5. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat
kontekstual. 6.
Mengakomodasi adanya keragaman budaya nusantara.
7. Melaksanakan yang memungkinkan
tumbuhnya kebiasaaan positif. 8.
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan.
√ √
√ √
C. Pemanfaatan media pembelajaransumber
belajar 1.
Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media.
2. Menghasilkan pesan yang menarik.
3. Menggunakan media secara efektif dan
efisien. 4.
Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media. √
√ √
√
D. Pembelajaran yang memicu dan memelihara
keterlibatan siswa 1.
Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaraan.
2. Merespons positif partisipasi siswa.
3. Memfasilitasi terjadinya interaksi guru-siswa
dan siswa-siswa. 4.
Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa.
5. Menunjukkan hubungan antar pribadi yang
kondusif. 6.
Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar.
√ √
√ √
√ √
E. Kemampuan khusus dalam pembelajaran
bidang studi 1.
Menumbuhkan sikap ekonomis 2.
Menumbuhkan sikap produktif. √
√
F. Penilaian proses dan hasil belajar
1. Melakukan penilaian awal.
2. Melakukan pemantauan kemajuan belajar.
3. Memberikan tugas sesuai dengan kompetensi.
4. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan
kompetensi √
√ √
√ G.
Penggunaan bahasa
1. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan
lancar. 2.
Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar.
3. Menyampaikan pesan dengan gaya bahasa
yang sesuai. √
√ √
IV A.
PENUTUP Refleksi dan rangkuman pembelajaran
1. Melakukan refleksi pembelajaran yang
melibatkan siswa. 2.
Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa.
√ √
B. Pelaksanaan tindak
lanjut
1. Memberikan arahan, kegiatan, atau tugas
sebagai bagian remidi. 2.
Memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai bagian pengayaan.
√ √
Catatan: lihat lampiran 21, hal. 203. Tabel 5.5 adalah deskripsi aktivitas guru dalam proses
pembelajaran dengan menggunakan metode role playing. Pada kegiatan pra pembelajaran guru telah melaksanakan pemeriksaan
kelas, media pembelajaran, dan memeriksa kesiapan siswa. Hal ini dilakukan guru agar dalam proses pembelajaran berlangsung
dengan baik tanpa adanya hambatan. Pada kegiatan awal, guru menyampaikan kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, dan
melakukan apersepsi melalui media powerpoint. Pada kegiatan inti, guru menjelaskan tentang alur pembelajaran berdasarkan metode
role playing dan materi pelajarannya dengan menggunakan media powerpoint. Selama proses pembelajaran berlangsung, guru
melaksanakan pembelajaran secara runtut, terkoordinasi, dan bersifat kontekstual sehingga proses pembelajaran berlangsung
sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan. Guru juga dapat menumbuhkan partisipasi siswa dan menunjukkan respons positif
terhadap partisipasi siswa tersebut sehingga siswa menjadi lebih antusias dalam proses pembelajaran. Selama proses pembelajaran
berlangsung, guru menggunakan bahasa lisan yang baik dan benar. Pada kegiatan akhir, guru mengajak siswa melakukan refleksi
melalui lembar refleksi dan menyimpulkan proses pembelajaran.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa dalam siklus satu ini guru mampu mengorganisasikan proses pembelajaran dengan
menerapkan metode role playing dengan baik. Guru telah melaksanakan pembentukan kelompok, melibatkan siswa dalam
pemanfaatan media, melaksanakan role playing dengan runtut, dan melakukan evaluasi secara lisan dengan mengajukan beberapa
pertanyaan berkaitan dengan kegiatan siswa. 2
Observasi terhadap kegiatan siswa Observasi terhadap kegiatan siswa dilakukan bersamaan
dengan dilaksanakan tindakannya. Adapun kegiatan siswa dalam proses pembelajaran disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 5.6 Aktivitas Kegiatan Siswa dalam Proses Pembelajaran
No Butir-Butir Sasaran Ya Tidak
Keterangan
1 Siswa siap
mengikuti proses pembelajaran
√ Siswa
menyiapkan alat tulis yang akan
digunakan dalam proses
pembelajaran 2 Siswa memperhatikan
penjelasan guru √
Pada saat
menjelaskan alur pembelajaran
berdasarkan metode
role playing dan
materi pelajaran.
