Penokohan Tokoh dan Penokohan

Secara garis besar teknik pelukisan tokoh dalam suatu karya atau lengkapnya adalah pelukisan sifat, sikap, watak, tingkah laku, dan berbagai hal lain yang berhubungan dengan jati diri tokoh dapat dibedakan menjadi dua cara yaitu pelukisan secara langsung dan pelukisan secara tidak langsung Nurgiyantoro 2007:194.

2.2.2.3.2 Penokohan

Penokohan adalah lukisan tokoh cerita baik keadaaan lahiriah maupun batiniah yang berupa pandangan hidup, keyakinan, adat-istiadat, dan sebagainya baik secara langsung maupun tidak langsung yang membentuk karakter tokoh cerita tersebut Sudjiman 1992:75. Peristiwa yang terdapat pada karya fiksi merupakan peristiwa dalam kehidupan sehari-hari, selalu diemban dan dialami oleh tokoh atau pelaku-pelaku tertentu. Pelaku mengemban peristiwa pada cerita fiksi dan pelaku tersebut menjalin suatu cerita dari peristiwa tersebut sering disebut dengan tokoh. Tokoh pada umumnya berwujud manusia, tetapi dapat pula berwujud binatang atau benda yang diinsankan Sudjiman 1992:16. Menurut Jones dalam Nurgiyantoro 2007:165 menyatakan yang dimaksud dengan penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita atau dalam suatu karya sastra yang ingin diungkapkan pengarang melalui karyanya ialah manusia dan kehidupannya. Melalui penokohannya pembaca dapat dengan jelas mengungkap wujud manusia yang perikehidupannya sedang diceritakan pengarang. Penokohan menunjuk pada penempatan tokoh- tokoh tertentu dengan watak-watak tertentu dalam sebuah cerita. Istilah “penokohan” lebih luas pengertiannya daripada “tokoh” dan “perwatakan”. Sebab ia sekaligus mencakup masalah siapa tokoh cerita, bagaimana perwatakannya dan bagaimana penempatan dan pelukisannya dalam sebuah cerita. Akhirnya sanggup memberi gambaran yang jelas kepada pembaca. Istilah tokoh menunjuk pada sifat dan sikap para tokoh seperti yang ditafsirkan pembaca, lebih menunjuk pada pribadi seorang tokoh. Menurut Suharianto 2005:31 menyatakan bahwa penokohan atau perwatakan adalah pelukisan mengenai tokoh cerita, baik keadaan lahirnya maupun keadaan batinnya yang berupa pandangan hidupnya, sikapnya, keyakinannya, adat istiadatnya, dan sebagainya. Penokohan merupakan unsur cerita yang tidak dapat ditiadakan. Melalui penokohan, cerita menjadi lebih nyata dalam angan-angan pembaca. Melalui penokohan juga, pembaca dapat dengan jelas menangkap wujud manusia yang perikehidupannya sedang diceritakan pengarang. Penokohan merupakan pelukisan atau penggambaran watak tokoh oleh pengarang. Menurut Aminuddin 2009:79 menyatakan penokohan adalah cara pengarang menampilkan tokoh atau pelaku. Penokohan menyajikan watak tokoh dan penciptaan citra tokoh, baik keadaan lahir maupun batinnya yang dapat berupa pandangan, sikap, keyakinan, adat istiadatnya. Watak adalah kualitas tokoh, kualitas nalar dan jiwanya yang membedakannya dengan tokoh lain Sudjiman 1992:16. Penokohan lebih luas pengertiannya daripada tokoh dan perwatakan sebab ia sekaligus mencakup masalah siapa tokoh cerita, bagaimana perwatakan, bagaimana penempatan dan pelukisannya dalam sebuah cerita sehingga sanggup memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca. Penokohan sekaligus menyaran pada teknik perwujudan dan pengembangan tokoh dalam sebuah cerita Nurgiyantoro 2007:166. Penokohan dan perwatakan sangat erat kaitannya. Meurut Waluyo 1994:164 menyatakan bahwa terdapat hubungan yang erat antara keduanya. Penokohan berhubungan dengan cara pengarang menentukan dan memilih tokoh-tokohnya serta memberi nama tokoh tersebut, sedangkan perwatakan berhubungan dengan bagaimana watak tokoh-tokoh tersebut. Penokohan dan karakterisasi-karakterisasi sering juga disamakan artinya dengan karakter dan perwatakan menunjuk pada penempatan tokoh-tokoh tertentu dengan watak tertentu dalam sebuah cerita Nurgiyantoro 2007:165. Pembedaan antara tokoh yang satu dengan yang lain lebih ditentukan oleh kausalitas