Ruang Lingkup Metode Pembelajaran

b. Manfaat praktis dari pelaksanaan PTK adalah: 1 Inovasi pembelajaran Dalam inovasi pembelajaran guru perlu selalu mencoba untuk mengubah, mengembangkan, dan meningkatkan gaya mengajarnya agar mampu melahirkan model pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kelasnya. Guru selalu berhadapan dengan siswa yang berbeda dari tahun ke tahun. Oleh sebab itu, jika guru melakukan PTK, maka secara tidak langsung telah terlibat dalam proses inovasi pembelajaran. 2 Pengembangan kurikulum di sekolah dan di kelas Pada saat melakukan PTK, berarti guru mampu melakukan pengembangan kurikulum sesuai dengan situasi dan kondisi kelas, sehingga kurikulum dapat berjalan efektif melalui proses pembelajaran yang aktif dan kreatif. Sejalan dengan pendapat di atas, Wijaya 2009:13 mengemukakan manfaat PTK antara lain: a. Membantu guru memperbaiki mutu pendidikan. b. Meningkatkan profesionalitas guru. c. Meningkatkan rasa percaya diri guru. d. Memungkinkan guru mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya. e. Menumbuhkan kebiasaan menulis dan kebiasaan meneliti. f. Melatih pemikiran ilmiah.

