Keberadaan dan kondisi fasilitas PPI Tanjungsari

Seperti yang dikemukakan Winarso 2006 bahwa sepanjang tahun 2006 kondisi laut udara global diwarnai oleh beberapa keganjilan yang umumnya cenderung meningkat. Lebih lanjut dikatakan bahwa pada awal tahun 2006 lebih banyak diwarnai dengan turunnya curah hujan yang berfluktuasi.

4.3. Keberadaan dan Kondisi Fasilitas

Keberadaan fasilitas yang memadai dengan kondisi yang layak pakai akan sangat diperlukan agar aktivitas dan fungsi-fungsi kepelabuhanan dapat berjalan lancar dan optimal. Jika fungsi-fungsi pelabuhan perikanan berjalan baik maka dapat mengindikasikan keberhasilan pengelolaannya. Seperti yang dikemukakan Lubis 2006 bahwa terlaksana atau tidaknya fungsi-fungsi pelabuhan perikanan secara optimal, akan dapat mengindikasikan tingkat keberhasilan pengelolaan pelabuhan perikanan. Peran penting pelabuhan perikanan PP ataupun pangkalan pendaratan ikan PPI dalam menjembatani aktivitas penangkapan menjadikan keberadaan dan kondisi fasilitas pelabuhan tidak dapat diabaikan begitu saja. Hal ini terkait dengan pemanfaatan pelabuhan perikanan. Menurut Lubis 2007, pemanfaatan pelabuhan perikanan adalah cara bagaimana memanfaatkan fasilitas pelabuhan perikanan yang ada seefisien dan seefektif mungkin untuk menjalankan aktivitas kepelabuhanan secara optimal. Banyaknya aktivitas kepelabuhanan yang terhambat atau terhenti karena minim- nya fasilitas di beberapa PP dan PPI. Hal ini dapat diartikan bahwa keberadaan dan kondisi fasilitas yang layak pakai menjadi salah satu faktor penting dalam menentukan tingkat keberhasilan pengelolaan suatu pelabuhan perikanan.

4.3.1. Keberadaan dan kondisi fasilitas PPI Tanjungsari

PPI Tanjungsari memiliki fasilitas-fasilitas yang umumnya terdapat pada pelabuhan perikanan lain meskipun ada beberapa fasilitas yang belum tersedia. Merujuk pada pengkategorian fasilitas menurut Lubis et. al. 2005 yang didasar- kan pada penelitian yang telah dilakukannya terdapat fasilitas mutlak diperlukan vital, fasilitas penting, dan fasilitas pelengkap Tabel 17. Fasilitas-fasilitas terse- but dikelola oleh pihak PPI, perorangan, maupun KUD. 1 Fasilitas mutlak diperlukan atau vital Fasilitas mutlak diperlukan atau vital adalah fasilitas yang diperlukan untuk melaksanakan fungsi kepelabuhanan. Fasilitas-fasilitas tersebut mutlak adanya pada awal pembangunan pelabuhan perikanan Lubis et. al. 2005. Fasilitas mut- lak diperlukan atau vital tersebut meliputi: dermaga pendaratan ikan, kolam pelabuhan, sistem rambu-rambu yang mengatur keluar masuknya kapal, tempat pelelangan ikan, pabrik es, tangki dan instalasi air, tempat penyediaan bahan bakar, bengkel reparasi kapal, dan kantor administrasi. Pabrik es dan bengkel reparasi kapal merupakan fasilitas yang belum dimiliki oleh PPI Tanjungsari. 1 Fasilitas dermaga pendaratan ikan dan muat a. Keberadaan dermaga pendaratan ikan dan muat Tempat dilakukannya bongkar muat hasil tangkapan, berlabuh atau tam- batnya kapal serta pengisian perbekalan melaut menjadikan fasilitas dermaga pendaratan ikan dan muat menjadi sangat vital. Pada tahun 2005, dermaga pendaratan ikan di PPI Tanjungsari Gambar 25 adalah sepanjang 130 m dileng- kapi dengan pir penangkis gelombang untuk menahan terjangan gelombang besar. Sebelum mengalami perpanjangan, dermaga ini adalah sepanjang 90 m. Perpan- jangan dermaga yang telah dilakukan untuk realisasi alokasi dana APBD Kabupa- ten Pemalang 2005 melakukan kegiatan rehabilitasi dan pengembangan PPI Tan- jungsari. Peningkatan status PPI Tanjungsari menjadi pelabuhan perikanan tipe C sesuai dengan APBD 2007 karena sebelumnya PPI Tanjungsari telah menambah dan memperbaiki fasilitas yang ada, salah satunya dengan memperpanjang der- maga sejauh 40 m. b. Kondisi dermaga pendaratan ikan Perbaikan dan perpanjangan