Deskripsi SMP N 5 Satu Atap Bumijawa

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Analisis Data Penelitian

4.1.1 Deskripsi SMP N 5 Satu Atap Bumijawa

4.1.1.1 Letak Geografis, Iklim, Cuaca, dan Kehidupan Sosial Masyarakat di SMP N 5 Satu Atap Bumijawa Sekolah Menengah Pertama SMP Negeri 5 Satu Atap Bumijawa merupakan Sekolah Menengah Pertama Satu Atap yang berada di jalan dukuh Sawangan KM. 12 Desa Sigedong, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Brebes. Jarak dari pusat kota ±40 KM. Kondisi geografis dari SMP N 5 Satu Atap Bumijawa tepat di bawah Gunung Slamet ±10 KM dari puncak Gunung Slamet, dan dukuh sawangan merupakan pedukuhan tertinggi di Kabupaten Tegal. Akses jalan dari kecamatan Bumijawa yang menanjak, sempit, berkelok dan banyak jurang di tepi jalannya. Jika menuju ke SMP Satu Atap dengan menggunakan kendaraan sepeda motor dibutuhkan waktu hampir 1 jam dengan kondisi 60 jalan beraspal dan sisanya berbatu. Udara di sekitar SMP N 5 Satu Atap Bumijawa cukup dingin, berkabut dan curah hujannya tinggi, pada siang hari banyak ditemukan penduduk sekitar memakai jaket dan penutup kepala. Guru yang mengajar di SMP N 5 Satu Atap Bumijawa jika mengajarpun menggunakan pakaian rangkap, bahkan ada yang memakai jaket lebih dari satu. 63 Mayoritas penduduk disana adalah petani sayuran, maka tidak heran jika menuju ke dukuh sawangan banyak terdapat tanaman sayuran dan bongkar muat kendaraan membawa sayuran. 4.1.1.2 Filosofis Berdirinya SMP N 5 Satu Atap Bumijawa Sebelum dibangun SMP N 5 Satu Atap Bumijawa angka kelulusan usia pendidikan dasar yang melanjutkan dari SD ke SMP sampai dengan tahun pelajaran 2008-2009 hanya mencapai 10 untuk dukuh sawangan dan sekitarnya. Hal ini dikarenakan beberapa faktor, antara lain: a. Letaknya terpencil, jauh dari kecamatan. b. Jarak dukuh Sawangan Desa Sigedong ke SMP terdekat yaitu SMP N 3 Bumijawa cukup jauh, sekitar 10 KM. c. Tidak adanya angkutan umum, adanya angkutan sayuran. d. Letak geografis yang berbukit, kondisi jalan menanjak, sempit, berkelok, dan banyak jurang di tepi jalannya. e. Sebenarnya kebanyakan masyarakat di dukuh sawangan tergolong mampu, tetapi kesadaran masyarakat akan pendidikan sangatlah kurang. f. Masyarakat sekitar yang lebih mementingkan faktor ekonomi daripada faktor pendidikan. Dalam hal ini masyarakat sekitar memilih anaknya untuk membantu orang tuanya bercocok tanam. g. Jika ada yang sekolah, masyarakat lebih memilih anaknya untuk sekolah yang berasrama di pondok pesantren dari pada di Sekolah Formal. 4.1.1.3 Jumlah Guru dan Murid SMP N 5 Satu Atap Bumijawa Kepala Sekolah SMP N 5 Satu Atap Bumijawa yaitu Bapak Muhaemin, S.Pd. Jumlah Guru di SMP N 5 Satu Atap Bumijawa semuanya 12 orang dan 2 orang Staf TU. SMP N 5 Satu Atap Bumijawa Terdiri dari 5 Kelas, yaitu kelas 7 dan 8 maing-masing 2 kelas dan 1 kelas untuk kelas 9. Kelas 7 berjumlah 43 siswa, kelas 8 berjumlah 49 siswa, dan kelas 9 berjumlah 34 siswa. 4.1.1.4 Kendala di SMP N 5 Satu Atap Bumijawa Ada beberapa kendala yang di dapat pada penelitian di SMP N 5 Satu Atap Bumijawa, antara Lain : 1. Pendanaan Kendala utama bagi operasional SMP N 5 Satu Atap Bumijawa adalah kurangnya dana. Situasi ini antara lain menimbulkan berbagai kendala dalam hal: a. Gedung dan fasilitas sekolah: Kurangnya fasilitas gedung seperti ruang guru, perpustakaan, ruang kelas atau lapangan untuk kegiatan olah raga, dll. b. Kesejahteraan dan kualitas guru: Karena d ari 12 guru, 9 diantaranya masih berstatus guru honorer, sedangkan biaya operasional menuju ke SMP N 5 Satu Atap Bumjiwa cukup tinggi. 2. Kurangnya Fasilitas Sekolah Banyak fasilitas yang belum dimiliki SMP N 5 Satu Atap Bumijawa, anatara lain: belum adanya laboratorium, tempat ibadah, lapangan olahraga, perpustakaan, alat praktek untuk mata pelajaran yang ada materi prakteknya. Oleh karena itu jika ada materi praktek tidak bisa diajarkan secara maksimal oleh guru. 3. Guru SMP N 5 Satu Atap Bumjiwa memiliki 12 guru, dari segi kualitas, para guru tersebut masih memiliki kualifikasi di bawah yang disyaratkan, karena banyak guru honorer itu sendiri belum memiliki ijazah minimum untuk mengajar karena banyak di antaranya masih kuliah. Selain itu, terjadi ketidakcocokan antara kualifikasi guru dengan mata pelajaran yang mereka ajar. Sebagai contoh, seorang staf TU diminta untuk mengajar Bahasa Jawa. Komitmen guru untuk memberikan pendidikan berkualitas di SMP N 5 Satu Atap Bumjiwa juga relatif rendah, terutama disebabkan oleh faktor geografis SMP N 5 Satu Atap Bumjiwa terletak di daerah pelosok dan kebanyakan guru bukan berasal dari daerah SMP N 5 Satu Atap Bumjiwa . Dari beberapa guru sering jatuh sakit dan tidak kuat dengan kondisi cuaca di Dukuh Sawangan yang sangat dingin. 