pribadi daripada dilihat secara fisik Nurgiyantoro 2007:165-166. Sebenarnya, apa dan siapa tokoh cerita itu tidak penting benar selama pembaca dapat mengidentifikasi diri pada tokoh-tokoh itu sesuai dengan logika cerita dan persepsinya Nurgiyantoro 2007:166. Istilah penggunaan karakter character sendiri dalam berbagai literatur bahasa Inggris menyaran pada dua pengertian yang berbeda, yaitu sebagai tokoh-tokoh cerita yang ditampilkan, dan sebagai sikap, keterkaitan, keinginan, emosi, dan prinsip moral yang dimiliki tokoh- tokoh tersebut Staton dalam Nurgiyantoro 2007:165. Terkait dengan uraian tersebut, dapat diselaraskan bahwa penokohan adalah penyajian tokoh karakter yang ditampilkan dalam cerita tokoh dan dapat digambarkan secara langsung ataupun tidak langsung. Penokohan yang baik adalah penokohan yang berhasil menggambarkan tokoh-tokoh dalam suatu cerita tersebut yang mewakili tipe-tipe manusia yang dikehendaki tema dan amanat. Menurut Rahmanto 1999:72 menyatakan bahwa perwatakan tokoh-tokoh dalam sebuah novel merupakan latihan yang bermanfaat dalam pengumpulan dan penafsiran peristiwa. Adapun cara pengarang membedakan perwatakan tokoh-tokohnya, antara lain 1 disampaikan sendiri oleh pengarang kepada pembaca, 2 disampaikan pengarang lewat apa yang dikatakan oleh tokoh-tokoh cerita itu sendiri, 3 disampaikan lewat apa yang dikatakan oleh tokoh lain tentang tokoh tertentu, dan 4 disampaikan lewat apa yang terwakili oleh tokoh itu sebagai pemikiran, perasaan, pekerjaan, dan ulangan-ulangan perbuatan. Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan penokohan adalah pelukisan tokoh dengan segala karakternya yang ditampilkan dalam sebuah cerita, baik keadaan lahirnya maupun batinnya yang berupa pandangan hidupnya, keyakinannya, dan adat istiadat. Menurut Aminuddin 2009:80-81 dalam upaya memahami watak pelaku, pembaca dapat menelusurinya melalui hal-hal berikut ini. 1 Tuturan pengarang terhadap karakteristik pelakunya. 2 Gambaran yang diberikan pengarang lewat gambaran lingkungan kehidupannya maupun caranya berpakaian. 3 Menunjukkan bagaimana perilakunya. 4 Melihat bagaimana tokoh itu berbicara dengan dirinya sendiri. 5 Memahami bagaimana jalan pikirannya. 6 Melihat bagaimana tokoh lain berbicara tentangnya. 7 Melihat bagaimana tokoh lain berbincang dengannya. 8 Melihat bagaimana tokoh-tokoh lain itu memberikan reaksi terhadapnya. 9 Melihat bagaimana tokoh itu dalam mereaksi tokoh yang lainnya. Seperti diketahui, yang ingin diungkapkan pengarang melalui karyanya ialah manusia dan kehidupannya. Karena itu penokohan merupakan unsur cerita yang tidak dapat ditiadakan. Melalui penokohan itulah, cerita menjadi lebih nyata dalam angan-angan pembaca. Dan melalui penokohan itu pula, pembaca dapat dengan jelas menangkap wujud manusia yang perikehidupannya sedang diceritakan oleh pengarang. Penokohan yang baik adalah penokohan yang berhasil menggambarkan tokoh-tokoh dan mengembangkan watak dari tokoh-tokoh tersebut yang mewakili tipe manusia yang dikehendaki tema dan amanat. Perkembangannya harus wajar dan dapat diterima berdasarkan hubungan kausalitas. Biasanya dalam sebuah cerita rekaaan terdapat pelaku utama. Tokoh-tokoh lain ditampilkan dalam hubungan pelaku utama ini, sehingga terdapatlah pelaku-pelaku tambahan. Menurut Boulton dalam Aminuddin 2009:79 mengungkapkan bahwa cara pengarang menggambarkan atau memunculkan tokohnya itu dapat dengan berbagai macam. Mungkin pengarang menampilkan tokoh sebagai pelaku yang hanya hidup di alam mimpi, pelaku yang memiliki semangat perjuangan dalam mempertahankan hidupnya, pelaku yang memiliki cara sesuai dengan kehidupan manusia yang sebenarnya, maupun pelaku yang egois, kacau dan mementingkan dirinya sendiri. Dalam cerita fiksi, pelaku ini dapat berupa manusia atau tokoh makhluk lain yang diberi sifat seperti manusia, misalnya kancil, kucing, sepatu, dan sebagainya.

2.2.2.4 Gaya Bahasa