B. Ruang Lingkup Metode Pembelajaran

Role Playing 1. Pengertian Role Playing Metode role playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Dalam http:apadefinisinya.blogspot.com200805kumpulan-metode- pembelajaranpendampingan.html dikemukakan bahwa metode role playing ini lebih menekankan pada materi ajar atau permasalahan yang diangkat dalam permainan peran dan bukan pada kemampuan siswa dalam memainkan suatu peran. Pengertian role playing berasal dari bahasa Inggris ”role” dan ’playing”. Adapun arti dari ”role” adalah peran dan ’playing” adalah bermain. Jadi dapat disimpulkan pengertian ”role playing” yaitu bermain peran. Dalam http:apadefinisinya.blogspot.com200805kumpulan-metode- pembelajaranpendampingan.html dikemukakan bahwa Role playing merupakan metode pembelajaran untuk menghadirkan peran-peran yang ada dalam dunia nyata ke dalam suatu ‘pertunjukkan peran’ di dalam kelaspertemuan, yang kemudian dijadikan bahan refleksi agar siswa memberikan penilaian terhadap masing-masing peran yang diperaninya. Hampir sama dengan pendapat di atas, Uno 2008:26 berpendapat bahwa Role playing sebagai salah satu model pembelajaran yang bertujuan untuk membantu siswa menemukan makna diri jati diri di dunia sosial dan memecahkan dilemma dengan bantuan kelompok Sedangkan menurut Zaini 2008:98, role playing adalah Suatu aktivitas pembelajaran terencana yang dirancang untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang spesifik. Jadi, dari ketiga pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran role playing adalah salah satu metode pembelajaran terencana yang dirancang untuk membantu siswa dalam proses pembelajaran dengan menghadirkan peran-peran yang ada dalam dunia nyata ke dalam kelas dimana siswa diajak menguasai bahan ajar dengan cara memerankan peran sesuai dengan karakter dari masing-masing materi ajar sehingga semua siswa dapat berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Menurut Komara dalam Mulyana 2004:141 sebagaimana tersedia dalam http:dahlil-ahmad.blogspot.com200903model-bermain-peran- dalam-pembelajaran_29.html, terdapat empat asumsi yang mendasari pembelajaran dengan menggunakan metode role playing, antara lain: a. Secara implisit bermain peran mendukung situasi belajar berdasarkan pengalaman dengan menitikberatkan isi pelajaran pada situasi ”di sini pada saat ini”. Dalam model ini, peserta didik dimungkinkan untuk menciptakan analogi sesuai dengan kehidupan nyata. Peserta didik dapat lebih mampu memahami materi ajar karena mereka telah mempraktikkan materi ajar yang diperaninya. b. Bermain peran memungkinkan peserta didik untuk mengungkapkan perasaannya yang tidak dikenal tanpa bercermin pada orang lain. Dalam metode ini memandang tindakan pemeranan dan refleksi menjadi kegiatan utama dari proses pembelajaran. c. Model bermain peran berasumsi bahwa emosi dan ide-ide dapat diangkat ke taraf sadar untuk kemudian ditingkatkan melalui proses kelompok. Dalam model pembelajaran ini, guru mengurangi peran yang mendominasi pembelajaran pada pendekatan tradisional. Model ini mendorong siswa untuk aktif dalam pemecahan masalah pada materi ajar dan belajar dari pengalaman orang lain. d. Model bermain peran berasumsi bahwa proses psikologi yang tersembunyi berupa sikap, nilai, perasaan, dan sistem keyakinan dapat diangkat ke saraf sadar melalui kombinasi pemeranan secara spontan. Dalam model ini, siswa meminta bantuan orang lain dalam menilai sikap dan nilainya. Tanpa bantuan orang lain, siswa sulit menilai sikap dan nilai yang dimilikinya. Role playing didasarkan pada tiga aspek umum dalam suatu pengalaman, antara lain Zaini, 2008:98: a. Mengambil peran role-taking, yaitu tekanan ekspektasi-ekspekatsi sosial terhadap pemegang peran. Contoh pada hubungan keluarga. b. Membuat peran role-making, yaitu kemampuan pemegang peran untuk berubah secara dramatis dari suatu peran ke peran yang lain dan menciptakan serta memodifikasi peran sewaktu-waktu diperlukan. c. Tawar-menawar peran role-negotiation yaitu tingkat di mana peran- peran dinegosiasikan dengan pemegang peran yang lain dalam parameter dan hambatan interaksi sosial. Dalam metode ini, siswa diajak untuk melakukan aktivitas sesuai dengan apa yang diperaninya. Guru hanya berperan sebagai motivator dan membimbing siswa supaya siswa melakukan kegiatanaktivitas belajar. Sardiman 1986:94 berpendapat bahwa siswa lebih termotivasi dalam proses pembelajaran jika siswa melakukan aktivitas dalam proses pembelajaran. Jadi dapat disimpulkan bahwa, role playing merupakan salah satu metode yang cocok digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar sehingga siswa dapat berpartisipasi penuh dalam proses pembelajaran. 