2. Agrowisata Ruang Terbuka Buatan Kawasan agrowisata ruang terbuka buatan ini dapat didesain pada
kawasan-kawasan yang spesifik, namun belum dikuasai atau disentuh oleh masyarakat adat. Tata ruang peruntukan lahan diatur sesuai dengan daya
dukungnya dan komoditas pertanian yang dikembangkan memiliki nilai jual untuk wisatawan. Atraksi-atraksi yang akan dijadikan obyek wisata pun dapat disusun
sedemikian rupa sehingga menghasilkan atraksi yang menarik. Dalam pengembangan agrowisata ruang terbuka campur tangan dalam pengaturan alam
dan usaha pertanian yang dilakukan sangat dominan. Fasilitas pendukung untuk agrowisata ini tetap disediakan asal tidak menggangu ekosistem alaminya. Fungsi
manajemen dapat dijalankan oleh suatu pengelola namun untuk atraksi pertanian tetap dijalankan oleh petani lokal.
2.4 Manfaat Pengembangan Agrowisata
Pengembangan agrowisata membawa berbagai manfaat yang dapat diuraikan sebagai berikut Deptan, 2005:
1. Melestarikan Sumberdaya Alam Agrowisata pada dasarnya merupakan bisnis yang sangat mengandalkan
keunikan, keaslian, kenyamanan dan keindahan alam. Agrowisata termasuk ke dalam wisata ekologi eco-tourism, yaitu kegiatan perjalanan wisata dengan tidak
merusak atau mencemari alam dengan tujuan untuk mengagumi dan menikmati keindahan alam, hewan atau tumbuhan liar di lingkungan alaminya serta sebagai
sarana pendidikan. Konsekuensi logis dari hal ini adalah pengusaha agrowisata
harus senantiasa menjaga kualitas lingkunga n alam, terutama dalam wilayah yang dijelajahi oleh wisatawan.
2. Mengkonversi Teknologi Lokal Keunikan teknologi lokal yang merupakan hasil dari seleksi alam
merupakan aset bagi agrowisata karena keunikan teknologi lokal tersebut menjadi sebuah atraksi yang menarik bagi wisatawan. Dengan demikian teknologi lokal
yang merupakan teknologi asli bangsa ini dapat terus dilestarikan. Salah satu contoh teknologi lokal yang berhasil digunakan adalah talun kebun atau
pekarangan yang telah berkembang di masyarakat Jawa Tengah dan Jawa Timur. 3. Meningkatkan Pendapatan Petani dan Masyarakat Sekitar
Selain memberikan nilai keindahan, kenyamanan, dan pengetahuan atraksi agrowisata dapat mendatangkan bagi petani serta masyarakat sekitar. Wisatawan
yang berkunjung akan menjadi konsumen produk pertanian yang dihasilkan sehingga pemasaran hasil pertanian me njadi lebih efisien. Kesadaran petani untuk
menjaga kualitas lingkungan mereka akan menambah kelanggengan produksi mereka sehingga dengan sendirinya pendapatan mereka akan meningkat. Bagi
masyarakat sekitar, banyaknya jumlah wisatawan yang berkunjung dapat membuka peluang usaha untuk menjual jasa dan hasil produk pertanian
agrowisata tersebut untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan wisatawan.
2.5 Faktor Keberhasilan Agrowisata
Syamsu 2001 melakukan identifikasikan terhadap faktor yang berkaitan dengan keberhasilan agrowisata, dalam kaitannya dengan atraksi yang ditawarkan
sebagai obyek wisata, sebagai berikut:
1. Kelangkaan, jika wisatawan melakukan wisata di suatu kawasan agrowisata, wisatawan mengharapkan suguhan hamparan perkebunan atau taman yang
mengandung unsur kelangkaan karena tanaman tersebut sangat jarang ditemukan pada saat ini.
2. Kealamiahan, yaitu bahwa atraksi agrowisata juga akan sangat menentukan keberlanjutan dari agrowisata yang dikembangkan.
3. Keunikan yang benar berbeda dengan objek wisata yang ada; keunikan dapat berupa budaya, tradisi dan teknologi lokal pada objek wisata tersebut.
4. Pelibatan tenaga kerja, dalam hal ini diharapkan agar pengembangan agrowisata dapat melibatkan tenaga kerja setempat.
5. Optimalisasi penggunaan lahan, dalam arti bahwa lahan pertanian atau perkebunan dimanfaatkan secara optimal dalam pengembangan agrowisata.
6. Keadilan dan pertimbangan pemerataan, dalam hal ini pengembangan agrowisata diharapkan dapat menggerakkan perekonomian masyarakat secara
keseluruhan, baik masyarakat petanidesa, penanam modal dan pemerintah. 7. Penataan kawasan, dimaksudkan agar mengoptimalkan lahan pertanian
sebagai obyek wisata.
III. KERANGKA PEMIKIRAN