dermaga pendaratan ikan di PPI Tanjungsari membuat kondisi fasilitas vital ini layak pakai dengan kapasitas yang mencukupi bagi kapal-kapal yang akan berlabuh atau bertambat di PPI Tanjungsari. Bangun- an beton dengan bahan baku semen mendominasi pembangunan dermaga penda- ratan ikan di PPI Tanjungari. Kondisi yang layak pakai serta kapasitas yang men- cukupi dari fasilitas ini memudahkan para nelayan untuk melakukan tambat atau labuhnya kapal-kapal di PPI Tanjungsari sehingga terdapat jarak antara kapal satu dengan yang lainnya. Hal ini sangat membantu dan melancarkan nelayan-nelayan ini untuk melakukan bongkar muat hasil tangkapan. Selain itu, dampak dari kondisi dermaga yang layak dan mencukupi adalah keteraturan kapal-kapal yang bertam- bat dan tidak adanya antrian di dermaga pendaratan ikan. Lokasi dermaga yang berdekatan dengan TPI yang hanya sekitar 30 m menambah kemudahan dan kelancaran para nelayan di PPI Tanjungsari untuk melakukan aktivitas pengang- kutan dan pemasaran. Dengan demikian dengan adanya kenyamanan dari kondisi tersebut membuat nelayan-nelayan di PPI Tanjungsari jarang melakukan tambat labuh kapal di PPI lainnya. 2 Fasilitas kolam pelabuhan a. Keberadaan fasilitas kolam pelabuhan Lokasi perairan tempat masuknya kapal yang akan bersandar di dermaga menjadikan kolam pelabuhan termasuk ke dalam fasilitas vital. Masuknya kapal- kapal yang akan bersandar di dermaga pelabuhan membuat fasilitas vital ini harus diberikan perhatian dan pemeliharaan yang baik. Hal ini disebabkan kolam pelabuhan yang baik akan memberikan kemudahan dan kelancaran para nelayan Dermaga pendaratan ikan di PPI Tanjungsari. Gambar 25 yang akan masuk dan menyandarkan kapal-kapalnya di dermga PPI tersebut. Dengan demikian, fasilitas vital ini dapat menjadi salah satu faktor penghambat atau pendukung terhadap banyak sedikitnya kapal yang bersandar di suatu pela- buhan. Kolam pelabuhan yang terpasang di PPI Tanjungsari saat ini memiliki kedalaman 3 m dengan luas 2540 m 2 Gambar 26. Kawasan perairan PPI Tan- jungsari berhadapan langsung dengan perairan terbuka menghadap Laut Jawa. b. Kondisi kolam pelabuhan Pendangkalan di muara Sungai Banger merupakan kendala serius yang sering terjadi pada kolam pelabuhan di PPI Tanjungsari. Selama empat tahun terakhir ini pengerukan kolam pelabuhan dilakukan setiap dua tahun sekali. Pengerukan yang seharusnya dilakukan setiap tahun menjadi terhambat karena besarnya biaya pengerukan tersebut. Walaupun demikian, kondisi kolam pelabuhan masih layak untuk digunakan walaupun pendangkalan terus terjadi setiap tahunnya. Terham- batnya proses keluar masuk kapal akibat pendangkalan mengakibatkan penurunan armada kapal yang menambatkan atau melabuhkan kapalnya di PPI Tanjungsari. Data yang diperoleh dari Dinas Perikanan dan Kelautan Pemalang 2007 menye- butkan bahwa terjadi penurunan jumlah kapal di PPI Tanjungsari, yaitu dari 411 unit pada tahun 2005 menjadi 406 unit pada tahun 2006 atau menurun -1,22 Tabel 12. Keadaan ini ikut menurunkan jumlah produksi hasil tangkapan yang Kolam pelabuhan di PPI Tanjungsari. Gambar 26 didaratkan di PPI Tanjungsari pada tahun yang sama seperti yang terlihat pada Tabel 16. 3 Fasilitas sistem rambu-rambu navigasi a. Keberadaan rambu-rambu navigasi Sistem rambu-rambu navigasi terdapat mendekati pintu masuk sampai PPI. Lampu navigasi yang terdapat di sisi kanan dan kiri ini berfungsi sebagai lampu yang digunakan untuk menunjukkan posisi dan haluan di malam hari atau sejak terbenam hingga terbitnya matahari, dan dapat juga digunakan pada siang hari pada saat pandangan terbatas, seperti kabut Anonymous 2005. Rambu-rambu navigasi ini berguna bagi kapal-kapal yang akan menuju kolam pelabuhan sampai akhirnya menyandarkan kapalnya di dermaga. Rambu-rambu navigasi di PPI Tanjungsari