Keberadaan, kebutuhan dan kondisi fasilitas dalam menunjang

Perolehan kategori cukup pada keberadaan dan kebutuhan fasilitas dibahas sub bab sebelumnya serta kategori baik pada kondisi fasilitas mengindikasikan bahwa aktivitas penanganan ikan di PPI Tanjungsari belum berjalan dengan lancar. Hal ini disebabkan keberadaan fasilitas pabrik es yang belum tersedia, padahal kebutuhannya diperlukan di dalam aktivitas penanganan ikan.

4.4.3 Keberadaan, kebutuhan dan kondisi fasilitas dalam menunjang

aktivitas pengolahan ikan 1 Proses aktivitas pengolahan Tidak semua ikan-ikan dari PPI Tanjungsari dijual dalam keadaan segar. Sebagian ikan lainnya diolah menjadi ikan asin dan ikan pindang. Pengolahan ikan dimaksudkan selain untuk menambah jangka waktu konsumsi ikan, juga untuk memberi nilai tambah bagi produk ikan dan menjaga mutunya tetap baik walau disimpan lama, sehingga nilai jualnya tetap tinggi Indrianto 2006. 1 Pengasinan Pengasinan merupakan proses pengolahan ikan melalui pencucian ikan, penggaraman dan penjemuran Gambar 55. Usaha pengolahan ikan asin di PPI Kondisi per kelompok fasilitas dengan kate- gori yang telah ditetapkan berdasarkan per- sentase yang diperoleh dalam menun- jang aktivitas penanganan ikan. Gambar 54 Tanjungsari ini merupakan usaha skala menengah dengan tenaga kerja sebanyak 4 - 6 orang. Rata-rata produksi ikan per hari mencapai 50 kg. Jenis ikan yang umumnya dijadikan ikan asin adalah ikan pepetek, bawal, selar, layang, dan teri. Ikan yang diolah ini terbagi menjadi dua bentuk, yakni ikan asin yang dibelah dua membujur dan ikan yang tetap dalam keadaan utuh. Bentuk ikan asin ini sangat mempengaruhi jumlah garam yang akan diberikan. Bentuk ikan asin dalam keadaan utuh membutuhkan garam yang lebih sedikit, yaitu sekitar 10 kg garam untuk 1,5 kwintal ikan segar, sedangkan untuk ikan yang dibelah membutuhkan 20 kg garam. 2 Pemindangan Ikan tongkol dan kembung merupakan ikan yang mayoritas dijadikan ikan pindang. Pemindangan merupakan proses pengolahan ikan dengan cara merebus dengan air bergaram. Pembuatan ikan pindang di PPI Tanjungsari dilakukan secara perorangan yang dipasarkan 90 untuk konsumsi Kabupaten Pemalang dan 10 untuk konsumsi daerah Tegal, Pekalongan, Purbalingga. Ikan pindang dijual dengan harga sekitar Rp2000 - 4000ekor untuk ikan tongkol dan Rp2000 - 3000ekor untuk ikan kembung. Pengolahan ikan, yakni a pencucian dan b penjemuran. Gambar 55 b a 2 Tingkat keberadaan dan kebutuhan fasilitas dalam menunjang aktivitas pengolahan ikan Fasilitas yang mendukung aktivitas pengolahan ikan di PPI Tanjungsari saat ini adalah adanya ruang pengepakan. Meskipun masih dalam pembangunan, namun ruang pengepakan ini nantinya akan digunakan untuk proses pengolahan hasil tangkapan yang didaratkan di PPI Tanjungsari. Fasilitas pendukung lainnya adalah keberadaan tangki dan instalasi air untuk pencucian ikan serta generator listrik untuk penerangan ruang pengepakan Tabel 25. Keberadaan Fasilitas Kebutuhan Fasilitas No. Kelompok Fasilitas Fasilitas Seharusnya Ada Ada ADP ANBP BANP BANBP 1 Vital Tangki instalasi air Jumlah 1 1 1 Persentase 100 100 100 1 Generator listrik 2 Penting Ruang pengepakan Jumlah 2 2 1 1 Persentase 100 100 50 50 Sumber: Hasil pengamatan dan wawancara 2007 Ket: ADP: Ada dan diperlukan; ANBP: Ada namun belum diperlukan; BANP: Belum ada namun diperlukan; BANBP: Belum ada namun belum diperlukan Kelompok fasilitas vital yang seharusnya ada dalam menunjang aktivitas pengolahan ikan, yakni tangki dan instalasi air telah tersedia di PPI Tanjungsari. Oleh sebab itu kategori