3. Persentase siswa yang tidak paham konsep pada kelas eksperimen lebih rendah daripada kelas kontrol.
Berdasarkan hal tersebut, maka sebelum dilakukan perhitungan persentase terlebih dahulu dilakukan pengkategorisasian tiap-tiap jawaban siswa
berdasarkan tingkat penguasaan konsepnya. Rumus yang digunakan dalam perhitungan presentase jawaban siswa adalah:
P = x 100
T = x 100
M = x 100 Keterangan:
P = Persentase siswa kategori paham konsep
T = Persentase siswa kategori tidak paham konsep
M = Persentase siswa kategori miskonsepsi
P = Jumlah siswa kategori paham konsep
M = Jumlah siswa kategori miskonsepsi
T = N =
Jumlah siswa kategori tidak paham konsep Jumlah siswa yang menjadi subjek penelitian
3.8.2.2 Analisis peningkatan hasil belajar kognitif siswa
Analisis peningkatan hasil belajar kognitif siswa digunakan untuk mengetahui apakah peningkatan hasil belajar kognitif siswa pada kelas
eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol. Peningkatan hasil belajar kognitif siswa ditentukan melalui perhitungan gain ternormalisasi. Berikut ini adalah
rumus gain ternormalisasi berdasarkan Meltzer 2002:
� = –
− Hasil perhitungan diinterpretasikan dengan menggunakan indeks gain
� menurut klasifikasi Meltzer 2002 yang dapat dilihat pada Tabel 3.9 berikut ini:
Tabel 3.9 Kriteria gain Indeks gain
Interpretasi g 0,70
0,30 g ≤ 0,70 g ≤ 0,30
Tinggi Sedang
Rendah Multimedia interaktif efektif untuk meminimalisasi miskonsepsi siswa jika nilai
� pada kelas eksperimen lebih besar daripada nilai � pada kelas kontrol.
3.8.2.3 Uji kesamaan dua rata-rata tingkat penguasaan konsep siswa
Uji ini digunakan untuk membuktikan hipotesis utama, yaitu penggunaan multimedia interaktif efektif untuk meminimalkan miskonsepsi siswa
pada materi pokok larutan penyangga. Multimedia interaktif efektif untuk meminimalkan miskonsepsi siswa jika rata-rata tingkat penguasaan konsep siswa
pada kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol, artinya: 1. Rata-rata jawaban yang tergolong paham konsep pada kelas eksperimen lebih
tinggi daripada kelas kontrol. 2. Rata-rata jawaban yang tergolong miskonsepsi pada kelas eksperimen lebih
rendah daripada kelas kontrol. 3. Rata-rata jawaban yang tergolong tidak paham konsep pada kelas eksperimen
lebih rendah daripada kelas kontrol.
Uji kesamaan dua rata-rata ini dilakukan pada tiap-tiap tingkat penguasaan konsep siswa yang mencakup paham konsep, miskonsepsi dan tidak
paham konsep sehingga data siswa harus dikelompokkan terlebih dahulu berdasarkan kriteria tingkat penguasaan konsepnya kemudian diberikan skor
berdasarkan kriteria penilaiannya. Sebelum melakukan uji kesamaan dua rata-rata terlebih dahulu
dilakukan uji normalitas dan uji kesamaan dua varians.
3.8.2.3.1 Uji normalitas data
Uji ini digunakan untuk mengetahui normal tidaknya data yang akan dianalisis. Jika data yang diperoleh berdistribusi normal, maka uji selanjutnya
menggunakan statistik parametrik. Namun, jika data yang diperoleh berdistribusi tidak normal, maka uji selanjutnya menggunakan statistik non parametrik.
Pasangan hipotesis yang diuji: Ho: distribusi data berbeda dengan distribusi normal.
