Hasil Posttest Hasil Analisis Data Penelitian

Kelas Dk F hitung F tabel Keterangan VIIA dan VIIB 0,05 0,813 2,130 Homogen Tabel 4.9. Hasil Uji Homogenitas Data Pretest Dari tabel di atas uji kesamaan dua varians kemampuan awal pretest diperoleh F hitung F tabel . Dari hasil analisis baik uji normalitas dan uji homogenitas kedua kelas yaitu VII A dan VII B, kedua-duanya memenuhi prasyarat sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol diambil jalan dengan melihat nilai rata-rata kelasnya, kelas yang memiliki nilai rata-rata paling rendah yang akan dijadikan kelas eksperimen dan kelas yang memiliki nilai rata-rata paling tinggi di jadikan kelas kontrol.

4.1.8 Hasil Posttest

Setelah peserta didik diberikan perlakuan dengan metode pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran berbasis flash untuk kelas eksperimen dan metode pembelajaran konvensional untuk kelas kontrol maka dilakukan post test untuk mengetahui kemampuan peserta didik setelah dilakukan pembelajaran dengan dua metode tersebut. Data dari hasil posttest juga harus dianalisis dengan uji normalitas dan uji homogenitas atau uji varians sebagai prasyarat untuk melakukan selanjutnya yaitu uji-t. 4.1.8.1 Uji Normalitas Data Posttest Dalam uji normalitas ini data dari kedua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol dimasukkan dalam tabulasi, yang kemudian dikelompokkan berdasarkan jawaban siswa. Berdasarkan uji normalitas data posttest dengan menggunakan rumus Lilliefors Hasil uji normalitas dapat dilihat pada lampiran 25, 26, dan terangkum dalam tabel berikut ini: Kelas L hitung Dk L tabel Keterangan VII A 0,117 0,050 0,185 Normal VII B 0,189 0,050 0,190 Normal Tabel 4.10. Hasil Uji Normalitas Data Posttest Berdasarkan tabel di atas untuk kelas VIIA diperoleh hasil L hitung = 0,117 dan L tabel = 0,185, jadi L hitung L tabel . Sehingga Ho diterima dan dapat diambil kesimpulan bahwa data tersebut normal. Sedangkan kelas VII B diperoleh L hitung = 0,189 dan L tabel = 0,190, jadi L hitung L tabel . Sehingga Ho diterima dan dapat dikatakan bahwa kelas eksperimen dan kontrol berdistribusi normal. 4.1.8.2 Uji Homogenitas Data Posttest Uji homogenitas atau uji kesamaan dua varians merupakan uji untuk mengetahui apakah kedua sampel penelitian yaitu kelas ekperimen dan kelas kontrol memiliki varians yang sama homogen atau berbeda. Uji homogenitas dengan menggunakan uji Fisher F dilakukan pada dua varians yang berbeda untuk mengetahui sebaran data tersebut homogen atau tidak. Hipotesis statistiknya adalah : : kedua varians sama : kedua varians tidak sama Hasil perhitungan data awal uji homogenitas diperoleh : Kelas Dk F hitung F tabel Keterangan VIIA dan VIIB 0,05 1,083 2,130 Homogen Tabel 4.11. Hasil Homogenitas Data Post Test Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai signifikasinya lebih dari 0,050 yaitu 2,130. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen dan kontrol homogen. Yang berarti kedua kelas tersebut mempunyai karakteristik yang sama.. Dikarenakan = 1,083, maka maka diterima dan dapat diambil kesimpulan bahwa data tersebut homogen varians sama.Hal ini berarti bahwa kedua data sampel tersebut mempunyai tingkat variasi yang sama atau mempunyai kemampuan yang sama pula. Hasil analisis data secara selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 27. 4.1.8.3 Uji t-Satu Pihak Uji perbedaan dua rata-rata atau juga disebut t-test digunakan untuk mengetahui apakah antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki kemampuan akhir yang sama atau berbeda. Uji perbedaan dua rata-rata data akhir post test kelas eksperimen dan kelas kontrol yang diperoleh dengan uji t-test dan hasilnya dapat dilihat pada lampiran 28 dan terangkum dalam tabel berikut ini: Kelas Rata- rata t hitung t tabel Db Keterangan Eksperimen 78,250 2,757 2,680 41 Tidak berbeda Kontrol 71,087 Tabel 4.12. Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Data Posttest Berdasarkan tabel di atas t tabel dicari dengan menggunakan derajat kepercayaan 0,05 dan db = 41 sehingga diperoleh t tabel = 2,680. Dikarenakan t hitung = 2,757, maka t hitung t tabel 2,757 2,680. Sehingga H o ditolak dan H a diterima. Dan dapat diambil kesimpulan bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen lebih baik dari nilai rata-rata kelas kontrol.