memiliki panjang 9 m yang terpasang di sisi kanan dan kiri Gambar 27a. Jarak antara sisi kanan dan kiri sistem rambu-rambu ini adalah sekitar 200 m. Kapal-kapal dapat melihat rambu-rambu navigasi di PPI Tanjungsari ini pada jarak 4000 m dari pantai. Sistem rambu-rambu di PPI Tanjungsari ini dilengkapi dengan pos pengamat Gambar 27b yang jaraknya sekitar 13 m untuk memantau alur keluar masuknya kapal. Satpolair bertugas melakukan pemantauan terhadap kapal-kapal yang sulit keluar masuk dari dan menuju PPI terutama di malam hari agar terjadi keteraturan dan mencegah kecelakaan. a Rambu-rambu dan b pos pengamat di PPI Tanjungsari. a b Gambar 27 b. Kondisi sistem rambu-rambu Sistem rambu-rambu yang dimiliki PPI Tanjungsari berada pada kondisi yang layak pakai. Fungsinya yang masih berjalan baik dan optimal ini membuat kapal-kapal yang masuk dan keluar PPI Tanjungsari tidak mendapatkan kesulitan bahkan di malam hari sekalipun. 4 Tempat pelelangan ikan TPI a. Keberadaan tempat pelelangan ikan TPI Gedung TPI Tanjungsari yang memiliki luas 794 m 2 menjadi tempat yang vital karena fungsinya sebagai tempat awal dari aktivitas pemasaran hasil tang- kapan Gambar 28. b. Kondisi tempat pelelangan ikan TPI Sampai saat ini gedung TPI Tanjungsari masih memenuhi kapasitas yang ada pada waktu tidak musim puncak dengan kondisi gedung yang layak pakai. Meskipun begitu, menurut Kepala TPI perluasan gedung harus dilakukan untuk mengantisipasi apabila produksi hasil tangkapan yang dilelang mencapai maksi- mal pada musim puncak. Namun, perluasan gedung TPI belum dapat direali- sasikan karena masih adanya pembangunan ruang pengepakan yang tepat berada di sebelah TPI. Lantai TPI Tanjungsari pun selalu berada dalam kondisi yang Gedung TPI di PPI Tanjungsari. Gambar 28 bersih ketika gedung ini akan digunakan untuk aktivitas pelelangan. Hal ini disebabkan pencucian lantai TPI langsung dilakukan setelah aktivitas pelelangan. Secara umum, TPI ini berada pada kondisi yang layak pakai. Kenyamanan kondisi TPI yang seperti ini menjadi salah satu faktor untuk menarik perhatian nelayan agar melelangkan produksi hasil tangkapannya. 5 Fasilitas pabrik es Es menjadi faktor penting untuk sebagian aktivitas kepelabuhanan, misalnya aktivitas pendaratan ikan, penanganan, pemasaran dan pendistribusian karena fungsinya yang dapat mempertahankan mutu hasil tangkapan. Ketiadaan pabrik atau depot es di PPI Tanjungsari menyebabkan aktivitas-aktivitas tersebut menjadi terhambat. Kebutuhan es yang diperlukan para nelayan dilakukan dengan sistem pemesanan es dari pabrik es di luar PPI Tanjungsari, kemudian es tersebut diantar- kan ke PPI Gambar 29. 6 Fasilitas tangki dan instalasi air a. Keberadaan tangki dan instalasi air Pelabuhan perikanan selalu memerlukan air bersih untuk mendukung aktivitasnya. Sama halnya dengan pelabuhan perikanan lain, air bersih di PPI Tanjungsari pun lebih banyak digunakan untuk mencuci lantai lelang, mencuci Es pesanan para nelayan PPI Tanjungsari. Gambar 29 ikan, kebutuhan perbekalan melaut, maupun aktivitas kantor. Tangki dan instalasi air yang terpasang di PPI Tanjungsari ada satu buah dengan sumber air artesis. b. Kondisi tangki dan instalasi air Tangki dan instalasi air yang terpasang hanya satu buah tidak menyebabkan PPI tersebut kekurangan air bersih. Skala aktivitas yang tidak terlalu besar inilah yang menyebabkan kebutuhan air bersih di PPI Tanjungsari tercukupi. Kondisi yang layak pakai atau baik dan mencukupi ini yang mengakibatkan PPI Tanjungsari dapat membersihkan lantai TPI setiap hari seusai pelelangan tanpa takut kekurangan air bersih. Pihak PPI sendiri belum berniat untuk menambah kapasitas tangki dan instalasi air karena dirasa belum perlu dan belum terdapatnya tambahan permintaan dari para pengguna jasa. 7 Fasilitas tempat