baik diperoleh kelompok fasilitas vital. Kelompok fasilitas penting pun memiliki kategori baik karena 2 fasilitas yang seharusnya ada telah tersedia, sedangkan kelompok fasilitas pelengkap tidak ada yang digunakan untuk mendukung aktivitas pengolahan ikan. Perolehan kategori baik untuk kelompok fasilitas vital dan penting Gambar 56 dapat memberikan kesimpulan bahwa keberadaan fasilitas dalam menunjang aktivitas pengolahan ikan termasuk kate- gori baik. Hal ini mengindikasikan bahwa keberadaan fasilitas yang ada dapat mendukung aktivitas pengolahan dengan baik. Tabel 25 Keberadaan dan kebutuhan fasilitas dalam menunjang aktivitas peng- olahan ikan ik Kelompok fasilitas vital memiliki kategori baik 100 karena satu fasilitas yang seharusnya ada, memang diperlukan, dalam menunjang aktivitas peng- olahan ikan. Kategori cukup diperoleh kelompok fasilitas penting karena 50 kebutuhan fasilitasnya ada dan diperlukan ADP dan 50 ada namun belum diperlukan ANBP Gambar 57. Kebutuhan fasilitas yang ANBP ini sebenarnya dapat menurunkan fungsi dan tujuan dari fasilitas tersebut. Keadaan ini disebab- kan fasilitas tersebut belum digunakan pada saat ini sehingga terdapat kemung- kinan fasilitas tersebut akan rusak jika terus menerus tidak digunakan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kebutuhan fasilitas pengolahan ikan secara umum di PPI Tanjungsari memperoleh kategori baik karena 2 fasilitas dari 2 kelompok fasilitas tersebut memang diperlukan, sedangkan fasilitas ruang pengepakan belum diperlukan saat ini sehingga keberadaannya tidak terlalu membantu aktivitas pengolahan ikan. Hal ini disebabkan luas ruang pengepakan belum mampu menampung seluruh aktivitas pengolahan ikan yang ada di PPI Tanjungsari. Kategori yang telah ditetapkan berdasarkan jumlah fasilitas yang seharusnya ada dan yang diperoleh dalam menunjang aktivitas pengolahan ikan. Gambar 56 3 Kondisi fasilitas dalam menunjang aktivitas pengolahan ikan Fasilitas tangki dan instalasi air serta generator listrik memiliki kondisi yang layak pakai, sedangkan ruang pengepakan berada dalam kondisi tidak dapat digunakan Tabel 26 karena pembangunannya yang belum selesai. Tabel 26 Kondisi fasilitas dalam menunjang aktivitas pengolahan ikan Kondisi Fasilitas No. Kelompok Fasilitas Fasilitas Layak Pakai Melampaui kapasitas Tidak dapat Digunakan 1 Vital Tangki dan instalasi air Jumlah 1 Persentase 100 1 Generator listrik 2 Penting Ruang pengepakan Jumlah 1 1 Persentase 50 50 Sumber: Hasil pengamatan dan wawancara 2007 Kondisi kelompok fasilitas vital memperoleh kategori baik 100 karena tangki dan instalasi air dalam keadaan layak pakai. Kategori cukup diperoleh kelompok fasilitas penting karena 50 layak pakai dan 50 tidak dapat digunakan masih Kebutuhan per kelompok fasilitas dengan kategori yang telah ditetapkan berdasarkan persentase yang diperoleh dalam menunjang aktivitas peng- olahan ikan. Gambar 57 dalam pembangunan Gambar 58. Meskipun kondisi ruang pengepakan nantinya sudah dapat digunakan, namun keberadaannya belum mampu mendukung seluruh aktivitas pengolahan ikan di PPI Tanjungsari karena kurang luasnya ruang pengepakan. Kategori kelompok fasilitas vital dan penting yang masing-masing mem- peroleh kategori baik dan cukup dapat memberikan gambaran bahwa secara umum kondisi fasilitas di PPI Tanjungsari untuk menunjang aktivitas pengolahan ikan memperoleh kategori baik. Dengan demikian dapat disimpulkan juga bahwa aktivitas pengolahan ikan telah berjalan baik dan lancar karena keberadaan dan kebutuhan dibahas sub bab sebelumnya serta kondisi