4.2 Pembahasan

4.2.1 P roses Penyusunan GBPM Garis Besar Pengembangan Media Bahan ajar yang telah dikembangkan dalam penelitian ini adalah bahan ajar pada materi wujud zat dan perubahannya. Bahan ajar tersebut dikemas dalam bentuk media pembelajaran berbasis flash. Langkah awal dalam pembuatan media pembelajaran tersebut adalah analisis kebutuhan. Kegiatan analisis kebutuhan ini menganalisis kompetensi yang bersumber dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada mata pelajaran IPA terpadu kelas VII dan sekaligus menentukan judul bahan ajar yang akan di buat. Langkah ke dua dalam pengembangan bahan ajar berbasis flash adalah merumuskan tujuan instruksional, merumuskan butir-butir materi, mengembangkan alat keberhasilan, menulis naskah media dan pembuatan garis besar pengembangan media.

4.2.2 Proses Produksi Media Flash

Setelah GBPM tersusun maka langkah selanjutnya adalah proses pembuatan media. Dalam proses pembutan media peneliti harus menentukan model media yang tepat agar media yang di buat dapat berguna secara efektif. Model yang digunakan dalam media ini adalah drill and practice. Model drill and practice dianggap cocok karena memiliki ciri-ciri : 1dilakukan setelah penyajian materi, 2 tidak menyajikan materi baru, 3 dapat dilakukan secara sekaligus dengan pemberian balikan, 4 dapat menunjang berbagai keterampilan 5 dapat diberikan dalam berbagai tingkatan kesulitan sesuai kebutuhan siswa. Kemudian

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS FLASH PADA MATA PELAJARAN FISIKA POKOK BAHASAN ELASTISITAS KELAS XI SMA N 1 SUKOREJO

0 32 148

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ANIMASI POKOK BAHASAN KEUNGGULAN TANAH DI INDONESIA Pengembangan Media Pembelajaran Menggunakan Animasi Pokok Bahasan Keunggulan Tanah Di Indonesia Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas VIII DI SMP N 2 Colomadu Kabu

0 3 9

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ANIMASI POKOK BAHASAN KEUNGGULAN TANAH DI INDONESIA Pengembangan Media Pembelajaran Menggunakan Animasi Pokok Bahasan Keunggulan Tanah Di Indonesia Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas VIII DI SMP N 2 Colomadu Kabu

0 2 16

Pengembangan media pembelajaran berbasis ICT dan inkuiri pada mata pelajaran IPA kelas V pokok bahasan pernapasan manusia.

0 0 136

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS FLASH PADA MATA PELAJARAN FISIKA POKOK BAHASAN ELASTISITAS KELAS XI SMA N 1 SUKOREJO.

0 0 150

IMPLEMENTASI MEDIA DIGITAL BOOK IPA TERPADU SMP KELAS VIII DENGAN POKOK BAHASAN TEKANAN ZAT CAIR.

0 1 18

PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH KURIKULUM 2013 SMP KELAS VII MATERI KARAKTERISTIK ZAT DAN PERUBAHANNYA.

0 1 1

Pengembangan Media Pembelajaran Mobile Learning Berbasis Adobe Flash Pada Mata Pelajaran TIK Kelas X di SMA N 5 Semarang.

0 0 16

Pengembangan Media Pembelajaran Mobile Learning Berbasis Adobe Flash Pada Mata Pelajaran Tik Kelas X Sma N 5 Semarang bab 1

0 0 12

Media pembelajaran komik untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa kelas VII SMP Kanisius Gayam Yogyakarta dalam pokok bahasan wujud zat - USD Repository

0 1 141