penyediaan bahan bakar a. Keberadaan tempat penyediaan bahan bakar Ketersediaan bahan bakar untuk perbekalan melaut merupakan perbekalan pokok yang harus terpenuhi dan tercukupi sebelum aktivitas penangkapan dilakukan. Tempat penyediaan bahan bakar yang terdapat di PPI Tanjungsari terbagi menjadi dua yakni tempat penyediaan bahan bakar yang dikelola oleh pihak PERTAMINA dan KUD Mina Misoyosari. Dua tempat penyediaan bahan bakar yang terpasang ini bertujuan agar pengguna jasa, yakni para nelayan dapat memenuhi dan mencukupi kebutuhannya. Keberadaan tempat penyediaan bahan bakar yang dikelola pihak KUD ini berdiri lebih dulu daripada yang dikelola pihak PERTAMINA. Tempat penyedia- an bahan bakar yang dikelola pihak PERTAMINA ini baru berdiri pada 2004 silam yang lokasinya bersebelahan dengan tempat penyediaan bahan bakar yang dikelola KUD. Penyediaan bahan bakar oleh PERTAMINA bertujuan untuk mem- bantu mencukupi kebutuhan bahan bakar yang dirasa kurang mencukupi di PPI Tanjungsari dan menggeliatnya aktivitas penangkapan yang berlangsung pada tahun tersebut. b. Kondisi tempat penyediaan bahan bakar Tempat penyediaan bahan bakar yang dikelola pihak KUD memiliki kondisi yang layak pakai dengan kapasitas yang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan melaut nelayan di PPI Tanjungsari Gambar 30b. Namun, berbeda dengan tempat penyediaan bahan bakar yang dikelola pihak PERTAMINA yang kondisinya sudah tidak terpakai lagi mulai 2005 Gambar 30a. Hal ini disebabkan semakin minimnya nelayan yang membeli bahan bakar yang dikelola pihak PERTAMINA karena pembayarannya tidak dapat diangsur. Sebaliknya seperti tempat penye- diaan bahan bakar yang dikelola pihak KUD, pembayaran dapat ditunggak atau diangsur. Kenaikan bahan bakar yang terus melambung setiap tahunnya menyebabkan para nelayan mengalami hambatan untuk melakukan aktivitas melaut sehingga hanya satu tempat penyediaan bahan bakar saja sudah mencukupi kebutuhan nelayan untuk melaut. Hal-hal inilah yang membuat pihak PERTAMINA melaku- kan penutupan tempat penyediaan bahan bakar yang berada di PPI Tanjungsari dan tidak menutup kemungkinan akan dibuka kembali jika keadaannya telah membaik. b a Gambar 30 a Tempat penyediaan bahan bakar yang dikelola pihak PERTA- MINA dan b KUD. 8 Fasilitas bengkel reparasi kapal Fasilitas mutlak diperlukan atau vital yakni bengkel reparasi kapal. Bengkel ini belum tersedia namun seharusnya dimiliki PPI Tanjungsari. Ketiadaan bengkel reparasi kapal ini sudah terlihat agak menghambat aktivitas lainnya. Hal ini disebabkan banyaknya para nelayan PPI Tanjungsari yang sedikit menggunakan badan jalan di sepanjang PPI untuk membuat kapal baru atau memperbaiki kapal- kapal yang rusak Gambar 31. Keadaan ini akan menghambat jalur distribusi karena semakin sempitnya badan jalan. Oleh sebab itu, pihak PPI Tanjungsari sudah semestinya memperhatikan keadaan ini dengan segera melakukan pem- bangunan bengkel reparasi kapal tersebut. Namun, ketersediaan modal yang cukup besar dalam membangun bengkel reparasi kapal menjadi kendala utama PPI Tanjungsari dalam merealisasikan fasilitas tersebut. Pengadaannya yang dapat dilakukan dengan cara kerjasama operasional dengan pihak ketiga pun belum mampu dilakukan pihak PPI Tanjungsari. 