Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Ahmad dan Kamarudin 2003 dan Iskandar dan Trisnawati 2010, dimana
perusahaan yang menggunakan KAP Big Four akan mempunyai tenggang waktu audit report lag yang lebih pendek karena KAP besar memiliki kompetensi,
keahlian, kemampuan auditor yang lebih baik, teknologi, fasilitas, sistem dan prosedur pengauditan yang digunakan lebih modern.
4.2.3 Pengaruh Probabilitas Kebangkrutan yang Ditunjukkan dengan Nilai
Z-score Secara Parsial terhadap Audit Report Lag pada Perusahaan
yang Tergabung dalam Indeks LQ-45 pada Tahun 2009-2011.
Hipotesis ketiga adalah probabilitas kebangkrutan yang ditunjukkan dengan nilai Z-score secara parsial berpengaruh negatif terhadap audit report lag.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan peneliti pada Tabel 4.14 dapat dilihat bahwa nilai signifikansi sebesar 0,118. Nilai signifikansi
tersebut lebih besar dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa probabilitas kebangkrutan tidak berpengaruh terhadap audit report lag, sehingga
hipotesis 3 yang menyatakan bahwa probabilitas kebangkrutan secara parsial berpengaruh negatif terhadap audit report lag ditolak. Artinya besar kecilnya
probabilitas kebangkrutan suatu perusahaan tidak akan mempengaruhi panjang pendeknya tenggang waktu audit report lag.
Penelitian ini menggunakan model prediksi Altman Z-score karena memiliki rasio keuangan yang lebih lengkap. Hadi dan Anggraeni 2008 juga
melakukan penelitian yang membandingkan model prediksi Zmijewski, model prediksi Altman, dan model Springate. Namun hasilnya menunjukkan bahwa
model prediksi Altman paling baik hasilnya untuk memprediksi kebangkrutan dibandingkan dengan model lainnya.
Hasil analisis statistik deskriptif pada Tabel 4.4 menunjukkan bahwa rata- rata perusahaan sampel tidak mengalami permasalahan keuangan yang dapat
mengancam kelangsungan hidup usahanya. Sebagian besar perusahaan yang tergabung dalam Indeks LQ-45 tahun 2009-2011 berada pada kriteria sehat. Hal
itu dapat dilihat dari rata-rata probabilitas kebangrutan Z-score perusahaan adalah sebesar 3,145 yang lebih besar daripada tingkat batas atas Z-score sebesar
2,6. Hasil analisis deskriptif juga menunjukkan rata-rata audit report lag perusahaan sampel adalah 68,12 hari, masih dibawah ketentuan Peraturan
Bapepam Nomor X.K.2 yaitu 90 hari sehingga rata-rata perusahaan dapat dikategorikan sebagai perusahaan yang patuh dalam pemenuhan penyampaian
laporan keuangannya.
4.2.4 Pengaruh Audit Report Lag terhadap Waktu Publikasi Laporan