3.5.4.3 Validitas
Validitas instrumen tes dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu validitas isi soal dan validitas butir soal.
3.5.4.3.1 Validitas isi soal
Validitas isi soal tes diagnostik miskonsepsi dikatakan tinggi apabila tes tersebut dapat mengungkap data-data mengenai miskonsepsi yang terjadi pada
diri siswa secara tepat. Upaya untuk memperoleh validitas isi soal dilakukan melalui konsultasi dengan dosen pembimbing dan menyesuaikan soal tes dengan
kurikulum yang berlaku. 3.5.4.3.2
Validitas butir soal Validitas butir soal diuji menggunakan rumus korelasi Product
Moment yaitu dengan mengkorelasikan skor butir pada setiap soal dengan skor totalnya. Menurut Sudijono 1987, teknik korelasi Product Moment digunakan
apabila berhadapan dengan kenyataan berikut ini: a. Variabel yang dikorelasikan berbentuk gejala atau data yang bersifat kontinu.
b. Sampel yang diteliti mempunyai sifat homogen, atau setidak-tidaknya mendekati homogen.
c. Regresinya merupakan regresi linear. Rumus korelasi Product Moment berdasarkan Suharsimi 2006 adalah sebagai
berikut:
r
xy
= N
XY − X Y N X
2
− X
2
N Y
2
− Y
2
dimana: r
xy
= koefisien korelasi suatu butiritem
N =
jumlah subyek X
= skor suatu butiritem
Y =
skor total Nilai r kemudian dikonsultasikan dengan r
tabel
r
kritis
. Bila r
hitung
dari rumus di atas lebih besar dari r
tabel
maka butir tersebut valid. Berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan terhadap 30 siswa kelas XII
IPA 1 SMA Negeri 1 Jatisrono, dari 30 butir soal yang diujicobakan diperoleh: 1. Soal-soal yang valid ada 24 soal dengan nomor 3, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 14, 15,
16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28 dan 30. 2. Soal-soal yang termasuk kategori tidak valid ada 6 yaitu soal dengan nomor
1, 2, 4, 10, 13 dan 29. Perhitungan hasil validitas soal uji coba ini dapat dilihat pada lampiran 13
halaman 228.
3.5.4.4 Reliabilitas
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang
sama Sugiyono, 2010. Sehingga reliabilitas suatu instrumen menyatakan derajat konsistensi data hasil pengukuran. Rumus yang digunakan untuk menghitung
reliabilitas instrumen soal tes diagnostik miskonsepsi ini adalah rumus Alpha Cronbach. Rumus Alpha Cronbach digunakan untuk menghitung reliabilitas
instrumen yang skornya bukan satu dan nol. Suharsimi 2006 menyatakan rumus
Alpha Cronbach yang digunakan untuk menghitung reliabilitas instrumen adalah sebagai berikut:
r
11
=
k k
− 1
1 −
Σ�
2
�
2
dengan � =
Σ
2
−
Σ 2
dimana: r
11
= reliabilitas instrumen k
= banyaknya butir soal �
2
= jumlah variansi butir �
2
= variansi total X
= skor siswa pada setiap butir soal N
= jumlah siswa Sebagai acuan untuk menginterpretasi nilai koefisien reliabilitas
digunakan kriteria menurut Suharsimi 2010 yang disajikan pada Tabel 3.7. Tabel 3.7 Interpretasi nilai koefisien reliabilitas
Besarnya nilai r Interpretasi
Antara 0,81 sd 1,00 Antara 0,61 sd 0,80
Antara 0,41 sd 0,60 Antara 0,21 sd 0,40
Antara 0,00 sd 0,20 Reliabilitas sangat tinggi
Reliabilitas tinggi Reliabilitas sedang
Reliabilitas rendah Reliabilitas sangat rendah
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh r
11
= 0,91. Nilai koefisien
korelasi tersebut pada interval 0,81 sd 1,00 yang berarti reliabilitas soal dalam
kategori sangat tinggi. Perhitungan reabilitas ini dapat dilihat pada lampiran 12 halaman 227.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
3.6.1 Tes Diagnostik Miskonsepsi
Tes diagnostik miskonsepsi digunakan untuk mengidentifikasi miskonsepsi yang terjadi pada siswa mengenai materi pokok larutan penyangga
yang dilakukan pada siswa kelas XI sebelum dan setelah proses pembelajaran.
3.6.2 Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode untuk mencari data mengenai hal –
hal yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, agenda atau sebagainya Suharsimi, 2006. Metode dokumentasi ini digunakan untuk mengetahui nama
– nama siswa dan nilai siswa pada semester ganjil sebagai dasar analisis data tahap
awal.
3.7 Pembuatan Multimedia Interaktif
Multimedia interaktif disusun secara sistematis dengan tahapan mulai dari produksi wacana, pembuatan Story Board, dan pembuatan program media.
3.7.1 Produksi Wacana
Multimedia interaktif ini ditujukan untuk meminimalisasi adanya miskonsepsi pada siswa, maka dalam pembuatannya harus mempertimbangkan
kemungkinan miskonsepsi yang akan dialami siswa. Oleh sebab itu, pada tahap produksi wacana dilakukan studi pustaka terhadap miskonsepsi yang biasanya
terjadi pada materi larutan penyangga dengan mengkaji buku-buku yang relevan dan mengkaji penelitian terdahulu.