4. Model Pembelajaran Dari segi kemampuan dalam mengelola pembelajaran di kelas juga di nilai masih kurang, karena motode yang digunakan oleh guru masih belum maksimal, metode yang di pakai kebanyakan metode konvensional dan hanya mengandalkan buku panduan mata pelajaran seperti LKS, ada bebarapa guru yang menggunakan media pembelajaran powerpoint tetapi dari segi tampilan kurang menarik sehingga dalam proses pembelajaran terlihat kurang menarik dan kurang adanya terobosan untuk guru menggunakan metode lain dan menggunakan media dalam pembelajaran di kelas. 5. Siswa Tantangan-tantangan yang dihadapi oleh guru dan kepala sekolah SMP N 5 Satu Atap Bumjiwa antara lain adalah: a. Angka kehadiran Siswa Banyak siswa yang tidak masuk sekolah karena mereka harus membantu orang tua melakukan tugas-tugas rumah tangga atau bekerja dilahan orang tua mereka. b. Pernikahan Dini Setiap tahunnya ada beberapa siswa yang mengundurkan diri karena dinikahkan orang tuannya. Kebanyakan yang mengundurkan diri adalah siswa perempuan. 6. Motivasi siswa Para guru dan kepala sekolah sama-sama mengungkapkan keprihatinan mengenai rendahnya motivasi serta perhatian siswa di dalam kelas. Kurangnya motivasi ini disebabkan oleh beragam alasan seperti: a. Masalah di rumah pekerjaan rumah tangga, membantu pekerjaan orang tua. b. Kurangnya keterlibatan dan bimbingan dari orang tua. c. Kurangnya sarana pendukung. Sebagai contoh: karena tidak ada sinyal dan laboratorium komputer di sekolah, ketika siswa diperkenalkan pada pelajaran komputer, mereka hanya dapat mempelajari teorinya dan membayangkan seperti apa komputer itu dan bagaimana mengoperasikannya. d. Pengaruh negatif dari pihak lain terutama dari anak-anak putus sekolah dan mereka yang sudah bekerja di kota. Pengaruh ini sering membuat siswa melalaikan tanggung jawab sekolah. 4.1.1.5 Keterkaitan Antara SMP N 5 Satu Atap Bumijawa dengan Proses Pembuatan Media Pembelajaran Berbasis Flash Setelah melakukan penelitian awal dan pengumpulan informasi di SMP N 5 Satu Atap Bumijawa peneliti banyak memperoleh hal yang menarik. Salah satu hal yang yang membuat peneliti tertarik ketika mewawancarai dengan salah satu guru yaitu guru mata pelajaran IPA Terpadu memperoleh hasil sebagai berikut. Dari 43 siswa di kelas VII, 15 diantaranya belum memenuhi syarat ketuntasan hasil belajar, dan siswa susah sekali mencerna mata pelajaran IPA Terpadu. Keaktifan siswapun di kelas untuk mata pelajaran IPA Terpadu juga sangat kurang. Dalam proses pembelajarannya kebanyakan hanya menggunakan LKS dan buku panduan dari guru saja. Guru hanya sekali atau dua kali menggunakan media powerpoint tetapi guru tersebut masih belum bisa membuat secara maksimal, cara penyajiannya kurang menarik dan keterbatasan waktu akhirnya dalam proses pembelajaran seringnya pembelajaran hanya menggunakan metode konvensional. Berkaitan dengan hal tersebut, untuk meningkatkan proses pembelajaran yang diharapkan untuk mengubah hasil belajar maka diperlukan sebuah media yang menarik untuk menumbuhkan semangat, minat, serta mengaktifkan siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar di kelas. Salah satu alternatif mengatasi masalah yang cocok untuk mata pelajaran IPA Terpadu maka peneliti bermaksud membuat media pembelajaran berbasis flash. Dengan membuat media pembelajaran berbasis flash diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang dialami guru mata pelajaran IPA Terpadu dalam proses pembelajaran. Materi yang digunakan dalam membuat pembelajaran berbasis flash yaitu wujud zat dan perubahannya. Materi tersebut disesuaikan dengan waktu peneliti dalam melakukan penelitian di SMP N 5 Satu Atap Bumijawa.