2. Pendekatan Role playing Ada beberapa pendekatan role playing yang biasa digunakan di dalam proses pembelajaran. Pendekatan role playing ini didasarkan oleh pendekatan yang ada yaitu Zaini, 2008:101: a. Pendekatan berbasis keterampilan skills-based aprroach Dalam pendekatan ini peserta didik diharapkan untuk: 1 Memperoleh suatu keterampilan, kemampuan atau sikap yang sering melalui perilaku model dengan seperangkat kriteria. 2 Melatih sifat-sifat ini sampai benar-benar terinternalisasi dengan mengikuti kriteria yang ada. 3 Mendemonstrasikan sifat tersebut kepada yang lain untuk tujuan evaluasi. b. Pendekatan berbasis spekulasi speculative-based approach Dalam pendekatan ini peserta didik dilibatkan dalam membuat spekulasi terhadap pengetahuan masa lalu, peristiwa masa lampau, atau yang akan datang dengan menggunakan aspek-aspek yang diketahui dari wilayah subjek tertentu dan pengetahuan yang dimilikinya secara interaktif. Dalam pendekatan ini siswa diharapkan: 1 Membangkitkan pengetahuan untuk mengisi celah antara informasi yang diketahui dengan yang tidak diketahui. 2 Menggunakan bukti untuk membuat penilaian yang mendasar. 3 Merekonstruksi kemudian merepresentasi interaksi tertentu untuk menganalisis peristiwa. c. Pendekatan berbasis isu issues-based approch Pemain secara aktif mengeksplorasi suatu isu dengan mangandaikan peran-peran dari manusia dalam kehidupan nyata yang berselisih satu sama lain untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dari pendekatan ini siswa diharapkan dapat: 1 Meneliti sikap, kepercayaan, dan nilai-nilai yang mengelilingi suatu isu. 2 Meneliti sikap, kepercayaan yang dianut oleh manusia tertentu. 3 Menjadikan dirinya berpihak pada pemeran yang memegang posisi yang sama. 4 Berunding atau berdebat dengan mereka yang memegang posisi yang berbeda. 5 Mungkin mengambil pendirian dari yang bertentangan dengan suatu isu. 3. Tahap-Tahap Penerapan Metode Pembelajaran Role Playing Dalam penerapan metode pembelajaran role playing ada tiga tahapan yang dilakukan, yaitu perencanaan dan persiapan, interaksi, refleksi dan evaluasi Zaini, 2008:104: a. Perencanaan dan Persiapan Dalam metode pembelajaran ini membutuhkan kehati-hatian dalam merencanakan kegiatan pembelajaran. Beberapa hal yang harus dilakukan pendidik sebelum memulai role playing, antara lain: 1 Mengenal peserta didik. Dalam perencanaan penerapan metode pembelajaran role playing ini, guru perlu mengetahui tentang jumlah peserta didik, materi yang diketahui oleh peserta didik, pengalaman pembelajaran menggunakan metode role playing, latar belakang peserta didik, minat dan kemampuan peserta didik serta kemampuan peserta didik untuk berkolaborasi. Hal-hal tersebut perlu dipertimbangkan untuk menentukan peran yang akan dilakukan oleh peserta didik, materi yanga akan dipelajari lagi review, dan mengetahui pengalaman dan sejauh mana peserta didik dapat bekerjasama dengan orang lain. 2 Menentukan tujuan pembelajaran Tujuan pembelajaran dalam penerapan metode pembelajaran ini harus jelas dan spesifik. Tujuan pembelajaran harus diungkapan kepada peserta didik dari awal pembelajaran. 3 Menentukan waktu Dalam tahap perencanaan ini, guru perlu untuk menentukan kapan metode pembelajaran role playing diterapkan dalam proses pembelajaran. 4 Mengidentifikasi skenario Skenario memberikan informasi tentang apa yang harus diketahui peserta didik tentang perannya. Pilihan skenario tergantung minat dan kemampuan peserta didik. 5 Peranan guru Guru harus membuat keputusan apakah ia akan berpartisipasi dalam proses pembelajaran memainkan peran atau sebagai pengamat saja. 6 Mempertimbangkan hambatan Dalam hal ini, sebaiknya guru mempertimbangkan ruangan kelas cukup luas atau tidak, meja dan kursi bisa di pindah atau tidak, saat pelaksanaan, kelas menjadi ribut dan mengganggu yang lainnya atau tidak, dan lain-lain. Hal-hal tersebut harus dipertimbangkan dan dicari solusi atas hambatan tersebut. 7 Merencanakan waktu Pengalokasian waktu memang harus dipertimbangkan. Pengalokasian waktu pendahuluan, pemeranan, dan refleksi sebaiknya 1 : 2 : 3. 8 Pengumpulan sumber informasi yang relevan Sumber informasi yang lainnya diperlukan untuk memberikan gambaran dan stimulus kepada peserta didik. b. Interaksi Adapun langkah-langkah dalam penerapan metode role playing, adalah sebagai berikut: 1 Membuat peraturan permainan Aturan dasar role playing untuk pelaksanaan perlu dibuat dan dirundingkan kepada semua pihak sejak awal. 2 Mengeksplisitkan tujuan pembelajaran Tujuan pembelajaran dan pentingnya penggunaan metode role playing perlu diungkapan kepada peserta didik. 3 Membuat langkah-langkah permainan Guru harus membuat langkah-langkah yang jelas dalam penerapan Metode role playing ini dan menjelaskan kepada siswa agar dalam pelaksanaaan siswa tidak bingung. 4 Menggambarkan skenario atau situasi Skenario perlu dibuat oleh guru agar peserta didik dapat mencari pengetahuaannya sendiri tentang apa yang akan diperaninya dan dengan cara berpartisipasi di dalam proses pembelajaran. Guru juga perlu memberikan informasi yang cukup kepada peserta didik agar dapat menjalankan perannya dengan sebaik-baiknya. 