fasilitas secara umum berada pada kategori baik. 4.4.4. Keberadaan, kebutuhan dan kondisi fasilitas dalam menunjang aktivitas pemasaran di PPI Tanjungsari Pelelangan ikan di TPI merupakan awal dari rantai pemasaran hasil tang- kapan sebelum akhirnya sampai pada ke konsumen. Menurut Lubis 2000, pelelangan ikan bertujuan untuk mendapatkan harga yang layak, baik bagi penjual Kondisi fasilitas dengan interval persentase perkira- an yang telah ditetapkan berdasarkan persentase yang diperoleh dalam menunjang aktivitas pengolahan ikan. Gambar 58 maupun pembeli. Kegiatan pelelangan di Tanjungsari ini dilakukan oleh unit usaha KUD Mina Misoyo Sari. Hal ini telah sesuai dengan Direktorat Jenderal Perikanan 1995 vide Marsiah 1998 bahwa kegiatan pelelangan dilaksanakan oleh unit usaha KUD yang dinilai mampu oleh pemerintah daerah. Apabila di dae- rah tersebut belum ada KUD yang dinilai mampu maka penyelenggaraan lelang dilakukan langsung oleh Pemda cabang Dinas Perikanan Daerah. Di PPI Tanjung- sari, semua hasil tangkapan yang didaratkan masuk pelelangan sesuai dengan Perda No.1 tahun 1984 Propinsi Jawa Tengah tentang tempat pelelangan ikan. Selain itu, aktivitas lelang yang merupakan kesadaran nelayan PPI Tanjungsari bahwa retribusi yang dikeluarkan nantinya akan bermanfaat bagi kesejahtera- annya. 1 Proses pemasaran 1 Pelelangan Urutan kegiatan sebelum pelelangan ikan dilaksanakan adalah pertama kapal ikan merapat di dermaga TPI Tanjungsari umumnya jam 03.00 WIB. Kapal tersebut segera melapor di pos keamanan terpadu untuk mendapatkan nomor urut lelang. Setelah mendapatkan nomor urut, ikan mulai dibongkar oleh ABK, disortir sesuai jenis dan mutunya, kemudian ditempatkan ke dalam basket ikan yang telah disediakan oleh KUD Mina Misoyo Sari. Namun tidak semua hasil tangkapan yang dilelang ditempatkan dalam basketkeranjang karena ada pula hasil tangkap- an yang diletakkan di lantai. Sekitar pukul 05.00 WIB ikan diturunkan dari kapal menuju TPI untuk ditimbang lalu ditata di lantai lelang oleh petugas angkut ikan yang dikoordinir oleh petugas KUD Mina Misoyo Sari. Penataan hasil tangkapan dilakukan secara mengelompok yaitu antara 4 - 5 kelompok dengan jenis ikan yang sama. Proses pelelangan Gambar 59 dimulai pada pukul 07.00 WIB yang mengikuti nomor urut lelang. Proses pelelangan ikan dilaksanakan secara terbuka yang dipimpin oleh seorang juru tawar. Juru tawar tersebut akan menyebutkan harga penawaran ikan untuk tiap jenis ikan per satu kelompok dengan pengeras suara. Harga ikan di pasaran saat itu menjadi pembuka harga awal penawaran sampai akhirnya mencapai harga tertinggi dari calon pembeli. Pembeli akan mengacungkan tangan tanda setuju terhadap penawaran tersebut. Ikan pun lang- sung diangkut oleh pemenang lelang setelah kesepakatan terjadi. Nelayan pemilik akan mencatat jenis, harga, jumlah kelompok, dan nama pemenang lelang ikan untuk kemudian diberikan kepada pihak TPI agar mendapatkan karcis lelang dari juru catat setelah dipungut 3 dari nilai lelang. Bakul ikan pun membayar sesuai dengan harga kesepakatan lelang dengan ditambah 2 . Total retribusi lelang di PPI Tanjungsari adalah 5 yang disetorkan ke kas daerah. Semua hasil transaksi dan kegiatan pelelangan setiap harinya akan dibukukan melalui kantor admini- strasi TPI. \ Secara umum, kendala yang dihadapi untuk aktivitas lelang di TPI Tanjung- sari tidak terlalu berarti. Menurut Kepala TPI Tanjungsari, aktivitas lelang yang dilakukan selalu berjalan lancar. Hambatan akan terjadi apabila hasil tangkapan yang didaratkan sangat sedikit sekali sehingga