Ha: distribusi data tidak berbeda dengan distribusi normal. Uji statistik yang digunakan adalah uji chi-kuadrat dengan rumus:
X
2
= O
i
− E
i 2
E
i k
i=1
Keterangan: X
2
= chi kuadrat O
i
= frekuensi pengamatan E
i
= frekuensi yang diharapkan k
= banyaknya kelas
Menurut Sudjana 2005, kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut : 1. H
diterima jika
3 1
2 2
k hitung
dengan taraf signifikan 5 dan derajat kebebasan k-3, yang berarti bahwa data tidak berbeda normal atau data
berdistribusi normal. 2. H
ditolak jika dengan taraf signifikan 5 dan derajat
kebebasan k-3, yang berarti bahwa data berbeda normal atau tidak berdistribusi normal.
3.8.2.3.2 Uji kesamaan dua varians
Uji kesamaan dua varians bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kelompok memiliki varians yang sama atau tidak. Hipotesis yang digunakan
dalam uji homogenitas adalah: H
= Varians data hasil belajar kelas eksperimen tidak berbeda dengan kelas kontrol.
H
a
= Varians data hasil belajar kelas eksperimen tidak berbeda dengan kelas kontrol.
Kesamaan dua varians diuji menggunakan rumus:
� = �
� Menurut Sugiyono 2010 H
diterima jika F
hitung
F
0,5 αv1, v2
dengan v
1
= n
1
– 1 dan v
2
= n
2
– 1, dimana n
1
= banyaknya data terbesar dan n
2
= banyaknya data terkecil dan taraf kesalahan
α adalah 5.
2 hitung
2 3
1
k
3.8.2.3.3 Uji kesamaan dua rata-rata
Uji kesamaan dua rata-rata yang digunakan adalah uji satu pihak. Berikut ini adalah hipotesis yang dikemukakan pada tiap-tiap tingkat penguasaan
konsep siswa. 1. Uji kesamaan rata-rata pada jawaban yang tergolong paham konsep
menggunakan uji pihak kanan. Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
H : Rata-rata jawaban yang tergolong paham konsep antara kelas
eksperimen yang menggunakan multimedia interaktif dan kelas kontrol yang tidak menggunakan multimedia interaktif adalah sama.
H
a
: Rata-rata jawaban yang tergolong paham konsep pada kelas eksperimen yang menggunakan multimedia interaktif lebih tinggi
daripada kelas kontrol yang tidak menggunakan multimedia interaktif. 2. Uji kesamaan rata-rata pada jawaban yang tergolong miskonsepsi
menggunakan uji pihak kiri. Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: H
: Rata-rata jawaban yang tergolong miskonsepsi antara kelas eksperimen yang menggunakan multimedia interaktif dan kelas kontrol yang tidak
menggunakan multimedia interaktif adalah sama. H
a
: Rata-rata jawaban yang tergolong miskonsepsi pada kelas eksperimen yang menggunakan multimedia interaktif lebih rendah daripada kelas
kontrol yang tidak menggunakan multimedia interaktif.
3. Uji kesamaan rata-rata pada jawaban yang tergolong tidak paham konsep menggunakan uji pihak kiri. Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
H : Rata-rata jawaban yang tergolong tidak paham konsep antara kelas
eksperimen yang menggunakan multimedia interaktif dan kelas kontrol yang tidak menggunakan multimedia interaktif adalah sama.
H
a
: Rata-rata jawaban yang tergolong tidak paham konsep pada kelas eksperimen yang menggunakan multimedia interaktif lebih rendah
daripada kelas kontrol yang tidak menggunakan multimedia interaktif. Jika
1 2
=
2 2
dalam uji-t digunakan rumus sebagai berikut: =
1
−
2
1
1
+ 1
2
dengan
2
=
1
− 1
1 2
+
2
− 1
2 2
1
+
2
− 2 dk
=
1
+
2
− 2 Keterangan:
1
: rata-rata skor pada kelas kontrol
2
: rata-rata skor pada kelas eksperimen s
2
: variansi gabungan s
1 2
: variansi pada kelas kontrol s
2 2
: variansi pada kelas eksperimen
1
: banyaknya siswa pada kelas kontrol
2
: banyaknya siswa pada kelas eksperimen
Menurut Sudjana 2005 kriteria pengujian hipotesisnya adalah sebagai berikut:
1. Uji pihak kanan
H diterima jika t
hitung
t
1- α
dan tolak H jika t mempunyai harga-harga
lain. 2.