5 Mengalokasikan peran Guru wajib membagi peran yang sesuai dengan kemampuan peserta didik. Apabila guru belum mengetahui peran dari setiap peserta didik maka guru dapat membagi peran secara acak. Guru juga harus menentukan apakah dirinya akan terlibat dalam permainan ini atau hanya sebagai pengamat. 6 Memulai role playing Role playing diterapkan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. c. Refleksi dan evaluasi Refleksi dan evaluasi dapat dilakukan disaat permainan sedang berlangsung atau setelah permainan berakhir. Aktivitas yang dilakukan di dalam kelas di evaluasi dan disimpulkan oleh guru dan peserta didik. Guru dan peserta didik juga melakukan refleksi yang berguna untuk menentukan tindak lanjut selanjutnya. 4. Kelebihan Dan Kekurangan Metode Pembelajaran Role Playing Metode pembelajaran memiliki peranan yang penting dalam suatu proses pembelajaran dimana dengan menggunakan metode pembelajaran kondisi proses pembelajaran dapat lebih kondusif. Tetapi tentunya metode pembelajaran memiliki kekurangan dan kelebihan. Begitu juga dengan metode pembelajaran role playing. Adapun kelebihan dan kekurangan metode pembelajaran role playing, antara lain sebagai berikut Djamarah, 2006:88: a. Kelebihan metode pembelajaran role playing. 1 Memotivasi siswa untuk terlibat aktif secara penuh dalam proses pembelajaran. 2 Melibatkan seluruh siswa untuk berpartisipasi dalam proses belajar mengajar agar siswa memiliki kesempatan untuk saling bekerjasama. 3 Siswa bebas mengambil keputusan dan berekpresi secara utuh. b. Kekurangan metode pembelajaran role playing 1 Siswa tidak dapat memainkan semua peran yang ada. Siswa lebih difokuskan pada satu peran saja. 2 Siswa lebih memahami materi pelajaran yang diperaninya daripada materi ajar yang tidak diperaninya. C. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi Belajar Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2007:756 motivasi didefinisikan sebagai dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan tertentu. Menurut Uno 2008:3, motivasi berasal dari kata “motif” yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang ada di dalam individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak dan berbuat demi mencapai tujuan tertentu. Sejalan dengan pendapat di atas, Mc. Donald mengemukakan Hamalik, 2007:158 : Motivation is an energy change withen the person characterized by affective arousal and anticipatory goal reaction Dari pengertian yang dikemukakan Mc.Donald, dapat dikatakan bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang mengakibatkan timbunya reaksi untuk mencapai tujuan dan mengandung tiga elemen penting: a. Motivasi mengawali terjadinya perubah energi pada diri seseorang. Motivasi itu timbul dari dalam dan luar diri manusia dan hasil dari adanya motivasi yaitu aktivitas yang akan dilakukan. b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa dan afeksi seseorang. Dalam hal ini, motivasi relevan dengan emosi seseorang dan dapat menentukan tingkah laku seseorang. c. Motivasi dirangsang karena adanya tujuan. Motivasi yang muncul dari dalam diri manusia merupakan reaksi dari adanya tujuan. Tujuan ini menyangkut kebutuhan seseorang akan suatu hal. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan yang dilandasi dengan tujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Belajar juga dapat diartikan sebagai psiko-fisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya dan sebagai usaha penguasaan ilmu pengetahuan Sardiman, 1986:22. Sedangkan menurut Morgan dalam http:whandi.net200910e- dukasipengertian-belajar.html disebutkan bahwa suatu kegiatan dikatakan belajar apabila memiliki tiga ciri-ciri sebagai berikut: a. Belajar adalah perubahan tingkah laku. b. Perubahan terjadi karena latihan dan pengalaman, bukan karena pertumbuhan. c. Perubahan tersebut harus bersifat permanen dan tetap ada untuk waktu yang cukup lama. Dari beberapa pengertian diatas motivasi belajar merupakan kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan, atau mekanisme psikologis yang mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai prestasi belajar tertentu sesuai dengan apa yang dikehendakinya sehingga menyebabkan perubahan tingkah laku yang permanen yang dilandasi dengan tujuan tertentu. 2. Jenis-Jenis Motivasi Dalam http:wildan39.wordpress.com20080225jenis-jenis- motivasi.html diungkapkan bahwa motivasi terdiri dari dua jenis, yaitu: a. Motivasi intrinsik Adalah bentuk motivasi yang berasal dari dalam diri subyek yang belajar. Misalnya, seorang siswa lulusan SMA ingin masuk keperguruan tinggi jurusan Pendidikan Akuntansi berdasarkan keinginannya sendiri tanpa ada paksaan atau suruhan dari pihak luar. b. Motivasi ekstrinsik Adalah motivasi yang berasal dari luar pribadi siswa yang belajar. Misalnya, siswa rajin belajar untuk mendapatkan hadiah yang telah dijanjikan kepadanya. 