proses lelang pun tidak dapat Proses pemasaran di PPI Tanjungsari yang terdiri atas a penim- bangan; b proses lelang; c pembersihan lantai lelang; dan distri- busi yang diangkut dengan d gerobak, e becak, atau f mobil. a c b f e d Gambar 59 berlangsung karena hasil tangkapan langsung dijual kepada pengecerbakul. Keadaan demikian pernah terjadi pada bulan Februari 2007 lalu yang disebabkan oleh kondisi cuaca saat itu yang tidak menentu sehingga banyak nelayan PPI Tanjungsari tidak melaut. Adapun penggunaan retribusi yang masuk ke TPI Tanjungsari sesuai dengan Perda Jawa Tengah No.1 Tahun 1984 tentang pele- langan ikan adalah sebagai berikut. Sumber: Selayang pandang KUD Mina Misoyo Sari 2007 Hasil tangkapan yang telah dilelang dan dimiliki pedagang besar akan dijual kembali ke pedagang lokal, kemudian ke pengecer dan akhirnya dijual ke konsumen. Hasil tangkapan yang didaratkan di PPI Tanjungsari umumnya dipasarkan ke wilayah Pemalang dan daerah lain sekitarnya, seperti Batang, Pekalongan, Semarang, Surabaya, Jakarta, Karawang, Bekasi, dan daerah luar Jawa lainnya. Secara umum rantai pemasaran di TPI Tanjungsari sama seperti yang terdapat di beberapa pelabuhan perikanan di Indonesia seperti dalam rantai pemasaran Misran 1991 diacu dalam Anastasia 2005. 2 Distribusi Setelah proses lelang berlangsung, hasil tangkapan segera didistribusikan ke pasar-pasar lokal, luar kota dalam propinsi, ataupun antar propinsi. Transportasi yang biasa digunakan dalam proses distribusi di PPI Tanjungsari adalah gerobak, becak, dan mobil colt pick up. Penggunaan gerobak atau becak dilakukan hanya untuk jalur distribusi yang dekat, sedangkan mobil colt pick up digunakan untuk luar kota dalam propinsi atau antar propinsi. Hasil tangkapan biasa didistribusikan ke Kota Batang, Tegal, Semarang, Jakarta, dan Bekasi. Selain didistribusikan, hasil tangkapan juga ada yang langsung dijual oleh para bakul di PPI Tanjungsari. 2 Tingkat keberadaan dan kebutuhan fasilitas dalam menunjang aktivitas pemasaran Secara umum fasilitas-fasilitas yang digunakan dalam aktivitas pelelangan ikan di TPI Tanjungsari, yaitu tempat pelelangan ikan, kantor administrasi, gene- rator listrik, tangki dan instalasi air, pabrik es, serta mobil dinas Tabel 27. Keberadaan Fasilitas Kebutuhan Fasilitas No. Kelompok Fasilitas Fasilitas Seharusnya Ada Ada ADP ANBP BANP BANBP 1 Tempat pelelangan ikan 2 Tangki dan instalasi air 3 Pabrik es 4 Vital Kantor administrasi Jumlah 4 3 3 1 Persentase 100 75 75 25 1 Penting Generator listrik Jumlah 1 1 1 Persentase 100 100 100 1 Pelengkap Mobil dinas Jumlah 1 1 1 Persentase 100 100 100 Sumber: Hasil Pengamatan dan wawancara 2007 Ket: ADP: Ada dan diperlukan; ANBP: Ada namun belum diperlukan; BANP: Belum ada namun diperlukan; BANBP: Belum ada namun belum diperlukan Tabel 27 Keberadaan dan kebutuhan fasilitas dalam menunjang aktivitas pema- saran Adapun fasilitas yang fungsinya kecil, namun keberadaannya sangat membantu aktivitas pelelangan ikan di TPI Tanjungsari, yakni keranjangblong, timbangan, gerobak, dan pengeras suara. Akan tetapi, fasilitas-fasilitas ini tidak termasuk ke dalam 24 fasilitas yang paling diperlukan suatu PPPPI. Keberadaan kelompok fasilitas vital memperoleh kategori baik karena 3 dari 4 fasilitas yang seharusnya ada dalam menunjang aktivitas pemasaran telah tersedia di PPI Tanjungsari. Kelompok fasilitas penting yang hanya memerlukan satu fasilitas yang seharusnya ada pun telah dimiliki PPI Tanjungsari dalam mendukung aktivitas pemasaran adalah generator listrik. Generator listrik pada aktivitas pelelangan