3 Siswa menanggapi
pembahasan pembelajaran
√ Tidak ada
pembahasan dalam
pembelajaran 4 Siswa
mencatat hal-hal
penting √
Siswa tidak mencatat hal-hal
penting dikarenakan
siswa sibuk dengan
permainan role
playing 5 Siswa mengerjakan
tugas dengan baik √
Pada saat
penerapan metode
role playing
6 Siswa mendapat
teguran dari guru
√ Karena tidak ada
siswa yang membuat
kegaduhan di kelas pada saat
pelaksanaan pembelajaran
siswa ribut karena membahas
materi pelajaran 7 Ada persaingan yang
sehat dari diri siswa √
Keinginan untuk
memahami alur dan memastikan
kebenaran dalam
setiap transaksi 8 Siswa aktif dalam
proses pembelajaran √
Setiap siswa
aktif dalam proses
pembelajaran karena setiap
siswa memiliki peran masing-
masing. 9 Siswa
menjawab pertanyaan guru
√ Pada saat guru
menanyakan bukti apa saja
yang dipegang oleh setiap
bagian. 10 Siswa
mendapat penghargaan dari guru
baik verbal maupun non verbal
√ Pada
saat menjawab
pertanyaan guru. Catatan: lihat lampiran 22 hal.205.
Tabel 5.6 menunjukkan deskripsi aktivitaskegiatan siswa pada siklus satu yang menujukkan bahwa siswa mampu melaksanakan
proses pembelajaran dengan menggunakan role playing secara runtut dan baik. Sebelum memulai pembelajaran siswa menyiapkan
alat tulis yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Pada kegiatan inti, siswa memilih peran sesuai dengan kemauan dan
kemampuannya. Kemudian, siswa mendengarkan penjelasan guru tentang tugas dan langkah-langkah pembelajaran dengan
menggunakan metode role playing. Siswa pun mempraktikkan alur
pembelajaran dengan menggunakan metode role playing dengan baik. Pada awal penerapan metode role playing, siswa mengalami
kebingungan terhadap alur metode role playing dan mulai bertanya kepada teman satu kelompok atau sekedar melirik pekerjaan
kelompok lain sehingga suasana kelas menjadi agak gaduh. Tetapi keadaan tersebut tidak berlangsung lama karena guru memberi
arahan dan waktu kepada siswa untuk memahami alur role playing pada setiap transaksi. Selama proses pembelajaran berlangsung,
siswa ribut karena membahas hal-hal yang berkaitan dengan pembelajaran dengan menggunakan metode role playing. Tetapi
ada 3 orang siswa yang ribut yakni siswa kelompok 2, karena membahas hal-hal di luar materi pembelajaran, tetapi keributan
tersebut tidak dihiraukan oleh siswa yang lainnya karena siswa yang lainnya terlihat sangat menikmati kegiatan pembelajaran.
Siswa telihat antusias dan sangat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Pada kegiatan akhir, 3 orang siswa menjawab
pertanyaan guru secara lisan dan membuat refleksi pembelajaran melalui lembar refleksi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa telah mampu melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan metode
role playing dengan baik mulai dari memilih peran pada masing- masing siswa dalam kelompok, mempraktikkan alur pembelajaran,
melakukan evaluasi secara lisan, dan membuat refleksi secara tertulis.
3 Observasi terhadap kondisi kelas
Observasi terhadap kondisi kelas dilakukan bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan. Adapun keadaan kondisi kelas dalam
proses pembelajaran disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 5.7 Kondisi Kelas Selama Proses Pembelajaran
No Deskriptor Ya Tidak
Keterangan
1 Fasilitas di dalam kelas
mendukung proses pembelajaran
√ 1
buah papan
tulis, 1 buah whiteboard, 1
buah laptop dan viewer, 30 buah
kursi dan meja 2 Kondisi
kelas mendukung proses
pembelajaran √
Siswa melakukan
kegiatan pembelajaran
dengan serius 3 Siswa
membuat keributankegaduhan
√ Ada 3 siswa yang
ribut membicarakan
hal-hal di luar materi pelajaran.