9 Fasilitas kantor administrasi a. Keberadaan kantor administrasi Terdapat dua kantor administrasi di PPI Tanjungsari. Kantor administrasi 1 berada menyatu dengan tempat pelelangan ikan dan kantor administrasi 2 tepat di Perbaikan kapal di PPI Tanjungsari. Gambar 31 lantai atas ruang pengepakan. Kantor administrasi 1 memiliki luas 121 m 2 , sedangkan kantor administrasi 2 memiliki luas 78 m 2 Gambar 32. Akan tetapi, keberadaan kantor administrasi 2 ini masih dalam proses pembangunan sehingga belum bisa digunakan. Kantor administrasi 1 ini terdiri atas dua lantai. Ruang Kepala PPI, ruang tata usaha dan data-data PPI berada di lantai dua, sedangkan ruang kepegawaian PPI berada di lantai satu. Kantor adminstrasi 2 hanya memi- liki 1 lantai yang berada di atas ruang pengepakan. b. Kondisi kantor administrasi Skala aktivitas kantor administrasi PPI Tanjungsari yang semakin banyak membuat kantor administrasi ini telah melampaui kapasitas yang ada. Oleh sebab itu, pihak TPI membuat kantor administrasi tambahan yang masih dalam proses pembangunan bersama ruang pengepakan. Kantor administrasi 1 ini juga selalu terlihat bersih. 2 Fasilitas penting Menurut Lubis et. al. 2005, fasilitas penting adalah fasilitas yang penting diperlukan agar pelabuhan perikanan dan pangkalan pendaratan ikan dapat ber- fungsi dengan baik, namun realisasinya dapat ditunda. PPI Tanjungsari memiliki b a Gambar 32 a Kantor administrasi 1 dan b kantor administrasi 2 lantai atas yang sedang dalam pembangunan di PPI Tanjungsari. seluruh fasilitas penting, antara lain generator listrik, kantor kepala pelabuhan, tempat parkir, pos penghubung radio SSB, dan ruang pengepakan. 1 Fasilitas generator listrik a. Keberadaan generator listrik Generator listrik menjadi bagian penting untuk mendukung aktivitas pela- buhan. Generator listrik yang terpasang di PPI Tanjungsari hanya satu unit dengan kekuatan 1300 KVA Gambar 33. Meski hanya satu unit generator listrik yang terpakai, namun keberadaannya mampu menunjang seluruh aktivitas PPI Tanjung- sari. b. Kondisi generator listrik Kondisi generator listrik di PPI Tanjungsari dalam keadaan layak pakai. Kondisi ini menjadikan generator listrik berfungsi optimal karena dapat meme- nuhi kebutuhan seluruh aktivitas yang ada meski keberadaannya hanya satu unit. 2 Fasilitas kantor kepala pelabuhan a. Keberadaan kantor kepala pelabuhan Ruang kepala pelabuhan yang terdapat di dalam kantor administrasi dibahas sub bab sebelumnya berukuran 32 m 2 untuk menunjang kerja Kepala PPI Tan- jungsari Gambar 34. Generator listrik di PPI Tanjungsari. Gambar 33 b. Keberadaan kantor kepala pelabuhan Meskipun tidak seluas ruang di pelabuhan perikanan besar lainnya, namun kondisi yang layak pakai sudah dapat memperlancar aktivitas yang dilakukan Kepala PPI Tanjungsari. Ketiadaan sarana pendukung aktivitas Kepala PPI Tan- jungsari, seperti komputer justru sedikit menghambat aktivitas kerja Kepala PPI Tanjungsari. 3 Fasilitas tempat parkir a. Keberadaan tempat parkir Tempat parkir yang tersedia di PPI Tanjungsari semantara hanya diper- untukkan bagi kendaraan motor atau sepeda Gambar 35b. Hal ini disebabkan mayoritas orang-orang yang beraktivitas di PPI Tanjungsari menggunakan kenda- raan motor atau sepeda. Terdapat dua tempat parkir di PPI Tanjungsari. Tempat parkir 1 memiliki luas 25 m 2 dengan kemampuan menampung kendaraan motor atau sepeda maksimal 18 kendaraan. Tempat parkir 2 yang letaknya bersebelahan dengan tempat parkir pertama memiliki luas 20 m 2 yang mampu menampung maksimal 22 kendaraan. Sementara untuk kendaraan mobil atau truk umumnya menggunakan lahan kosong atau di pingir jalan di sekitar PPI Tanjungsari yang dijadikan tempat parkir sementara. Keadaan ini mengakibatkan alur manusia, barang, dan aktivitas menjadi sedikit terhambat karena semakin sempitnya badan Ruang Kepala PPI Tanjungsari. Gambar 34 jalan. Hal demikian menyebabkan keberadaan tempat parkir mobil atau truk menjadi penting. Namun, kendala utama yang dihadapi untuk merealisasikan hal tersebut adalah pembebasan lahan dan keterbatasan lahan yang ada di sekitar PPI Tanjungsari. b. Kondisi tempat parkir Kondisi tempat parkir 1 di PPI Tanjungsari sudah tidak layak pakai atau rusak Gambar 35a. Bangunan tempat parkir yang didominasi bahan baku kayu ini terlihat sudah rapuh. Kondisi demikian membuat pihak PPI Tanjungsari mem- bangun tempat parkir baru yang didominasi bahan baku semen. Meskipun telah ada tempat parkir baru, namun tempat parkir 1 tetap dipakai untuk meletakkan gerobak-gerobak pembawa ikan sehingga tempat parkir satu masih dipertahankan. 