digunakan sebagai sumber alat penerangan dan alat pengeras suara. Hal ini menjadikan kelompok fasilitas penting memperoleh kategori baik. Kategori baik juga diperoleh kelompok fasilitas pelengkap karena satu fasilitas yang seharusnya ada telah tersedia. Keberadaan mobil dinas dalam menunjang aktivitas pemasaran adalah dalam proses distribusi ikan ke daerah-daerah lain Gambar 41. Kelompok fasilitas vital, penting, pelengkap yang semuanya memperoleh kategori baik mengindikasikan bahwa keberadaan fasilitas dalam menunjang aktivitas pemasaran di PPI Tanjungsari secara umum memiliki kate- gori baik. Keadaan ini menunjukkan bahwa aktivitas pemasaran berjalan dengan baik jika dilihat dari sisi keberadaan fasilitas. Kategori yang telah ditetapkan berdasarkan jumlah fasilitas yang seharusnya ada dan yang diperoleh dalam menunjang aktivitas pemasaran. 1 2 3 4 2 1 3 4 Jumlah Fasillitas 1 1 Baik Baik Buruk Buruk Cukup 1 3 Baik Sekali Buruk Sekali Baik 1 Buruk 1 1 Gambar 60 Kebutuhan kelompok fasilitas vital memiliki kategori baik 75 ADP dan 25 BANP Gambar 61. Pabrik es merupakan kelompok fasilitas vital yang keberadaanya belum tersedia namun dari segi kebutuhan diperlukan di PPI Tanjungsari. Hal ini menjadikan pabrik es yang sangat diperlukan dalam menunjang aktivitas pemasaran, terutama penggunaan es dalam distribusi hasil tangkapan perlu mendapat perhatian pihak PPI agar kesegaran ikan selama proses distribusi dapat tercapai. Kategori baik juga diperoleh kelompok fasilitas penting dan pelengkap yang masing-masing memperoleh 100 karena kebutuhannya yang ada dan diperlukan ADP. Keadaan ini menunjukkan bahwa kebutuhan fasilitas dalam menunjang aktivitas pemasaran di PPI Tanjungsari secara umum memperoleh kategori baik. Hal ini juga menunjukkan bahwa kelompok fasilitas yang ada dalam menunjang aktivitas pemasaran memang banyak yang diperlukan sehingga meninggikan fungsi fasilitas tersebut. 3 Kondisi fasilitas dalam menunjang aktivitas pemasaran Dua fasilitas dari kelompok fasilitas vital 50 berada pada kondisi layak pakai dan 2 fasilitas, yakni kantor administrasi 1 dan 2 masing-masing berada pada kondisi melampaui kapasitas dan tidak dapat digunakan karena masih dalam Kebutuhan per kelompok fasilitas dengan kategori yang telah ditetapkan berdasarkan persentase yang diperoleh dalam menunjang aktivitas pemasaran. Gambar 61 pembangunan. Kantor administrasi yang keberadaannya yang masih dalam pem- bangunan sehingga belum bisa digunakan Gambar 32b ini dibangun untuk mengatasi kantor administrasi yang telah melampaui kapasitas. Generator listrik dan mobil dinas yang termasuk dalam kelompok fasilitas penting dan pelengkap juga memiliki kondisi layak pakai. Tabel 28 Kondisi fasilitas dalam menunjang aktivitas pemasaran Kondisi Fasilitas No. Kelompok Fasilitas Fasilitas Layak Pakai Melampaui kapasitas Tidak dapat Digunakan 1 Tempat pelelangan ikan TPI 2 Tangki dan instalasi air 3 Pabrik es 4 Vital Kantor administrasi Jumlah 2 1 1 Persentase 50 25 25 1 Penting Generator listrik Jumlah 1 Persentase 100 1 Pelengkap Mobil dinas Jumlah 2 Persentase 100 Sumber: Hasil Pengamatan dan wawancara 2007 Ket : : Fasilitasnya ada; : Fasilitas tidak ada Kondisi kelompok fasilitas penting, dan pelengkap berdasarkan grafik berada pada kondisi baik, sedangkan kelompok fasilitas vital memperoleh kategori cukup Gambar 62. Walaupun masih terdapat kondisi yang melampaui kapasitas dan tidak dapat digunakan, namun dapat disimpulkan bahwa kondisi fasilitas dalam menunjang aktivitas pemasaran masih berada pada kategori baik. Hal ini juga