c. Pusat lalu lintas dan jaringan informasi antara nelayan maupun antara nelayan dan masyarakat luas.
4 Pemanfaatan pelabuhan perikanan
Pemanfaatan pelabuhan perikanan adalah cara bagaimana memanfaatkan fasilitas pelabuhan perikanan yang ada seefisien dan seefektif mungkin untuk
menjalankan aktivitas kepelabuhanan secara optimal Lubis 2007a. Selanjutnya dikatakan efektif apabila pelabuhan perikanan berfungsi dengan baik yang berarti
berfungsinya fasilitas sesuai fungsi dan tujuannya, adanya pelaksanaan kegiatan pengorganisasian aktivitas-aktivitas kepelabuhanan, dan pelaksanaan perlindung-
an bagi lingkungan pelabuhan sesuai dengan seharusnya. Efisien diindikasikan dengan adanya nilai tambah misalnya pemanfaatan fasilitas sekurang-kurangnya
telah mencapai kapasitasnya dan atau melebihi kapasitasnya, pengorganisasian aktivitas yang sekurang-kurangnya telah mencapai sasaran pengorganisasian dan
atau melebihi sasarannya. Adapun menurut Lubis 2007a, pelabuhan perikanan di Indonesia belum berfungsi optimal antara lain:
1
Fasilitas yang ada belum berfungsi seluruhnya;
2
Fasilitas yang ada telah melampaui kapasitasnya;
3
Tidak terdapat fasilitas yang sebenarnya diperlukan; dan
4
Fasilitas yang ada sudah rusak. Fasilitas pelabuhan perikanan yang ada namun tidak dioperasionalkan antara
lain karena keterbatasan dana dari pengelola. Seluruh keadaan ini akan sangat menghambat terhadap aktivitas kepelabuhanan secara umum. Jika keadaan
demikian tidak mendapat tanggapan dari pihak pengelola pelabuhan perikanan maka akan berdampak bagi perkembangan PPPPI itu sendiri walaupun usaha
perikanan di suatu daerah berkembang baik.
2.2. Fasilitas Pelabuhan Perikanan
Fasilitas pelabuhan perikanan atau pangkalan pendaratan ikan dapat menjadi salah satu indikator perkembangan pelabuhan perikanan. Keberadaannya sangat
penting untuk mendukung aktivitas operasional pelabuhan. Seperti dijelaskan dalam SK Menteri Kelautan dan Perikanan No: KEP.10MEN2004 tentang
pelabuhan perikanan, fasilitas pelabuhan perikanan adalah sarana dan prasarana
yang tersedia untuk mendukung kegiatan operasional pelabuhan. Pelabuhan perikanan atau pengkalan pendaratan ikan menurut SK Menteri Kelautan dan
Perikanan No: KEP.10MEN2004 tentang pelabuhan perikanan, memiliki fasi- litas yang terdiri atas fasilitas pokok, fasilitas fungsional, dan fasilitas penunjang.
1 Fasilitas pokok
Fasilitas pokok adalah fasilitas dasar atau pokok yang diperlukan dalam kegiatan di suatu pelabuhan yang berfungsi untuk menjamin keamanan dan
kelancaran kapal, baik sewaktu berlayar keluar masuk pelabuhan maupun sewaktu berlabuh di pelabuhan. Keberadaan fasilitas-fasilitas ini di suatu pelabuhan
perikanan sangat penting untuk memperlancar aktivitas pendaratan ikan. Fasilitas pokok meliputi:
1
Pelindung, seperti breakwater, revetment, dan groin dalam hal secara teknis diperlukan;
2
Tambat, seperti dermaga dan jetty;
3
Perairan, seperti kolam dan alur pelayaran;
4
Penghubung, seperti jalan, drainase, gorong-gorong, jembatan; dan
5
Lahan pelabuhan perikanan.
2 Fasilitas fungsional
Fasilitas fungsional adalah fasilitas yang berfungsi meninggikan nilai guna fasilitas pokok. Fasilitas fungsional meliputi:
1
Pemasaran hasil perikanan, seperti tempat pelelangan ikan TPI;
2
Navigasi pelayaran dan komunikasi, seperti telepon, internet, SSB, rambu- rambu, lampu suar, dan menara pengawas;
3
Suplai air bersih, es, dan listrik;
4
Pemeliharaan kapal dan alat penangkap, seperti dockslipway, bengkel dan tempat perbaikan jaring;
5
Penanganan dan pengolahan hasil perikanan, seperti transit sheet dan laboratorium pembinaan mutu;
6
Perkantoran, seperti kantor administrasi pelabuhan; dan
7
Pengolahan limbah, seperti IPAL.
Menurut Lubis 2006, fasilitas-fasilitas tersebut diatas tidak harus ada di suatu pelabuhan, namun fasilitas ini disediakan sesuai dengan kebutuhan opera-
sional pelabuhan perikanan tersebut. Sebagai contoh, ada kalanya suatu pelabuhan tidak memerlukan cold storage karena ikan-ikan yang didaratkan semuanya habis
terjual dalam bentuk segar.
