stroberi yang terkenal.
Rumah Stroberi telah diliput berbagai media cetak seperti televisi, majalah dan koran sehingga Rumah Stroberi dikenal dengan sangat luas. Kegiatan petik
stroberi ditawarkan dengan harga yang umum diberikan agrowisata lain.
d. Spirit Camp
Spirit Camp adalah agrowisata berkebun stroberi dan sayuran lainnya yang
terletak Jln Sersan Bajuri KM 4,5 Lembang. Spirit Camp yang memiliki luas area sebesar satu setengah hektar ini menawarkan kegiatan berkebun yang bervariasi.
Pengunjung dapat memilih beberapa pilihan tanaman untuk dipetik dan ditanam diantaranya stroberi, sayuran dan beberapa tanaman obat. Beberapa produk olahan
stroberi seperti jus dan selai stroberi serta buah stroberi dan sayuran segar juga ditawarkan oleh agrowisata ini. Produk-produk ini dapat ditemukan di cafe.
Salah satu kelebihan agrowisata ini adalah playground untuk anak-anak yang luas dan disusun dengan sangat rapi serta terdiri atas beberapa variasi
permainan seperti Flying Fox, Trampolin, balok keseimbangan, berkuda, bersepeda, permainan air, permainan tradisional. Kelebihan lainnya terle tak pada
obyek wisata tambahan yakni Mini Zoo yang menghadirkan bermacam- macam
binatang seperti rusa, kelinci, beberapa unggas dsb. Paket belajar fisika di alam untuk siswa SLTP dan SMU dengan bimbingan pengajar fisika dari salah satu
institut teknologi terkenal di Bandung merupakan program terbaru yang dipromosikan tempat ini. Harga yang ditawarkan untuk kegiatan – kegiatan yang
telah disebutkan diatas cukup mahal. Promosi yang dilakukan sejauh ini masih berupa pembagian leaflet dan brosur kepada pengunjung.
e. Pesona Strawberry
Pesona Strawberry berlokasi di Lembang. Agrowisata ini tidak lebih istimewa dari agrowisata lainnya dimana buah stroberi dan proses budidayanya
merupakan daya tarik utamanya. Proses budidaya yang dilakukan adalah budidaya stroberi dalam kebun terbuka secara organik dengan Buah yang dihasilkannya
berukuran sedang. Agrowisata ini tidak memiliki cafe, namun memiliki sebuah toko yang menjual berbagai produk olahan stroberi seperti selai stroberi, dodol
stroberi , sirup stroberi dan sari buah stroberi. Sarana prasarana pendukung seperti lapangan parkir yang memadai dan kamar mandi tidak dimiliki agrowisata ini.
Walaupun demikian tempat ini memiliki permainan lain yang cukup menarik yaitu motor ATV yang dapat digunakan berkeliling kebun. Harga petik yang
ditawarkan sama dengan beberapa tempat agrowisata stroberi di Lembang. Promosi yang dilakukan minim sekali, bahkan leaflet dan brosur untuk dibagikan
kepada pengunjung pun tidak ada.
f. Strawberry Land
Strawberry Land adalah salah satu agrowisata stroberi yang terdapat di
kawasan Ciwidey. Agrowisata stroberi berkembang dengan pesat pada tahun 2006
lalu di Ciwidey, namun hanya beberapa yang betul-betul dikelola secara profesional dan Strawberry Land termasuk yang terbaik diantaranya. Strawberry
Land membudidayakan stroberi pada lahan terbuka dengan sistem budidaya yang
konvensional. Fasilitas rekreasi yang dimiliki berupa sejumlh permainan anak seperti ayunan dan jungkat-jungkit serta beberapa saung untuk beristirahat.
Strawberry Land menyediakan berbagai produk olahan stroberi seperti jus, selai
dsb yang dijual bersama dengan sejumlah makanan lainnya di cafe. Fasilitas umum yang dimiliki cukup baik seperti lapangan parkir, kamar mandi dan musola.
Salah satu keunikan produk olahan yang dijua lnya adalah sambal stroberi. Stroberi digunakan sebagai pengganti tomat pada sambal, sambal stroberi seperti
ini tidak ditemui di tempat-tempat lain di sekitar Ciwidey. Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa jumlah pesaing
yang dihadapi oleh Vin’s Berry Park cukup banyak mengingat mereka berada di wilayah yang berdekatan. Jumlah pesaing yang banyak mengindikasikan
persaingan yang ketat diantara para anggota industri agrowisata di Kabupaten Bandung. Hal lain yang bisa kita dapatkan dari penjelasan diatas adalah bahwa
produk yang ditawarkan oleh masing- masing anggota industri serupa dengan diferensiasi yang sedikit atau bahkan hampir tidak ada. Ini mengindikasikan
bahwa persaingan diantara anggota industri menjadi persaingan harga dan pelayana n sehingga persaingan dalam industri menjadi semakin ketat.
6.3.2 Ancaman Pendatang Baru
Ancaman masuknya pendatang baru ke dalam industri tergantung kepada rintangan masuk yang ada, digabung dengan reaksi dari para pesaing yang telah
ada yang dapat diperkirakan oleh pendatang baru Porter,1993. Ada enam sumber
rintangan memasuki industri yaitu 1 skala ekonomis 2 diferensiasi produk 3 kebutuhan modal 4 biaya beralih pemasok 5 akses ke saluran distribusi 6
kebijakan pemerintah. Hambatan masuk industri agrowisata stroberi tidak sulit. Untuk menjadi
sebuah agrowisata stroberi perlu dipersiapkan budidaya stroberi serta produksinya yang baik. Dalam hal ini tidak dibutuhkan skala ekonomis yang besar dalam
budidaya dan produksi, berapa pun lahan yang dimiliki dapat dijadikan wisata agro stroberi selama lahan yang digunakan produktif. Kebutuhan modal yang
harus dipersiapkan untuk membuka agrowisata stroberi juga tidak besar, sebagai contoh para petani di kawasan Ciwidey memanfaatkan halaman rumah mereka
untuk dijadikan agrowisata stroberi sehingga modal yang dikeluarkan sangat sedikit sebatas biaya produksi saja.