4 Siswa mengerjakan
latihan soal √
Tidak ada latihan soal
5 Siswa aktif bertanya
pada guru jika √
Hanya ada 1 siswa yang
mengalami kesulitan bertanya
pada guru karena
mengalami kesulitan pada
posting ke buku besar
6 Guru memberikan
penghargaan verbal dan non verbal
√ Pada
saat siswa
mampu menjawab
pertanyaan guru 7
Adanya kegiatan yang menarik dalam proses
pembelajaran √
Hal ini
telihat ketika para siswa
aktif mengikuti proses
pembelajaran 8
Adanya sumber belajar dalam kelas yang
mendukung proses pembelajaran
√ Sumber belajar
tidak ada di kelas tetapi ada di
perpustakaan Catatan: lihat lampiran 23, hal. 207.
Tabel 5.7 menunjukkan kondisi kelas selama proses pembelajaran dengan menggunakan metode role playing
berlangsung. Dalam tabel tersebut menunjukkan bahwa fasilitas yang ada di dalam kelas dapat mendukung proses pembelajaran.
Walaupun ada 3 siswa yang ribut membicarakan hal-hal di luar pelajaran, kondisi kelas masih dapat terjaga dan masih cukup
kondusif untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan metode role playing.
d. Tingkat Motivasi Belajar Siswa
Motivasi belajar merupakan kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan, atau mekanisme psikologis yang mendorong
seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai prestasi belajar tertentu sesuai dengan apa yang dikehendakinya sehingga menyebabkan
perubahan tingkah laku yang permanen yang dilandasi dengan tujuan tertentu. Salah satu bentuk yang menunjukkan seorang siswa
termotivasi adalah adanya keinginan untuk berhasil. Berikut ini disajikan deskripsi motivasi belajar siswa setelah siswa melaksanakan
kegiatan pembelajaran dengan menerapkan role playing. Deskripsi motivasi belajar disajikan berdasarkan PAP II:
Tabel 5.8 Deskripsi Motivasi Belajar Siswa pada Siklus 1
Skala Motivasi Belajar Siswa
Frekuensi Frekuensi
Relatif Kriteria
69 – 80 6
21 Sangat tinggi
60 – 68 13
46 Tinggi
54 – 59 8
29 Cukup
48 – 53 1
4 Kurang
5 – 47 Sangat Kurang
JUMLAH 28 100 -
Catatan: lihat lampiran 30, hal. 224. Tabel 5.8 adalah tabel yang menunjukkan tingkat motivasi belajar siswa
pada siklsu 1. Dari data tersebut tampak bahwa persentase siswa yang memiliki motivasi belajar dengan kriteria sangat tinggi adalah 21,
Persentase siswa yang memiliki motivasi belajar dengan kriteria tinggi
adalah 46, persentase siswa yang memiliki motivasi belajar dengan kriteria cukup adalah 29, persentase siswa yang memiliki motivasi
belajar dengan kriteria kurang adalah 4, dan persentase siswa yang memiliki motivasi belajar dengan kriteria sangat kurang adalah 0.
Hasil perhitungan nilai mean = 62,21; median = 61,5; dan modus = 60. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa
sesudah penerapan metode role playing ini dilakukan adalah dalam kriteria tinggi.
e. Refleksi Pada tahap ini dilaksanakan evaluasi, pemaknaan, dan penyimpulan
hasil analisis observasi terhadap motivasi belajar siswa. Berikut ini disajikan hasil evaluasi guru dan siswa:
1 Evaluasi
a Kesan guru terhadap pelaksanaan pembelajaran
Tabel 5.9 Kesan Guru Mitra Terhadap Pelaksanaan Pembelajaran
No Uraian Komentar
1 Penilaian guru tentang komponen
pembelajaran a.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
b. Kesiapan Materi Ajar
c. Kesiapan Bahan Ajar bukti
transaksi, buku siklus akuntansi, dan bahan lainnya untuk keperluan
pembelajaran
d. Handout siswa
e. Soal kuistes
f. Kunci Soal
g. Cara kerja siswa
h. Suasana kelas
Baik Baik
Sangat baik Baik
Baik Baik
Baik Sangat
kondusif 2
Penilaian guru tentang Pelaksanaan Pembelajaran:
a. Siswa mendengarkan penjelasan
guru b.