3 Fasilitas penunjang
Fasilitas penunjang adalah fasilitas yang secara tidak langsung mening- katkan peranan pelabuhan atau para pelaku mendapatkan kenyamanan dalam
melakukan aktivitas di pelabuhan. Fasilitas penunjang meliputi:
1
Pembinaan nelayan, seperti balai pertemuan nelayan;
2
Pengelolaan pelabuhan, seperti mess operator, pos jaga, dan pos pelayanan terpadu;
3
Sosial dan umum, seperti tempat peribadatan dan MCK; dan
4
Penyelenggaraan fungsi pemerintahan, seperti keselamatan pelayaran, kebersihan, keamanan, ketertiban, bea dan cukai, pengawas perikanan,
kesehatan masyarakat, dan karantina ikan. Berbeda halnya dengan SK Menteri Kelautan dan Perikanan No: KEP.10-
MEN2004 tentang pelabuhan perikanan, menurut Lubis et. al. 2005, pengka- tegorian fasilitas yang didasarkan pada penelitian yang telah dilakukan terdiri
atas:
4 Fasilitas mutlak diperlukan atau vital
Fasilitas mutlak diperlukan atau vital adalah fasilitas yang diperlukan untuk melaksanakan fungsi kepelabuhanan. Fasilitas-fasilitas tersebut mutlak adanya
pada awal pembangunan pelabuhan perikanan. Fasilitas mutlak meliputi:
1
Dermaga pendaratan ikan;
2
Kolam pelabuhan;
3
Sistem rambu-rambu yang mengatur keluar masuknya kapal;
4
Tempat pelelangan ikan;
5
Pabrik es;
6
Tangki dan instalasi air;
7
Tempat penyediaan bahan bakar;
8
Bengkel reparasi kapal; dan
9
Kantor administrasi. 5 Fasilitas penting
Fasilitas penting adalah fasilitas yang penting keberadaannya di pelabuhan perikanan dan pangkalan pendaratan ikan namun sebagian realisasinya dapat
ditunda sampai pada pengembangan tahap kedua. Fasilitas penting meliputi: 1 Generator listrik;
2 Kantor kepala pelabuhan;
3 Tempat parkir;
4 Pos penghubung radio SSB; dan
5 Ruang pengepakan.
6 Fasilitas pelengkap
Fasilitas pelengkap adalah fasilitas yang diperlukan agar pelabuhan perikanan dapat berfungsi dengan baik, tetapi pengadaannya baru pada
pengembangan pelabuhan tahap ketiga. Fasilitas pelengkap meliputi: 1 Dermaga muat terpisah;
2 Slipway;
3 Ruang pertemuan;
4 Kamar kecil;
5 Pos penjagaan;
6 Balai pertemuan nelayan;
7 Rumah dinas;
8 Musala;
9 Mobil dinas; dan
10 Motor dinas.
Fasilitas-fasilitas yang terdapat di pelabuhan perikanan tersebut menjadi salah satu hal yang penting karena keberadaannya akan mampu membantu
pelabuhan perikanan dalam menjalankan peran dan fungsinya serta dapat
memudahkan dan melancarkan aktivitas di suatu pelabuhan perikanan. Menurut Darmoredjo 1981 diacu dalam Supriatna 1993, pelabuhan perikanan maupun
pangkalan pendaratan ikan harus mempunyai fasilitas yang dapat: 1 Memperlancar kegiatan produksi dan pemasaran hasil tangkapan;
2 Menimbulkan rasa aman bagi nelayan terhadap gangguan alam dan manusia; dan
3 Mempermudah pembinaan serta menunjang pengorganisasian usaha ekonomi
nelayan. Keberadaan seluruh fasilitas juga dapat menjadi indikator perkembangan di
suatu pelabuhan. Berkembangnya fasilitas-fasilitas tersebut dapat berarti bertam- bahnya jenis fasilitas dan atau bertambahnya kapasitas dari fasilitas yang telah
ada. Dengan demikian, jenis dan kapasitas fasilitas yang ada berkembang sesuai dengan kebutuhan operasional pelabuhan Lubis 2006. Perawatan fasilitas
pelabuhan perikanan atau pangkalan pendaratan ikan juga mutlak perlu dilakukan secara teratur agar operasionalisasi aktivitas pelabuhan dapat dilakukan tanpa
terhalang oleh kemungkinan timbulnya hambatan akibat fasilitas yang bersang- kutan tidak dapat berfungsi dengan baik atau rusak karena kurangnya tindakan
perawatan yang seharusnya dilakukan Murdiyanto 2003. Banyaknya fasilitas yang belum memadai dan kondisinya yang kurang layak
diberbagai pelabuhan perikanan dan pangkalan pendaratan ikan merupakan fakta yang tidak terbantahkan, khususnya Pulau Jawa. Seperti hasil penelitian yang
dilakukan Lubis et. al. 2005 memperlihatkan secara jelas bahwa Pulau Jawa tidak mempunyai kelengkapan fasilitas kepelabuhanan yang dipandang mampu
menghadapi meningkatnya sub sektor perikanan tangkap. Ketidakcukupan atau ketiadaan fasilitas akan menyebabkan terhambatnya aktivitas kepelabuhanan,
sehingga pelabuhan perikanan kurang dapat melaksanakan fungsinya secara optimal.
2.3. Aktivitas Pelabuhan Perikanan