Kebijakan pemerintah juga tidak menyulitkan untuk memulai usaha semacam ini karena peraturan mengenai hal ini memang belum ada. Apalagi
produk agrowisata ini serupa sehingga tidak ada satu perusahaan dalam pasar yang memiliki pelanggan yang setia sehingga tidak ada biaya besar yang harus
dikeluarkan pendatang baru untuk mengambil para pelanggan yang setia tersebut. Biaya beralih pemasok juga kecil, sebagi contoh mayoritas para pelaku agrowisata
stroberi di Ciwidey yang saat ini menanam stroberi sebelumnya adalah petani sayuran yang beralih menanam stroberi. Alih tanam ini tidak menimbulkan
masalah terbukti dari banyaknya petani yang beralih menanam stroberi pada tahun 2006 lalu.
6.3.3 Ancaman Produk Pengganti
Mengenali produk-produk pengganti adalah persoalan mencari produk lain yang dapat menjalankan fungsi yang sama seperti produk dalam industri Porter,
1993. Produk pengganti yang perlu mendapat perhatian besar adalah produk- produk yang 1 mempunyai kecenderungan untuk memiliki harga atau prestasi
yang lebih baik ketimbang produk industri 2 dihasilkan oleh industri yang berlaba tinggi.
Produk pengganti untuk agrowisata stroberi adalah agrowisata lain yang menawarkan keunikan budidaya, teknologi proses serta keindahan alam dari
komoditas yang berbeda. Saat ini perkembangan agrowisata sedang berkembang pesat, hal ini karena secara umum perkembangan ecotourism juga sedang
berkembang dan sangat diminati oleh wisatawan. Oleh karena itu tempat wisata alam juga merupakan produk pengganti yang mengancam keberadaan agrowisata
stroberi di Kabupaten Bandung, khususnya Vin’s Berry Park, karena tempat wisata semacam ini juga menawarkan pengalaman rekreasi yang serupa dengan
agrowisata. Ancaman substitusi terdekat datang dari wisata alam Tangkuban Perahu, Maribaya, dan Perkebunan teh Ciater.
6.3.4 Daya Tawar Pemasok
Pemasok dapat menggunakan daya tawar terhadap para peserta industri dengan mengancam akan menaikkan harga atau menurunkan mutu produk atau
jasa yang dibeli Porter, 1993. Budidaya stroberi adalah daya tarik utama agrowisata dalam industri ini, maka input terpenting dari agrowisata ini adalah
bibit stroberi. Para peserta indutri ini dapat menggunakan bibit lokal maupun bibit impor. Posisi pemasok bibit lokal bisa dikatakan sama kuat mengingat para
peserta industri ini adalah konsumen utama bagi pemasok. Walaupun jumlah pemasok lokal lebih sedikit ketimbang peserta industri tetapi kekuatan tawar-
menawar pemasok lokal relatif berimbang dengan industri. Hal berbeda dihadapi oleh agrowisata stroberi yang menggunakan bibit
impor. Kekuatan tawar menawar pemasok bibit impor ini lebih kuat ketimbang peserta industri. Dari wawancara dengan salah satu pemilik agrowisata yang
menggunakan bibit impor diketahui bahwa untuk mengimpor bibit diperlukan izin resmi dari departemen pertanian yang birokrasinya cukup rumit. Dalam industri
ada beberapa perusahaan yang menggunakan bibit impor. Salah satu kelebihan bibit impor adalah hasil buahnya lebih besar dari bibit lokal. Vin’s Berry Park
adalah salah satu agrowisata yang menggunakan bibit impor, namun bagi mereka hal ini bukan merupakan suatu ancaman karena pemilik telah memiliki hubungan
yang baik dengan pemasok dan dengan Departemen Pertanian sebagi pemberi izin mengimpor bibit.
6.3.5 Daya Tawar Pembeli
Porter 1993 menyatakan bahwa pembeli bersaing dengan industri dengan cara memaksa harga untuk turun, tawar- menawar untuk mutu yang lebih tinggi
dan pelayanan yang lebih baik. Kekuatan pembeli dalam industri sangat ditentukan dari karakteristik pasarnya dan kepentingan relatif pembeli dari
industri yang bersangkutan. Pembeli yang dihadapi Vin’s Berry Park memiliki kekuatan yang kuat.
Kondisi industri agrowisata saat ini sangat menguntungkan pembeli, saat ini pembeli dihadapi dengan sejumlah agrowisata yang menawarkan produk-produk
yang hampir serupa. Keadaan ini menyebabkan pembeli memiliki pilihan rekreasi
wisata agro yang banyak, pembeli dengan mudah dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain jika kebutuhan atau permintaannya tidak dapat dipenuhi.
Proses untuk berpindah juga dimungkinkan karena biaya peralihan atau biaya untuk berpindah tempat wisata sangat kecil karena para anggota industri terletak
berdekatan dan menawarkan produknya dengan harga yang bersaing.
6.4 Analisis Lingkungan Internal