Siswa mengikuti prosedur pembelajaran menggunakan
metode role playing c.
Siswa mengajukan pertanyaan d.
Mitra mensimulasikan role playing e.
Siswa bekerja sama dengan teman yang lainnya tanpa memandang
suku dan ras f.
Siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan role playing g.
Siswa menyimpulkan sendiri tentang kegiatan pembelajaran
h. Siswa melakukan refleksi terhadap
proses pembelajaran Ya, secara
baik Ya
Ya Ya
Ya Ya
Kurang Kurang,
karena refleksi
hanya tertulis
Catatan: lihat lampiran 24, hal. 208. Tabel 5.9 adalah tabel yang menunjukkan kesan guru mitra
setelah melaksanakan serangkaian proses pembelajaran dengan menggunakan metode role playing. Secara keseluruhan guru
menilai pelaksanaan pembelajaran dan metode role playing yang diterapkan sudah baik. Hal tersebut tampak pada
komponen pembelajaran seperti: RPP, materi ajar, bahan ajar, handout siswa, soal kuistes, kunci soal, dan cara kerja siswa
yang dinilai baik oleh guru mitra. Pada saat pelaksanaan tindakanpembelajaran, siswa mendengarkan penjelasan guru,
siswa juga mengikuti prosedur pembelajaran dengan menggunakan metode role playing. Selama pembelajaran
berlangsung ada 1 siswa yang mengajukan pertanyaan kepada guru dan hal itu direspon positif oleh guru. Dalam kelompok,
siswa dapat bekerja sama tanpa memandang suku dan ras. Siswa juga terlihat antusias dalam mengikuti pembelajaran
dengan menggunakan role playing. Namun, ada beberapa komponen yang dirasa kurang baik dan perlu diperbaiki, yakni
siswa kurang turut menyimpulkan tentang kegiatan pembelajaran dan merefleksikan proses pembelajaran hanya
secara tertulis. Hal tersebut dikarenakan kurangnya waktu yang diberikan jika hanya diterapkan dengan 2 jam pelajaran.
b Kesan siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran
Tabel 5.10 Kesan Siswa terhadap Pelaksanaan Pembelajaran
No Aspek Yang Diamati
Skala Penilaian SS S TS
STS
1 Bagaimana mengenai proses pembelajaran:
a. Pokok bahasan
siklus akuntansi perusahaan jasa
b. Suasana Kelas
c. Kerjasama tim
d. Penampilan guru
50 14
25 18
50 72
75 64
7 18
Berminat Tidak
Berminat
2 Apakah anda
berminat mengikuti pembelajaran
dengan menggunakan metode pembelajaran
role playing 100
Ya Tidak
3 Selama kerja kelompok
saya : a.
Memilih peran 57
43
sendiri sesuai kemauan saya
b. Memilih peran
sendiri sesuai dengan kemampuan
saya
c. Mengacaukan
kegiatan d.
Bingung terhadap proses pembelajaran
menggunakan metode
pembelajaran
role playing
57
18 21
43
82 79
Catatan: lihat lampiran 25, hal.209. Keterangan:
SS = Sangat Senang
S = Senang
TS = Tidak Senang
STS = Sangat Tidak Senang
Tabel 5.10 menunjukkan evaluasi siswa setelah melaksanakan serangkaian proses pembelajaran dengan menggunakan
metode role playing. Secara keseluruhan siswa menilai pelaksanaan pembelajaran dan metode role playing yang
diterapkan sudah baik. Berkaitan dengan proses pembelajaran, siswa mengaku merasa senang. Hal ini tampak pada persentase
mengenai proses pembelajaran pokok bahasan siklus akuntansi perusahaan jasa, suasana kelas, kerja sama tim, dan
penampilan guru lebih dari atau sama dengan 50. Berkaitan dengan minat siswa, semua siswa berminat mengikuti proses
pembelajaran dengan menggunakan metode role playing. Selama tindakan berlangsung, rata-rata siswa memilih peran
sesuai dengan kemauan dan kemampuannya sendiri, tidak mengacaukan kegiatan, dan tidak bingung terhadap proses
pembelajaran. 2
Pemaknaanrefleksi a
Guru
Tabel 5.11 Refleksi Guru terhadap Pelaksanaan Pembelajaran
No Uraian Komentar
1 Manfaat yang diperoleh
dalam proses pembelajaran dengan
menerapkan metode role playing
- Gambaran dan
pemahaman materi Akuntansi lebih
kontektual sehingga siswa dapat mengaitkan
materi dengan realitas kehidupan.