mengindikasikan bahwa aktivitas pemasaran di PPI Tanjungsari telah berjalan dengan lancar. Keberadaan dan kebutuhan dibahas sub bab sebelumnya serta kondisi fasilitas yang berada pada kategori baik mengindikasikan bahwa aktivitas pemasaran di PPI Tanjungsari secara umum berlangsung dengan baik. 1 1 2 4.4.5. Keberadaan, kebutuhan, dan kondisi fasilitas dalam menunjang aktivitas pemeliharaan dan perbaikan 1 Keberadaan dan kebutuhan fasilitas dalam menunjang aktivitas pemeliharaan dan perbaikan Seluruh fasilitas yang seharusnya ada, baik dari kelompok fasilitas vital maupun pelengkap untuk menunjang aktivitas pemeliharaan dan perbaikan belum tersedia di PPI Tanjungsari Tabel 29. Keberadaan Fasilitas Kebutuhan Fasilitas No. Kelompok Fasilitas Fasilitas Seharusnya Ada Ada ADP ANBP BANP BANBP 1 Vital Bengkel reparasi kapal Jumlah 1 1 Persentase 100 100 1 Pelengkap Slipway Jumlah 1 1 Persentase 100 100 100 Sumber : Hasil pengamatan dan wawanacara 2007 Ket: ADP: Ada dan diperlukan; ANBP: Ada namun belum diperlukan; BANP: Belum ada namun diperlukan; BANBP: Belum ada namun belum diperlukan Kondisi fasilitas dengan interval persentase perkiraan yang telah ditetapkan berdasarkan persentase yang diperoleh dalam menunjang aktivitas pemasaran. Gambar 62 Tabel 29 Keberadaan dan kebutuhan fasilitas dalam menunjang aktivitas peme- liharaan dan perbaikan Hal ini mengakibatkan kategori buruk diperoleh PPI Tanjungsari secara umum dalam hal keberadaan fasilitas dalam menunjang aktivitas pemeliharaan dan perbaikan Gambar 63. Belum tersedianya bengkel reparasi kapal dan slipway sering ditemukan di suatu PPPPI. Pengawasan pemanfaatan dan fungsi bangunan PPI September 2004 yang dilakukan DKP 2004 menginformasikan bahwa terda- pat daerah-daerah, seperti PPI di Alok Kabupaten Sikka Provinsi NTT yang tidak memiliki bengkel pemeliharaan dan perbaikan kapal. Ketiadaan fasilitas slipway di PPI Tanjungsari dapat menjadi salah satu bukti bahwa banyak PPPPI yang belum memiliki fasilitas ini. Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian Lubis et. al. 2005 yang menyatakan bahwa dari 30 PP dan 204 PPI di Pulau Jawa hanya 30 yang memiliki slipway. Padahal menurut Mur- diyanto 2003, perawatan dan pemeliharaan fasilitas pelabuhan perikanan atau pangkalan pendaratan ikan juga mutlak dilakukan secara teratur agar operasiona- lisasi aktivitas pelabuhan dapat dilakukan tanpa terhalang oleh kemungkinan timbulnya hambatan akibat fasilitas yang bersangkutan tidak dapat berfungsi dengan baik atau rusak karena kurangnya tindakan perawatan yang seharusnya dilakukan. Kategori yang telah ditetapkan berdasarkan jum- lah fasilitas yang seharusnya ada dan yang diper- oleh dalam menunjang aktivitas pemeliha- raan dan perbaikan. Gambar 63 Kebutuhan fasilitas bengkel reparasi kapal yang termasuk kelompok fasilitas vital adalah belum ada namun diperlukan BANP Gambar 64. Meskipun bengkel reparasi kapal belum tersedia, namun aktivitas pemeliharaan dan perbaikan tetap dilakukan nelayan, seperti perawatan atau perbaikan kapal rusak yang dilakukan di sekitar wilayah PPI Gambar 31. Walaupun ketiadaan fasilitas bengkel reparasi kapal belum menghambat aktivitas lainnya, namun fasilitas ini seharusnya perlu mendapat perhatian dari pihak PPI karena akibatnya secara tidak langsung dapat mempersempit badan jalan sehingga jalur transportasi menjadi terhambat dan menimbulkan pencemaran lingkungan karena tumpahan atau ceceran cat yang digunakan selama pemeliharaan atau perbaikan. Adanya pemeliharaan atau perbaikan yang dilakukan di sepanjang sisi-sisi badan jalan