Uji pihak kiri H
ditolak jika t
hitung
≤ - t
1- α
. Untuk harga-harga t lainnya H diterima
Sudjana, 2005. Jika
σ
1 2
≠ σ
2 2
, maka yang digunakana adalah statistik t’, yaitu:
′
=
1
−
2 1
2 1
+
2 2
2
Menurut Sudjana 2005 kriteria pengujian hipotesisnya adalah sebagai berikut: 1.
Uji pihak kanan H
ditolak jika t’ ≥
1 1
+
2 2 1
+
2
dan terima H jika t mempunyai harga-harga
lain. 2.
Uji pihak kiri H
ditolak jika t’ ≤
−
1 1
+
2 2 1
+
2
. Untuk harga-harga t lainnya H diterima.
Dimana: w
1
=
1 2
1
w
2
=
2 2
2
t
1
=
1 – α,
1
−1
t
2
=
1 – α,
2
−1
Keterangan :
1
: rata-rata skor pada kelas kontrol
2
: rata-rata skor pada kelas eksperimen s
2
: variansi gabungan s
1 2
: variansi pada kelas kontrol s
2 2
: variansi pada kelas eksperimen
1
: banyaknya siswa pada kelas kontrol
2
: banyaknya siswa pada kelas eksperimen Jika data yang diperoleh tidak berdistribusi normal, maka uji kesamaan
dua rata-rata menggunakan uji nonparametrik, yaitu uji Wilcoxon. Dalam uji Wilcoxon, jika ukuran sampel n lebih besar dari 25, maka J dapat dianggap
berdistribusi normal. Langkah-langkah dalam menggunakan uji Wilcoxon adalah sebagai berikut:
1. Menentukan rata-rata dengan rumus: μ
J
= + 1
4 2. Menentukan simpangan baku. Rumus yang digunakan adalah:
σ
J
= + 1 2 + 1
24 3. Membandingkan Z
hitung
dengan Z
tabel
. Z
tabel
didapat dari daftar distribusi normal baku dengan menggunakan transformasi:
z = − μ
J
σ
J
Keterangan: μ
J
= rata-rata σ
J
= simpangan baku
J = jumlah yang harga mutlaknya paling kecil
n = banyak data yang berubah setelah diberi perlakuan berbeda
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Data hasil penelitian evaluatif diperoleh melalui tes tertulis yang dilakukan sebelum proses pembelajaran pre test dan sesudah proses
pembelajaran post test. Data tersebut kemudian dianalisis serta dilakukan pembahasan sehingga ditemukan kesimpulan. Hal tersebut akan diuraikan dalam
bab 4 ini.
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Analisis Data Tahap Awal
Analisis data tahap awal dilakukan untuk membuktikan bahwa antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berangkat dari kondisi awal yang
sama. Analisis data tahap awal terdiri dari tiga uji, yaitu uji normalitas, uji homogenitas populasi dan uji kesamaan keadaan awal populasi. Data yang
digunakan untuk analisis tahap awal diambil dari nilai UAS kimia kelas XI IPA SMA Negeri 1 Jatisrono pada semester I.
4.1.1.1 Uji normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji kenormalan ini menentukan
jenis statistik yang akan digunakan dalam penelitian. Jika data berdistribusi normal maka menggunakan statistik parametrik tetapi jika data tidak berdistribusi
normal maka statistik yang digunakan adalah statistik non parametrik. Hasil
64