3. Hakikat Motivasi Belajar Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Menurut Uno 2008:23 hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa dan siswi yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Indikator motivasi belajar dapat dibedakan sebagai berikut Uno, 2008:23: a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan d. Adanya penghargaan dalam belajar e. Lingkungan belajar yang kondusif f. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar Dalam proses pembelajaran ada beberapa teknik motivasi, salah satunya dengan menggunakan metode pembelajaran yang membuat siswa untuk beraktivitas atau berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Dengan melakukan aktivitas, siswa lebih termotivasi mengikuti proses pembelajaran dan akan berpartisipasi penuh dalam proses pembelajaran sehingga proses proses pembelajaran berlangsung dengan baik. 4. Peranan Motivasi dalam Belajar Motivasi pada dasarnya dapat membantu siswa dalam memahami dan menjelaskan perilaku siswa dalam proses pembelajaran. Ada beberapa peranan penting dari motivasi dalam belajar dan pembelajaran, antara lain adalah sebagai berikut Uno, 2008:27: a. Peran motivasi dalam menentukan penguatan belajar Sarana penunjang pembelajaran dapat menjadi penguat belajar untuk siswa, apabila siswa sedang benar-benar mempunyai motivasi untuk belajar sesuatu dan motivasi dapat menentukan hal-hal yang harus dilakukan siswa yang dapat memperkuat kegiatan belajar seperti buku sumber, handout, dan buku praktik. b. Peran motivasi dalam memperjelas tujuan pembelajaran Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar berkaitan erat dengan kemaknaan belajar. Siswa akan tertarik dalam proses pembelajaran jika siswa tersebut sudah mengetahui manfaatnya bagi mereka. Sebagai contoh, seorang siswa menyukai belajar Akuntansi karena cita-citanya dalam bidang akuntansi. Pada suatu kesempatan, siswa tersebut diminta untuk membuat laporan keuangan, berkat pengalamanya di bidang akuntansi, siswa tersebut dapat menyelesaikan laporan keuangan tersebut dengan baik. Dari pengalaman itu, siswa semakin hari semakin giat belajar karena siswa tersebut sudah mengerti makna dari proses belajar. c. Motivasi menentukan ketekunan belajar Seorang anak akan termotivasi untuk belajar sesuatu, siswa tersebut akan berusaha mempelajarinya dengan baik dan dengan harapan memperoleh hasil yang baik. Jadi, motivsi untuk belajar menyebabkan siswa tersebut untuk tekun belajar. 5. Teknik-Teknik Motivasi dalam Proses Pembelajaran Beberapa teknik motivasi dalam proses pembelajaran sebagai berikut Uno, 2008:34: a. Penyataan penghargaan secara verbal Pernyataan verbal terhadap hasil belajar siswa yang baik merupakan cara paling mudah dan efektif untuk meningkatkan motivasi belajar siswa apalagi jika penghargaan verbal diberikan di depan banyak orang di depan kelas. b. Menggunakan nilai ulangan sebagai pemicu keberhasilan Pengetahuan terhadap hasil belajar merupakan cara untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. c. Menimbulakan rasa ingin tahu dan memunculkan sesuatu yang tidak diduga oleh siswa Rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu permasalahan akan membangkitkan rasa penasaran siswa untuk dapat mengetahui jawaban dari permasalahan tersebut. Hal ini dapat memicu motivasi siswa agar permasalahan tersebut dapat terpecahkan. d. Menggunakan materi yang dikenal siswa sebagai contoh dalam belajar Dalam menerangkan materi ajar, guru sebaiknya memberikan contoh yang telah dikenal siswa sehingga lebih mudah dipahami dan mudah diingat oleh siswa. e. Menggunakan simulasi dan permainan Proses pembelajaran yang dikemas dalam bentuk permainan dan simulasi lebih menarik bagi siswa, sehingga siswa akan termotivasi dalam proses pembelajaran dan materi ajar akan lebih mudah dipahami. f. Memperjelas tujuan pembelajaran yang hendak dicapai Dengan mengetahui tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, siswa akan lebih terarah dalam mencapai tujuan pembelajaran tersebut. g. Memberitahukan hasil pembelajaran yang telah dicapai oleh siswa Hasil belajar siswa dapat memotivasi siswa lebih kuat dalam mempertahankan hasil belajar yang telah baik maupun untuk memperbaiki hasil belajar yang kurang memuaskan. h. Membuat suasana persaingan yang sehat di antara siswa dan mengembangkan persaingan dengan diri sendiri Belajar dengan bersaing menimbulkan upaya belajar yang sungguh- sungguh untuk menjadi lebih baik dari orang lain. j. Memberikan contoh yang positif Untuk menggiatkan belajar siswa tidak cukup hanya dengan memberikan tugas saja melainkan harus diberikan pengawasan dan bimbingan yang memadai selama siswa mengerjakan tugas di kelas. Dalam mengontrol dan membimbing siswa guru sebaiknya memberikan contoh yang baik.