4 Fasilitas pos penghubung radio SSB a. Keberadaan pos penghubung radio SSB Di PPI Tanjungsari hanya terdapat satu unit pos penghubung radio SSB Gambar 36. Pos penghubung radio SSB ini dipegang oleh pihak syahbandar di PPI Tanjungsari. Menurut pihak syahbandar, minimal 3 unit SSB dibutuhkan untuk melancarkan aktivitas pelayaran di PPI Tanjungsari. Pengajuan pihak syah- a Tempat parkir 1 dan b 2 di PPI Tanjungsari. b a Gambar 35 bandar kepada Departemen Perhubungan Laut untuk menambah unit SSB belum juga dikabulkan hingga saat ini. b. Kondisi pos penghubung radio SSB Pos penghubung radio SSB di PPI Tanjungsari sudah tidak layak pakai lagi atau rusak selama dua terakhir ini. Pengajuan pihak syahbandar PPI Tanjungsari terkait keberadaan SSB kepada Departemen Perhubungan Laut yang belum juga dikabulkan menyebabkan aktivitas penangkapan tidak menggunakan SSB untuk saat ini. Ketiadaan bantuan SSB sedikit mempengaruhi aktivitas penangkapan nelayan PPI Tanjungsari karena sulit terpantau. 5 Fasilitas ruang pengepakan a. Keberadaan ruang pengepakan Menurut DKP 2007, ruang pengepakan adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat pengepakan dan sortir bagi pedagang, agen pabrik, dan pengolah ikan. Ruang pengepakan di PPI Tanjungsari merupakan bagian dari tempat pelelangan ikan. Keberadaannya yang masih dalam pembangunan ini memiliki luas 425 m 2 yang terdiri dari dua lantai. Lantai pertama digunakan untuk ruang pengepakan dan lantai kedua digunakan untuk menambah kantor administrasi. Pos penghubung radio SSB di PPI Tanjung- sari. Gambar 36 Ruang pengepakan yang berada di PPI Tanjungsari ini nantinya akan dipergu- nakan sebagai ruang pengolahan ikan yang telah dilelang sebelum ikan-ikan tersebut di distribusikan ke pasar lokal maupun luar kota. Pembangunan ruang pengepakan ini direalisasikan berdasarkan APBD Kabupaten Pemalang 2007 pada saat pengembangan PPI Tanjungsari. Selain itu, rencana peningkatan status PPI Tanjungsari pun ikut melatarbelakangi pembangunan ruang pengepakan tersebut. b. Kondisi ruang pengepakan Ruang pengepakan yang masih dalam pembangunan ini sebenarnya belum diperlukan PPI Tanjungsari saat ini Gambar 37. Kondisi ini disebabkan produksi hasil tangkapan yang kian menurun dalam dua tahun terakhir di PPI Tanjungsari sehingga mengakibatkan ikan segar selalu habis terjual. Namun pertimbangan pihak PPI Tanjungsari untuk membangun ruang pengepakan tersebut adalah untuk mengantisipasi jika rencana peningkatan status tersebut dapat diwujudkan. Hal ini agar tidak terlalu banyak pengembangan fasilitas yang harus dilakukan nantinya ketika PPI Tanjungsari sudah meningkat statusnya. 3 Fasilitas pelengkap Fasilitas pelengkap adalah fasilitas yang diperlukan agar pelabuhan perikan- an dapat berfungsi dengan baik, tetapi pengadaannya baru pada pengembangan Ruang pengepakan lantai dasar di PPI Tanjungsari. Gambar 37 pelabuhan tahap ketiga Lubis et. al. 2005. Terdapat 10 jenis fasilitas yang terma- suk ke dalam fasilitas pelengkap, yakni dermaga muat terpisah, slipway, ruang pertemuan, kamar kecil, pos penjagaan, balai pertemuan nelayan, rumah dinas, musala, mobil dinas, dan motor dinas. Meskipun fasilitas-fasilitas tersebut hanya sebagai pelengkap, namun keberadaannya akan dapat mendukung aktivitas kepe- labuhanan. 