PPI Tanjungsari juga menunjukkan bahwa aktivitas pemeliharaan dan perbaikan tetap perlu dilakukan meskipun tanpa adanya fasilitas pendukung. Oleh sebab itu, diperlukan fasilitas pendukung yang menjembatani aktivitas tersebut sehingga aktivitas dapat berjalan dengan lancar. Akan tetapi, penyediaan dana yang besar menjadi hambatan utama dalam merealisasikan fasilitas tersebut. Fasilitas slipway yang termasuk kelompok fasilitas pelengkap keberadaannya Kebutuhan per kelompok fasilitas dengan kategori yang telah ditetapkan berdasarkan persentase yang diperoleh dalam menunjang aktivitas pemeliharaan dan per- baikan. Gambar 64 belum ada dan kebutuhannya pun belum diperlukan saat ini di PPI Tanjungsari dalam menunjang aktivitas pemeliharaan dan perbaikan. 2 Kondisi fasilitas dalam menunjang aktivitas pemeliharaan dan perbaikan Tidak adanya kondisi fasilitas dalam menunjang aktivitas pemeliharaan dan perbaikan disebabkan ketiadaan fasilitas yang menunjang aktivitas pemeliharaan dan perbaikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa aktivitas pemeliharaan dan perbaikan tidak berjalan karena ketiadaan seluruh fasilitas pendukungnya. 4.4.6. Keberadaan, kebutuhan dan kondisi fasilitas dalam menunjang akti- vitas administrasi dan penyuluhan 1 Tingkat keberadaan dan kebutuhan fasilitas dalam menunjang aktivitas administrasi dan penyuluhan Diantara 24 fasilitas seharusnya ada di suatu PPPPI yang dikaji terdapat fasilitas yang telah ada dalam menunjang aktivitas administrasi dan penyuluhan seperti tertera pada Tabel 30. Aktivitas administrasi dan penyuluhan di suatu PPPPI merupakan aktivitas yang tidak kalah penting dengan aktivitas lain yang ada di suatu pelabuhan. Keterlibatan aktivitas administrasi menjadi penting, seperti pencatatan data hasil tangkapan didaratkan dan pencatatan proses kegiatan lelang Gambar 65. Pencatatan hasil lelang yang sedang ber- langsung di PPI Tanjungsari Gambar 65 Lain halnya dengan aktivitas administrasi, aktivitas penyuluhan adalah aktivitas nelayan dengan memberikan pengetahuan-pengetahuan mengenai aktivitas pe- nangkapan atau aktivitas terkait lainnya. Keberadaan Fasilitas Kebutuhan Fasilitas No. Kelompok Fasilitas Fasilitas Seharusnya Ada Ada ADP ANBP BANP BANBP 1 Tangki dan instalasi air 2 Vital Kantor administrasi Jumlah 2 2 2 Persentase 100 100 100 1 Kantor kepala pelabuhan 2 Generator listrik 3 Penting Tempat parkir Jumlah 3 3 3 Persentase 100 100 100 1 Ruang pertemuan 2 Kamar kecil 3 Balai pertemuan nelayan 4 Pos penjagaan 5 Rumah dinas 6 Musala 7 Mobil dinas 8 Pelengkap Motor dinas Jumlah 8 5 5 2 1 Persentase 100 62,5 62,5 25 12,5 Sumber: Hasil pengamatan dan wawancara 2007 Ket: ADP: Ada dan diperlukan; ANBP: Ada namun belum diperlukan; BANP: Belum ada namun diperlukan; BANBP: Belum ada namun belum diperlukan Seluruh fasilitas yang seharusnya ada pada kelompok fasilitas vital telah dimiliki PPI Tanjungsari sehingga kelompok fasilitas vital memperoleh kategori baik. Kategori baik sekali diperoleh kelompok fasilitas penting karena ke-3 fasilitasnya telah tersedia. Kelompok fasilitas pelengkap memperoleh kategori baik karena hanya terdapat 5 dari 7 fasilitas yang seharusnya ada Gambar 66. Perolehan kategori dari masing-masing kelompok fasilitas tersebut dapat disim- Tabel 30 Keberadaan dan kebutuhan fasilitas dalam menunjang aktivitas admi- nistrasi dan penyuluhan pulkan bahwa keberadaan fasilitas dalam menunjang aktivitas administrasi dan penyuluhan secara umum dapat dikategorikan baik. Fasilitas yang belum tersedia untuk mendukung aktivitas administrasi dan