D. Materi Akuntansi Perusahaan Jasa

Dokumen yang terkait

Pengaruh metode role playing (bermain peran) terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas V di SDN Cempaka I Putih Tahun ajaran 2014-2015

0 21 122

PENINGKATAN KOMUNIKASI DALAM PEMBELAJARAN BAHASAINDONESIA MELALUI METODE ROLE PLAYING PADA SISWA Peningkatan Komunikasi Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Melalui Metode Role Playing.

0 3 16

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYAMPAIKAN PESANMELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN ROLE PLAYING Upaya Peningkatan Keterampilan Menyampaikan Pesan Melalui Strategi Pembelajaran Role Playing Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas VI SDN 03 Jati

0 1 15

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING Peningkatan Motivasi Belajar Pkn Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Role Playing Pada Siswa Kelas V SDN 03 Karangsari Kec. Jatiyoso Kab. Karanganyar Tahun Pelaj

0 1 12

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN METODE ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS V SDN 03 KARANGSARI Peningkatan Motivasi Belajar Pkn Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Role Playing Pada Siswa Kelas V SDN 03 Karangsari Kec. Jatiyoso Kab. Ka

0 1 11

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MATA PELAJARAN PKn MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ROLE Peningkatan Aktivitas Belajar Mata Pelajaran Pkn Melalui Penerapan Strategi Pembelajaran Role Playing Pada Siswa Kelas IV Sd Negeri 04 Kemiri Kecamatan Kebakkra

0 0 15

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MATA PELAJARAN PKn MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ROLE Peningkatan Aktivitas Belajar Mata Pelajaran Pkn Melalui Penerapan Strategi Pembelajaran Role Playing Pada Siswa Kelas IV Sd Negeri 04 Kemiri Kecamatan Kebakkra

0 0 18

PENINGKATAN PEMAHAMAN KEBEBASAN BERORGANISASI MATA PELAJARAN PKn MELALUI METODE ROLE PLAYING.

0 1 4

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN PKN MELALUI METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING (BERMAIN PERAN) PADA SISWA KELAS X.2 SMA N 1 TALAMAU

0 0 12

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI

0 1 252