4.1.2 Deskripsi Pembuatan GBPM Garis Besar Pengembangan Media

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS FLASH PADA MATA PELAJARAN FISIKA POKOK BAHASAN ELASTISITAS KELAS XI SMA N 1 SUKOREJO

0 32 148

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ANIMASI POKOK BAHASAN KEUNGGULAN TANAH DI INDONESIA Pengembangan Media Pembelajaran Menggunakan Animasi Pokok Bahasan Keunggulan Tanah Di Indonesia Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas VIII DI SMP N 2 Colomadu Kabu

0 3 9

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ANIMASI POKOK BAHASAN KEUNGGULAN TANAH DI INDONESIA Pengembangan Media Pembelajaran Menggunakan Animasi Pokok Bahasan Keunggulan Tanah Di Indonesia Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas VIII DI SMP N 2 Colomadu Kabu

0 2 16

Pengembangan media pembelajaran berbasis ICT dan inkuiri pada mata pelajaran IPA kelas V pokok bahasan pernapasan manusia.

0 0 136

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS FLASH PADA MATA PELAJARAN FISIKA POKOK BAHASAN ELASTISITAS KELAS XI SMA N 1 SUKOREJO.

0 0 150

IMPLEMENTASI MEDIA DIGITAL BOOK IPA TERPADU SMP KELAS VIII DENGAN POKOK BAHASAN TEKANAN ZAT CAIR.

0 1 18

PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH KURIKULUM 2013 SMP KELAS VII MATERI KARAKTERISTIK ZAT DAN PERUBAHANNYA.

0 1 1

Pengembangan Media Pembelajaran Mobile Learning Berbasis Adobe Flash Pada Mata Pelajaran TIK Kelas X di SMA N 5 Semarang.

0 0 16

Pengembangan Media Pembelajaran Mobile Learning Berbasis Adobe Flash Pada Mata Pelajaran Tik Kelas X Sma N 5 Semarang bab 1

0 0 12

Media pembelajaran komik untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa kelas VII SMP Kanisius Gayam Yogyakarta dalam pokok bahasan wujud zat - USD Repository

0 1 141