Analisis Data Penelitian Kuantitatif

47 Hasil analisis data uji kesamaan keadaan awal populasi atau hasil uji ANAVA satu arah dapat dilihat pada Tabel 3.12. Tabel 3.12 Hasil Uji Anava Satu Arah Data F hitung F tabel Kriteria Nilai ujian kimia semester I 0,25 2,44 Homogen Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh F hitung kurang dari F tabel dengan dk = 4 dan α = 5 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata dari kelima populasi. Kelima populasi telah terbukti normal dan homogen, sehingga langkah berikutnya adalah menetapkan kelas yang akan dijadikan sebagai kelompok eksperimen dan kontrol secara cluster random sampling. Perhitungan uji kesamaan keadaan awal populasi dapat dilihat pada Lampiran 6 halaman lampiran dapat dilihat di dalam daftar lampiran.

3.9.2 Analisis Data Tahap Akhir

Setelah kedua kelompok mendapat perlakuan yang berbeda kemudian diadakan tes akhir post-test yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian.

3.9.2.1 Analisis Data Penelitian Kuantitatif

3.9.2.1.1 Uji Normalitas Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui kenormalan data dan untuk menentukan uji selanjutnya apakah menggunakan statistik parametrik atau non parametrik. Uji normalitas data akhir menggunakan rumus, langkah-langkah, dan kriteria pengujian sama seperti uji normalitas pada analisis data tahap awal nilai ulangan akhir semester gasal kelas XI. 48 3.9.2.1.2 Uji Kesamaan Dua Varians Uji kesamaan dua varians bertujuan untuk mengetahui apakah kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai tingkat varians yang sama homogenitas sama atau tidak. Uji kesamaan dua varians bertujuan pula untuk menentukan rumus t-test yang digunakan dalam uji hipotesis akhir. Rumus yang digunakan adalah: � = � � � � � � � Soeprodjo, 2014:67 Jika harga F 0,975v1;v2 F F 0,025v1;v2 dengan derajat kebebasan v1 = n1-1 dan v2 = n2-1 berarti varians data kelompok eksperimen sama dengan varians data kelompok kontrol sehingga rumus yang digunakan dalam uji perbedaan dua rata- rata adalah rumus uji t. 3.9.2.1.3 Uji Hipotesis Uji hipotesis ini digunakan untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan. Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji perbedaan dua rata- rata satu pihak kanan. Data yang digunakan yaitu nilai pemahaman konsep kognitif post test antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. 1 Uji Perbedaan Rata-Rata 2 Pihak Uji t dua pihak digunakan untuk membuktikan yaitu ada atau tidaknya perbedaan rata-rata nilai pemahaman konsep kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Jika rata-rata populasi kelas eksperimen tidak sama dengan rata-rata populasi kelas kontrol berarti ada perbedaan rata-rata nilai pemahaman konsep kelas eksperimen dan kelas kontrol 49 2 Uji Perbedaan Rata-Rata Satu Pihak Kanan Uji 1 pihak Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah pemahaman konsep kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol. Tahapan uji ini sama dengan uji perbedaan dua rata-rata dua pihak. 1. Jika varians kedua kelompok sama, maka rumus uji t yang digunakan adalah: = ̅ − ̅ √ � + � dengan = √ � − � + � − � � +� − Keterangan: ̅ 1 = nilai rata-rata kelompok eksperimen ̅ 2 = nilai rata-rata kelompok kontrol n 1 = banyaknya subyek pada kelompok eksperimen n 2 = banyaknya subyek pada kelompok kontrol = varians data pada kelompok eksperimen = varians data pada kelompok kontrol = varians gabungan Hipotesis dari penelitian yang diharapkan adalah rata-rata populasi kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol µ 1 µ 2 berarti rata- rata nilai pemahaman konsep kelas eksperimen lebih dari rata-rata nilai pemahaman konsep kelas kontrol dengan taraf signifikan 5, t 1- α didapat dari daftar distribusi t dengan dk = n 1 +n 2 -2 Soeprodjo, 2014:69-70. Kriteria pengujiannya yaitu: i Uji 2 pihak terhadap data pemahaman konsep kognitif, jika –t 0,975n1+n2-2 ≥ t hitung ≥ t 0,975n1+n2-2 , artinya ada perbedaan rata-rata nilai pemahaman konsep kognitif antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, ii Uji 1 pihak terhadap data pemahaman konsep kognitif, jika t hitung t 0,975n1+n2-2 , maka Ha diterima, 50 artinya rata-rata nilai pemahaman konsep kognitif kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. 