- Proses pembelajaran
lebih menyenangkan. -
Dapat merangsang pengetahuan siswa agar
lebih memahami materi melalui peran yang telah
dimainkan oleh masing- masing siswa
- Ada metode
pembelajaran baru yang dapat digunakan siswa
sebagai praktik Akuntansi.
2 Hambatan yang
ditemui dalam proses
pembelajaran dengan menerapkan metode
role playing -
Perlunya persiapan perencanaan, media dan
bahan dalam jangka waktu lama yang akan
digunakan untuk pembelajaran.
- Membutuhkan waktu
yang lama untuk layout tempat.
3 Siswa berminat dan aktif berkatifitas dalam
- Ya, siswa berminat dan
aktif dalam kegiatan
menggunakan metode pembelajaran
role playing
pembelajaran. Kelas yang lain pun ingin
merasakan pembelajaran dengan menggunakan
metode role playing.
Catatan: lihat lampiran 26, hal. 217. Tabel 5.11 menunjukkan deskripsi refleksi guru setelah
melaksanakan serangkaian proses pembelajaran dengan menggunakan metode role playing melalui lembar refleksi dan
hasil wawancara lampiran 27 hal. 218. Hambatan yang dihadapi selama perencanaan dan tindakan pembelajaran
dengan menggunakan metode role playing berlangung, yakni perlunya persiapan perencanaan, media dan bahan dalam
jangka waktu lama yang akan digunakan untuk pembelajaran dan membutuhkan waktu yang lama untuk layout tempat yang
akan digunakan untuk kegiatan pembelajaran, sehingga waktu yang digunakan untuk pembelajaran berkurang.
Sedangkan Manfaat yang diperoleh setelah melaksanakan serangkaian
proses pembelajaran, antara lain: 1 Gambaran dan pemahaman materi Akuntansi lebih
kontektual sehingga siswa dapat mengkaitkan materi dengan realitas kehidupan.
2 Proses pembelajaran lebih menyenangkan. 3
Dapat merangsang pengetahuan siswa agar lebih memahami materi siklus akuntansi perusahaan jasa
melalui peran yang telah dimainkan oleh masing-masing siswa.
4 Ada metode pembelajaran baru yang dapat digunakan siswa sebagai praktik Akuntansi.
Selama proses pembelajaran, siswa pun aktif dan berminat mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran. Namun, dalam
pelaksanaannya, ada kegiatan-kegiatan yang perlu diperbaiki yakni pada akhir pelajaran, siswa dan guru kurang
menyimpulkan dan merefleksikan pembelajaran. Setelah adanya PTK ini, guru akan melaksanakan proses pembelajaran
dengan menggunakan metode role playing yang akan digunakan sebagai praktik akuntansi perusahaan jasa. Hal
tersebut dilakukan guru sebagai upaya meningkatkan mutu pembelajaran siswa di kelas terutama dalam hal motivasi dan
pemahaman siswa terhadap materi Akuntansi khususnya siklus akuntansi perusahaan jasa.
b Siswa
Tabel 5.12 Refleksi siswa terhadap Pelaksanaan Pembelajaran
No Uraian Komentar
1 Manfaat yang
saya peroleh dalam proses
pembelajaran dengan
menggunakan metode
pembelajaran •
Mengetahui bagian-bagian dan tugas masing-masing bagian
dalam perusahaan. •
Lebih mengetahui semua tugas dalam bagian akuntansi,
keuangan, kurir bagian penjualanpembelian, dan pihak
diluar perusahaan pada
role playing kehidupan nyata.
• Lebih mudah dan paham
terhadap siklus akuntansi perusahaan jasa secara nyata
• Lebih bisa menguasai materi
pelajaran Akuntansi. •
Bisa merasakan cara kerja yang nyata.