1 Fasilitas dermaga muat terpisah Dermaga muat terpisah yang termasuk ke dalam fasilitas pelengkap ini tidak terdapat di PPI Tanjungsari. Secara umum ketiadaan fasilitas ini tidak meng- hambat aktivitas pelabuhan, terutama aktivitas pendaratan ikan atau penyaluran perbekalan. Hal ini disebabkan keberadaan dermaga yang telah ada di PPI Tan- jungsari sudah dapat memenuhi kebutuhan aktivitas-aktivitas tersebut, tidak ter- jadi kesemrawutan, dan tidak terjadi antrian antar kapal yang akan bongkar dan yang memuat perbekalan. Selain itu, berbeda dengan pelabuhan-pelabuhan per- ikanan besar lainnya, skala kompleksitas aktivitas PPI juga menyebabkan der- maga muat terpisah belum terlalu dibutuhkan. 2 Fasilitas slipway Sama halnya dengan dermaga muat terpisah yang belum terlalu dibutuhkan di PPI Tanjungsari, fasilitas slipway pun demikian. Aktivitas PPI yang tidak ter- lalu kompleks dan keterbatasan lahan menjadi penyebab ketiadaan slipway untuk saat ini. Pengadaan slipway yang membutuhkan biaya operasional besar pun menjadi faktor penting mengapa pihak PPI Tanjungsari belum ingin merealisa- sikannya. Selain itu, pengembangan PPI Tanjungsari diutamakan untuk fasilitas- fasilitas yang dianggap lebih diperlukan oleh para pengguna jasa. 3 Fasilitas ruang pertemuan Secara khusus, PPI Tanjungsari tidak memiliki ruang pertemuan. Namun, balai pertemuan nelayan yang terdapat di PPI Tanjungsari biasanya dapat dipakai juga menjadi ruang pertemuan jika terdapat acara-acara yang diadakan pihak PPI. Meskipun hanya sebagai pelengkap, pembangunan ruang pertemuan menjadi penting karena kondisi balai pertemuan nelayan Gambar 41 yang menjadi ruang pertemuan juga saat ini kurang sesuai untuk pertemuan-pertemuan penting yang melibatkan pihak luar. 4 Fasilitas kamar kecil a. Keberadaan kamar kecil Delapan buah kamar kecil sudah terdapat di PPI Tanjungsari. Empat diantara kamar kecil tersebut berada tepat di sebelah tempat parkir Gambar 38b, sedang- kan empat yang baru sudah selesai pembangunannya berada di belakang TPI Gambar 38a. Penambahan fasilitas kamar kecil dilakukan karena jumlah empat kamar kecil sebelumnya dirasakan masih kurang mencukupi para pengguna jasa PPI Tanjungsari. Hal inilah yang menyebabkan pihak PPI melakukan penambahan fasilitas kamar kecil tersebut. Kabupaten Pemalang melalui APBD 2005 men- dukung pembangunan-pembangunan yang dilakukan pihak PPI Tanjungsari, ter- masuk penambahan fasilitas kamar kecil. b. Kondisi kamar kecil Satu kamar kecil di PPI Tanjungsari yang terletak di sebelah tempat parkir berada dalam kondisi rusak. Tujuh kamar kecil lainnya masih dalam kondisi yang a Kamar kecil yang terletak di belakang TPI dan b kamar kecil di sebelah tempat parkir. Gambar 38 a b layak pakai. Belum terlihat adanya perbaikan yang akan dilakukan untuk kamar kecil yang rusak tersebut. 5 Fasilitas pos penjagaan Secara khusus belum terdapat pos penjagaan di PPI Tanjungsari. Hal ini menjadikan pos pengamat merangkap pula menjadi pos penjagaan Gambar 27b. Hal ini dilakukan agar keamanan dan ketertiban lingkungan di PPI Tanjungsari pun tetap terpantau meskipun pos penjagaan belum berdiri. Oleh sebab itu, Satpolair yang bertugas di pos pengamat pun mendapatkan tugas rangkap pula. Tugasnya yang semula hanya memantau lalu lintas atau alur keluar masuk kapal bertambah ikut memantau keadaan lingkungan sekitar PPI Tanjungsari. Pos pengamat yang secara fisik masih terlihat baik dan kokoh tersebut berada dalam kondisi yang layak pakai. 