Unsur Intrinsik Novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini

4.2.1 Unsur Intrinsik Novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini

Mengandung Nilai Didik bagi Siswa Unsur-unsur intrinsik novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini yang terdiri atas tema, alur plot, tokoh dan penokohan, latar setting, sudut pandang point of view, gaya bahasa, dan amanat ternyata mengandung nilai-nilai pendidikan yang baik bagi siswa. Dilihat dari karakter dan sifat-sifat tokoh- tokohnya, baik tokoh sentral maupun tokoh bawahan, novel ini menyuguhkan karakter para tokoh yang baik sehingga dapat dijadikan sebagai contoh baik bagi siswa di SMA. Novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini mengandung nilai didik bagi siswa., khususnya karakter tokoh sentral dalam novel ini, yaitu Bu Suci dan Waskito. Unsur intrinsik novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini mengandung pendidikan yang berkaitan dengan nilai etika, nilai moral, nilai agama, nilai sosial, dan nilai lingkungan. Hal tersebut dijelaskan pada pernyataan berikut ini. 1 Pendidikan yang Berkaitan dengan Nilai Etika Bu Suci selalu hormat, patuh dan berbakti kepada orang tuanya. Ia melakukan apa yang dikehendaki kedua orang tuanya, terutama ayahnya. Bu Suci menuruti nasehat orang tua untuk hidup sebiasa mungkin. Segala perselisihan diselesaikan dengan terbuka dan terus terang serta berani mengalah. Hal ini sangat penting bagi kehidupan siswa-siswi, khususnya siswa-siswi SMA. Anak yang bersikap patuh kepada orang tua menjadi kebanggaan semua orang. 2 Pendidikan yang Berkaitan dengan Nilai Moral Unsur intrinsik novel Pertemuan Dua Hati karya Nh.Dini memiliki nilai moral cukup kuat. Nilai yang ingin ditanamkan kepada masyarakat, khususnya pelajar SMA yaitu sebagai berikut ini. a Tidak ada anak jahat. Semua anak pada hakikatnya baik. Jika ada yang nakal secara berlebihan sesungguhnya ia hanya minta perhatian, bimbingan dan pendampingan yang tepat. Buktinya Waskito yang dicap jahat atau anak sukar akhirnya menjadi anak baik setelah mendapat perhatian dari gurunya, yaitu Bu Suci. b Sebagai guru atau pendidik juga orang tua, tidak boleh memberikan penilaian kepada siswa-siswi SD sebagai anak sukar nakal berlebihan atau jahat. Mereka masih anak-anak, masih dapat dibina untuk menjadi baik. 3 Pendidikan yang Berkaitan dengan Nilai Agama. Dari segi agama atau keimanan, tokoh Bu Suci selalu rajin berdoa dan selalu menyerahkan seluruh persoalan hidupnya hanya kepada Tuhan. Hal ini nampak jelas pada waktu ia menghadapi dua persoalan sulit sekaligus, yaitu waktu anak keduanya sakit epilepsi dan muridnya yang bernama Waskito tergolong anak sukar. 4 Pendidikan yang Berkaitan dengan Nilai Sosial Waskito dan teman-teman kelasnya berkat bimbingan dan pendidikan yang diberikan oleh Bu Suci memiliki kepedulian terhadap masyarakat di sekitarnya yang mengalami kesulitan, baik dalam segi ekonomi maupun pendidikan. Mereka juga mempunyai sifat gotong royong yang baik, kerja kelompok yang baik dan kompak. Mereka saling melengkapi satu sama lain terutama untuk kepentingan bersama. 5 Pendidikan yang Berkaitan dengan Nilai Lingkungan Bu Suci selalu mencintai lingkungan sekitarnya, terutama kecintaannya terhadap tanah kelahirannya, walaupun tanah kelahiran yang gersang, dan tak terkenal. Ia juga mencintai tanaman, lingkungan yang rindang dan nyaman. Anak- anak Bu Suci dan murid-muridnya diarahkan memiliki sikap yang serupa.

4.2.2 Unsur Intrinsik Novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini dapat