Analisis Data Penelitian Kualitatif

53 Masing-masing kelompok eksperimen selain dihitung ketuntasan belajar individu juga dihitung ketuntasan belajar klasikal keberhasilan kelas. Menurut Mulyasa 2004: 99 keberhasilan kelas dapat dilihat dari sekurang- kurangnya 85 dari jumlah siswa yang ada di kelas tersebut telah mencapai ketuntasan individu. Rumus yang digunakan untuk mengetahui ketuntasan klasikal ialah sebagai berikut: = � × Keterangan: n = jumlah seluruh siswa = jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar

3.9.2.2 Analisis Data Penelitian Kualitatif

3.9.2.2.1 Analisis minat berwirausaha siswa Analisis hasil observasi minat berwirausaha siswa yang diperlukan untuk mengetahui besarnya minat berwirausaha siswa dapat tumbuh dalam kegiatan pembelajaran, rumus yang digunakan adalah deskriptif presentase yang menggambarkan besarnya minat berwirausaha siswa dalam proses pembelajaran yaitu: �� �� = � � � ℎ � � � Klasifikasi minat berwirausaha siswa adalah sebagai berikut: 25 nilai ≤ 40 : sangat lemah SL 40 nilai ≤ 55 : lemah L 55 nilai ≤ 70 : sedang S 70 nilai ≤ 85 : kuat K 85 nilai ≤ 100 : sangat kuat SK Adapun contoh penskoran untuk masing-masing butir adalah sebagai berikut: 54 SK : Sangat kuat skor = 4 L : Lemah skor = 2 K : Kuat skor = 3 SL : Sangat lemah skor = 1 3.9.2.2.2 Analisis Deskriptif Psikomotorik Penilaian psikomotorik siswa dianalisis secara deskriptif persentase dengan menggunakan rumus: � = ∑ � � � ℎ ∑ � Klasifikasi psikomotorik siswa adalah sebagai berikut nilai dalam persen: Nilai 81,25 – 100 : Sangat baik Nilai 62,51 - 81,24 : Baik Nilai 44,76 - 62,50 : Sedang Nilai 25,00 - 43,75 : Kurang Baik Sugiyono, 2010: 137 Dari hasil pengisian masing-masing rater dapat dilakukan penilaian rata-rata per aspek, dengan pedoman kriteria penskoran berdasarkan Permendikbud 2014 adalah sebagai berikut: Nilai 3,51 - 4,00 Nilai 2,51 – 3,50 Nilai 1,51 – 2,50 Nilai 1,00 – 1,50 : Sangat Baik : Baik : Cukup Baik : Kurang Baik 3.9.2.2.3 Analisis Deskriptif Afektif Penilaian afektif dilakukan dengan pendeskripsian aspek pada masing- masing penilaian ranah afektif yang terdapat dalam lembar penilaian berdasarkan kelas dan individual. Dari hasil pengisian masing-masing rater dapat dilakukan penilaian rata-rata per aspek, dengan pedoman kriteria penskoran sebagai berikut: Nilai 3,51 - 4,00 Nilai 2,51 – 3,50 Nilai 1,51 – 2,50 Nilai 1,00 – 1,50 : Sangat Baik : Baik : Cukup Baik : Kurang Baik 55 3.9.2.2.4 Analisis Data Obervasi Proyek Pada penilaian proyek menggunakan observasi. Proyek dinilai berdasarkan proses hingga presentasi kelompok. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: P = � Keterangan: P : persentase f : banyaknya skor yang diperoleh N : jumlah skor maksimal Adapun kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut nilai dalam persen: Nilai 81,25 – 100 : Sangat baik Nilai 62,51 - 81,24 : Baik Nilai 44,76 - 62,50 : Sedang Nilai 25,00 - 43,75 : Kurang Baik Sugiyono, 2010: 137 3.9.2.2.5 Analisis Data Angket Pada analisis tahap ini, digunakan data hasil pengisian angket oleh siswa. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran kimia materi Koloid yang diungkapkan dalam bentuk angket. Angket ini dapat mengukur keberhasilan pelaksanaan pembelajaran. Angket tanggapan siswa terdiri dari 8 pernyataan, adapun penskoran untuk masing-masing butir adalah sebagai berikut: SS : Sangat Setuju skor = 4 TS : Tidak Setuju skor = 2 S : Setuju skor = 3 STS : Sangat Tidak Setuju skor = 1 Hasil angket siswa kemudian dianalisis. Untuk mengetahui rata-rata nilai tiap aspek dalam kelas. Rumus yang digunakan adalah : � � − � � � �� � = �ℎ �� �� �ℎ 56

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Berdasarkan pengumpulan data dan penelitian yang telah dilakukan di SMK Negeri 10 Semarang pada mata pelajaran Kimia materi sistem Koloid pada kelas XI diperoleh hasil pada ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik sebagai berikut.

4.1.1 Analisis Data Tahap Akhir