• Dapat mengetahui lebih jelas
lagi transaksi-transaksi yang terjadi dalam pembelajaran
Akuntansi
• Dapat mengetahui bagaimana
praktik akuntansi dan belajar bekerja sama dalam satu tim.
• Pengalaman sebagai seorang
akuntan dan belajar bekerja di perusahaan.
2 Hambatan yang
saya temui selama proses
pembelajaran dengan
menggunakan metode
pembelajaran role playing
• Waktu yang dialokasikan untuk
proses pembelajaran kurang. •
Proses pembelajaran terlalu cepat.
• Bingung pada saat pengerjaan
ke buku praktik akuntansi perusahaan jasa pada bagian
akuntansi.
Catatan: lihat lampiran 28, hal. 220. Tabel 5.12 adalah deskripsi refleksi siswa terhadap proses
pembelajaran. Menurut seluruh siswa ada banyak manfaat yang diperoleh dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan metode role playing, antara lain: 1 Siswa dapat mengetahui bagian-bagian dan tugas masing-
masing bagian dalam perusahaan.
2 Siswa dapat lebih mengetahui semua tugas dalam bagian akuntansi, bagian keuangan, kurir, dan pihak diluar
perusahaan dalam kehidupan nyata. 3 Siswa lebih mengerti dan memahami siklus akuntansi
perusahaan jasa secara nyata. 4 Lebih bisa menguasai materi akuntansi pokok bahasan
siklus akuntansi perusahaan jasa. 5 Dapat lebih mengetahui transaksi-transaksi yang terjadi
dalam pembelajaran akuntansi. 6 Dapat mengetahui bagaimana praktik akuntansi yang
sesungguhnya dan belajar bekerja sama dalam satu tim. 7 Seolah-olah telah memiliki pengalaman sebagai seorang
akuntan dan belajar bekerja diperusahaan. Sedangkan hambatan yang dihadapi selama proses
pembelajaran dengan menggunakan metode role playing adalah kurangnya waktu dalam proses pembelajaran,
menentukan batas waktu dalam setiap transaksi terlalu cepat, kelas agak ramai, dan siswa yang berperan sebagai bagian
akuntansi mengalami sedikit kebingungan pada saat pencatatan transaksi ke dalam jurnal. Setelah melaksanakan PTK ini,
siswa berminat kembali untuk melaksanakan metode pembelajaraan dengan menggunakan metode role playing.
Siswa merasakan bahwa metode role playing ini
menyenangkan dan lebih mudah memahami materi pelajaran Akuntansi khususnya siklus akuntansi perusahaan jasa. Jadi,
dapat disimpulkan bahwa siswa menilai pada siklus 1 ini menunjukkan bahwa keseluruhan perangkat dan proses
pembelajaran sudah cukup baik dan berjalan dengan lancar. 3
Penyimpulan a
Perencanaan – Tindakan Sejak perencanaan sampai dengan pelaksanaan tindakan dalam
PTK ini ada hal-hal yang sudah baik dan ada hal-hal yang perlu diperbaiki. Hal-hal yang sudah baik yakni guru dan
peneliti telah merencanakan penelitian dengan baik sehingga tindakan pembelajaran pun berjalan dengan lancar. Namun,
ada beberapa hal yang perlu diperbaiki yakni waktu yang dialokasikan untuk proses pembelajaran kurang sehingga
proses pembelajaran berlangsung terlalu cepat, dan siswa mengalami kebingungan pada saat pengerjaan ke buku praktik
Akuntansi perusahaan jasa. b
Guru dan peneliti menyimpulkan dengan pelaksanaan PTK ini, motivasi belajar siswa dalam melaksanakan proses
pembelajaran Akuntansi mengalami peningkatan. Hal-hal yang menyebabkan peningkatan motivasi belajar siswa adalah
pembelajaran yang bersifat student centered dimana siswa aktif melakukan kegiatan pembelajaran dan metode
pembelajaran yang belum pernah dilakukan sebelumnya di kelas. Oleh karena tujuan pembelajaran ini telah dicapai, maka
pembelajaran tidak dilanjutkan pada siklus 2.
B. Komparasi Motivasi Belajar Siswa Sebagai Dampak Penerapan Metode