2. Jika varians kedua kelompok berbeda, maka rumus uji t yang digunakan adalah: ′ = ̅ − ̅ √ � � + � � Kriteria yang digunakan terima Ho jika: ′ ≥ − + + dengan = � � , = − � , − , = � � , = − � , − Peluang untuk penggunaan daftar distribusi t adalah 1- α, sedangkan dk nya masing-masing n 1 -1 dan n 2 -2 Sudjana, 2005: 245. 3.9.2.1.4 Gain Ternormalisasi N-Gain Perhitungan N-Gain diperoleh dari skor pretes dan postes masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol. Peningkatan kompetensi yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung dengan rumus N-Gain dengan rumus menurut Hake 1998 adalah sebagai berikut: � = � − � � − � Interpretasi N-Gain menurut Hake disajikan pada Tabel 3.13 berikut: Tabel 3.13 Klasifikasi Interpretasi N-Gain Besar Persentase Interpretasi g 0,7 Tinggi 0,3 g 0,7 Sedang g 0,3 Rendah 51 3.9.2.1.5 Uji Korelasi Uji ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran yang menggunakan model berbasis proyek dengan produk Ice-Tra pada kelompok eksperimen dan model seperti guru mengajar pada kelompok kontrol. Uji korelasi dalam penelitian ini dilakukan dengan uji koefisien biserial dan penentuan koefisien determinasi. 1 Uji Koefisien Korelasi Biserial Rumus koefisien korelasi biserial adalah sebagai berikut: = ̅ − ̅ . , + = Keterangan : ̅ = rerata nilai peubah Y yang didapat karena kategori pertama ̅ = rerata nilai peubah Y yang didapat karena kategori kedua = simpangan baku untuk semua nilai Y = proporsi pengamatan yang ada didalam kategori pertama = proporsi pengamatan yang ada didalam kategori kedua = tinggi ordinat dari kurva Menurut Arikunto 2010:170-171, harga r b menunjukkan indeks korelasi antara dua variabel yang dikorelasikan. Tingkat hubungan antar variabel interval koefisisen korelasi biserial dapat disajikan pada Tabel 3.14. Tabel 3.14 Pedoman Memberikan Interprestasi Terhadap Koefisien Korelasi Interval Koefisisen Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,8 – 1,000 Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat Sangat kuat Sugiyono, 2010:216 52 2 Penentuan Koefisien Determinasi Koefisien determinasi merupakan koefisien yang menyatakan persentase besarnya pengaruh suatu variabel bebas terhadap variabel terikat, dalam hal ini yakni pengaruh penggunaan model pembelajaran berbasis proyek pada pemahaman konsep siswa kelas eksperimen dibandingkan dengan kelas kontrol. Rumus yang digunakan adalah : KD = r b 2 x 100 Keterangan: KD : koefisien determinasi r b : indeks determinasi yang diperoleh dari harga kuadrat koefisien biserial 3.9.2.1.6 Analisis Ketuntasan Belajar Uji ketuntasan pemahaman konsep bertujuan untuk mengetahui ketuntasan pemahaman konsep kimia pada kedua kelas. Data yang digunakan dalam uji ini adalah nilai post test kimia materi pokok koloid siswa kelas XI semester 2 SMK Negeri 10 Semarang tahun ajaran 20142015. Hipotesis yang diuji dalam analisis adalah jika rata-rata nilai kognitif tiap siswa lebih dari KKM yakni 70 maka siswa dinyatakan tuntas. Daftar nilai kognitif digunakan untuk mengetahui pemahaman konsep siswa. Data yang diperoleh pada setiap tahapan kemudian dianalisis secara deskriptif persentase dengan menghitung persentase ketuntasan belajarnya. Rumus : � = ∑ � ∑ � Keterangan : P = nilai ketuntasan siswa ∑ = jumlah siswa tuntas belajar individual ∑ = jumlah total siswa 53 Masing-masing kelompok eksperimen selain dihitung ketuntasan belajar individu juga dihitung ketuntasan belajar klasikal keberhasilan kelas. Menurut Mulyasa 2004: 99 keberhasilan kelas dapat dilihat dari sekurang- kurangnya 85 dari jumlah siswa yang ada di kelas tersebut telah mencapai ketuntasan individu. Rumus yang digunakan untuk mengetahui ketuntasan klasikal ialah sebagai berikut: = � × Keterangan: n = jumlah seluruh siswa = jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar

3.9.2.2 Analisis Data Penelitian Kualitatif