2.5 Kaitan antara Materi Pokok Larutan Penyangga,
Multimedia Interaktif dan Miskonsepsi
Menurut Tsaparlis 2003, kimia merupakan salah satu kajian ilmu yang bersifat abstrak sehingga sulit dipahami. Kean 1985 juga menyebutkan
bahwa sebagian besar kimia bersifat abstrak. Ciri khas dunia kimia yang tak nampak harus dikhayalkan karena tidak dapat dialami langsung.
Salah satu bahan kajian kimia yang bersifat abstrak adalah materi pokok larutan penyangga karena di dalam materi tersebut mekanisme larutan
penyangga dalam mempertahankan pH tidak dapat diamati secara langsung bersifat invisible, hal ini merujuk pada level mikroskopis dari materi larutan
penyangga. Selain itu, materi larutan penyangga juga meliputi level makroskopis yang dapat dipelajari melalui percobaan maupun level simbolik yang melibatkan
penulisan reaksi-reaksi kimia dan rumus pH. Materi larutan penyangga termasuk materi banyak menimbulkan
miskonsepsi. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian M a’rifah 2012 yang
menemukan bahwa miskonsepsi pada materi pokok larutan penyangga setelah menggunakan strategi konflik kognitif masih begitu banyak, yaitu meliputi
pengertian dan sifat larutan penyangga 46,67, pH larutan penyangga pada penambahan asambasa 26,67, pH larutan penyangga dengan prinsip
kesetimbangan 30,00, fungsi larutan penyangga 26,67. Konsep dalam bab ini membutuhkan pemahaman yang mendalam serta melibatkan penggunaan
reaksi kimia, perhitungan kimia stoikiometri, dan rumus-rumus dalam menentukan pH. Keterkaitan antara aspek-aspek yang ada dalam konsep larutan
penyangga tersebut yang membuat siswa mengalami kesulitan belajar dan cenderung miskonsepsi.
Kean 1985 menawarkan sebuah pendekatan studi dalam belajar kimia yang sebagian besar bersifat abstrak, yaitu dengan menciptakan gambar
batin mengenai dunia abstrak yang dipelajari. Hal ini dapat dilakukan dengan menyajikan materi pembelajaran dalam bentuk multimedia interaktif. Pemilihan
ini berdasarkan pada pertimbangan bahwa penggunaan multimedia interaktif dapat memadukan animasi, gambar, teks, audio, dan video sehingga dapat
memvisualisasikan, menganalogikan dan menyajikan materi yang bersifat abstrak. Dengan demikian, diharapkan penggunaan multimedia interaktif dapat
meminimalisasi adanya miskonsepsi.
2.6 Kajian Penelitian yang Relevan