6 Fasilitas balai pertemuan nelayan BPN a. Keberadaan balai pertemuan nelayan BPN Balai pertemuan nelayan BPN dengan luas 150 m 2 memiliki fungsi sebagai tempat pertemuan nelayan atau kegiatan-kegiatan lain yang diadakan oleh pihak PPI Tanjungsari. Ruang BPN berada di dalam gedung KUD Mina Misoyosari. Ruang BPN mampu menampung maksimal 60 orang ini pun sering digunakan sebagai ruang pertemuan, seperti pertemuan-pertemuan yang sering dilakukan pihak PPI Tanjungsari dengan pihak PPI lainnya. Apresiasi terhadap pertemuan atau acara-acara yang diadakan oleh pihak PPI Tanjungsari, seperti pertemuan rutin minimal satu bulan sekali, membuat balai ini selalu dipenuhi oleh para nelayan yang ikut terkait di dalam aktivitas PPI tersebut. b. Kondisi balai pertemuan nelayan BPN Meski apresiasi yang besar ditunjukkan oleh para nelayan dengan menghadiri pertemuan atau acara-acara yang diadakan pihak PPI Tanjungsari, namun keber- adaan balai pertemuan nelayan yang masih dalam kondisi layak pakai tersebut Gambar 39 hingga saat ini masih dapat memenuhi kapasitas yang ada. Akan tetapi, ketidakteraturan sarana yang berada di dalam balai tersebut sangat tampak terlihat sehingga diperlukan pengaturan yang baik. 7 Fasilitas rumah dinas Meskipun APBD Kabupaten Pemalang 2005 mengagendakan pengembangan PPI Tanjungsari, namun tidak demikian dengan kesejahteraan para pegawai bah- kan Kepala PPI tidak termasuk di dalam agenda tersebut. Kesejahteraan berupa tersedianya rumah dinas masih sulit terealisasikan karena keterbatasan dana Pem- da setempat. Namun seperti yang dikemukan oleh Kepala PPI Tanjungsari, sulit- nya merealisasikan rumah dinas tersebut bukan sesuatu hal yang harus diperma- salahkan. Walaupun demikian, kesejahteraan para pegawai PPI, khususnya Kepala PPI setidaknya layak mendapat perhatian Pemda setempat agar kinerja para pega- wai dapat ditingkatkan. 8 Fasilitas musala a. Keberadaan musala Musala Baitur Rohman yang berdiri tahun 1988 ini mempunyai luas 180 m 2 . Meski tidak terkait secara langsung dengan seluruh aktivitas pelabuhan, namun keberadaan tidak dapat diabaikan begitu saja. Mayoritas muslim dan kultur ma- syarakat nelayan yang religi membuat keberadaan fasilitas ini menjadi penting di PPI Tanjungsari. Hal ini akan terkait nantinya dengan keefektifan dan keefisienan aktivitas para pengguna jasa PPI Tanjungsari jika musala tersebut letaknya dalam satu komplek dengan PPI. Balai pertemuan nelayan di PPI Tanjungsari. Gambar 39 b. Kondisi musala Musala yang masih sering digunakan masyarakat nelayan setempat untuk acara-acara keagamaan tersebut hingga saat ini masih dalam kondisi layak pakai Gambar 40. Meskipun sudah lama berdiri, namun kondisi musala yang baru saja direnovasi tersebut masih terlihat kokoh dan bersih. 9 Fasilitas mobil dinas a. Keberadaan mobil dinas Pengembangan terus di lakukan oleh pihak PPI Tanjungsari terus dilakukan hingga saat ini. Salah satu pengembangan yang dilakukannya adalah dengan merealisasikan mobil dinas yang dikelola oleh KUD Mina Misoyo Sari, antara lain colt pick up Zebra dan truk Hyundai. Meskipun membantu aktivitas administrasi atau penyuluhan jika sedang tidak digunakan, namun mobil dinas ini lebih banyak berfungsi untuk pendistribusian hasil tangkapan ke daerah lokal maupun luar kota. b. Kondisi mobil dinas Dua mobil dinas yang dimiliki PPI Tanjungsari berada pada kondisi yang layak pakai Gambar 41. Musala Baitur Rohman di PPI Tanjungsari. Gambar 40 10 Fasilitas motor dinas a. Keberadaan motor dinas Fasilitas yang diberikan kepada Kepala PPI Tanjungsari saat ini baru berupa motor dinas saja. Satu unit motor dinas bermerek Honda Gambar 42 yang telah digunakan sejak 2004 silam dikemukan Kepala PPI Tanjungsari sangat membantu aktivitasnya yang padat sehingga aktivitasnya dapat efektif dan efisien. Namun sampai saat ini baru Kepala PPI saja yang mendapatkan fasilitas motor dinas tersebut. Motor dinas Kepala PPI Tanjungsari. Mobil dinas yang akan mendistribusikan hasil tangkapan dari PPI Tanjungsari. Gambar 41 Gambar 42 b. Kondisi motor dinas Motor dinas yang diberikan pihak Pemda setempat untuk mendukung kinerja Kepala PPI ini masih dalam kondisi yang layak pakai. Motor dinas tersebut dibe- rikan dalam kondisi yang baru. Perawatan dan pemeliharaan motor tersebut selalu dilakukan oleh Kepala PPI.

4.3.2. Tingkat keberadaan fasilitas di PPI Tanjungsari