penyuluhan tersebut belum dapat terealisasikan karena keterbatasan modal yang dimiliki PPI Tanjungsari. Selain itu, semua fasilitas yang belum tersedia termasuk kedalam kelompok fasilitas pelengkap, dimana menurut Lubis et. al. 2005 kelompok fasilitas pelengkap pengadaannya baru pada pengembangan pelabuhan tahap ketiga. Kebutuhan fasilitas dalam menunjang aktivitas administrasi dan penyuluhan di PPI Tanjungsari secara umum memperoleh kategori baik. Hal ini disebabkan kelompok fasilitas vital memperoleh kategori baik, kelompok fasilitas penting pada kategori baik sekali, dan kelompok fasilitas pelengkap dalam kategori baik Gambar 67. Meskipun fungsinya yang belum terlalu dibutuhkan dan peng- adaannya yang pada pengembangan tahap ketiga, namun kebutuhan fasilitas yang belum ada namun diperlukan BANP, seperti ruang pertemuan dan pos penja- gaan, keberadaannya menjadi diperlukan agar fasilitas-fasilitas yang berfungsi Kategori yang telah ditetapkan berdasarkan jumlah fasilitas yang seharusnya ada dan yang diperoleh dalam menunjang aktivitas administrasi dan penyuluhan. Gambar 66 rangkap tersebut, yakni balai pertemuan nelayan BPN dan pos pengamat, dapat melakukan fungsi dan tujuannya. 2 Kondisi fasilitas dalam menunjang aktivitas administrasi dan penyuluhan Kelompok fasilitas vital memiliki kondisi fasilitas yang beragam. Tangki dan instalasi air berada dalam kondisi layak pakai, sedangkan 2 kantor administrasi masing-masing berada pada kondisi melampaui kapasitas dan tidak dapat diguna- kan karena masih dalam pembangunan. Tiga fasilitas pada kelompok fasilitas penting, yakni kantor kepala pelabuhan, generator listrik, dan satu tempat parkir berada pada kondisi layak pakai dan 1 tempat parkir lainnya pada kondisi tidak dapat digunakan karena rusak. Pada kelompok fasilitas pelengkap memiliki 12 fasilitas pada kondisi layak pakai dan 1 fasilitas pada kondisi tidak dapat digunakan karena rusak. Kebutuhan per kelompok fasilitas dengan kategori yang telah ditetapkan berdasarkan persentase yang diperoleh dalam menunjang aktivitas administrasi dan penyuluhan. Gambar 67 Kondisi Fasilitas No. Kelompok Fasilitas Fasilitas Layak Pakai Melampaui Kapasitas Tidak dapat Digunakan 1 Tangki dan instalasi air 2 Vital Kantor administrasi Jumlah 1 1 1 Persentase 33,33 33,33 33,33 1 Kantor kepala pelabuhan 2 Generator listrik 3 Penting Tempat parkir Jumlah 3 1 Persentase 75 25 1 Ruang pertemuan 2 Kamar kecil 3 Balai pertemuan nelayan 4 Pos penjagaan 5 Rumah dinas 6 Musala 7 Mobil dinas 8 Pelengkap Motor dinas Jumlah 12 1 Persentase 92,31 7,69 Sumber: Hasil pengamatan dan wawancara 2007 Ket : : Fasilitas ada; : Fasilitas tidak ada Kategori baik yang diperoleh keberadaan dan kebutuhan dibahas sub bab sebelumnya, dan kondisi fasilitas menunjukkan bahwa aktivitas administrasi dan penyuluhan berjalan dengan baik dan lancar tanpa adanya hambatan yang berarti meskipun masih terdapatnya fasilitas yang belum tersedia dan kondisi fasilitas yang tidak dapat digunakan. Secara umum kondisi fasilitas dalam menunjang aktivitas administrasi dan penyuluhan berada pada kategori baik. Meskipun kategori buruk diperoleh fasilitas vital 33 layak pakai dan 66,67 melampaui kapasitas dan tidak dapat digunakan Gambar 68, namun perolehan kategori baik dan baik sekali pada kelompok fasilitas penting dan pelengkap menegaskan kategori baik secara umum tersebut. 1 1 1 7 1 1 2 Tabel 31 Kondisi fasilitas dalam menunjang akktivitas administrasi dan penyu- luhan

4.4.7. Keberadaan, kebutuhan, dan kondisi fasilitas dalam menunjang aktivitas penyaluran perbekalan