Penelitian Tindakan Kelas TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Tindakan Kelas

1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas Dalam literatur berbahasa Inggris, Penelitian Tindakan Kelas PTK disebut classroom action research. PTK dibentuk dari 3 kata, yang memiliki pengertian sebagai berikut Kunandar, 2009:45: a. Penelitian adalah suatu aktivitas mencermati suatu obyek tertentu melalui metodologi ilmiah dengan mengumpulkan data-data dan dianalisis untuk menyelesaikan suatu masalah. b. Tindakan adalah suatu aktivitas yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu yang berbentuk siklus kegiatan dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan suatu masalah dalam proses belajar mengajar. c. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru. Dari ketiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa PTK merupakan suatu pencermatan terhadap proses belajar mengajar berupa sebuah tindakan berbentuk siklus kegiatan yang sengaja dilakukan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tidak berbeda dengan pendapat di atas, Wijaya 2009:9 mendefinisikan PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipasif denga tujuan memperbaiki kinerja sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. 7 Sedangkan menurut David Hopkins Kunandar, 2009:45, pengertian PTK adalah: “a form of self-reflective inquiry undertaken by participans in a social including educational situation in order to improve the rationality and justice of: a their own social or educational practices; b their understanding of these practices; and c the situation in which practices are carried out” PTK merupakan suatu bentuk refleksi diri yang dilakukan oleh para pelaku pendidikan dalam situasi pendidikan untuk memperbaiki rasionalitas dan keadilan tentang a praktik kependidikan; b pemahaman tentang praktik tentang praktik tersebut; dan c situasi dimana praktik tersebut dilakukan. Dari beberapa pengertian tersebut di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa PTK adalah suatu bentuk refleksi diri yang dilakukan oleh para pelaku pendidikan guru melalui pencermatan terhadap proses pembelajaran dengan cara merencanakan, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipasif. 2. Karakteristik PTK Karakteristik PTK berbeda dengan karakteristik penelitian formal. PTK memiliki beberapa karakteristik, sebagai berikut Raka Joni, 1998:6: a. An inquiry on practice from within PTK didasarkan pada masalah yang benar-benar dihadapi guru dalam proses belajar mengajar di kelas. PTK memusatkan perhatian pada permasalahan yang spesifik dan kontektual sesuai karakteristik siswa di dalam kelas. Tujuan PTK bukan menemukan pengetahuan baru tetapi memperbaiki atau meningkatkan mutu proses belajar mengajar di kelas. b. A collaborative effort between school teachers and teacher educators. PTK dilaksanakan secara kolaboratif dengan pihak lain. Dalam PTK perlu ada partisipasi dari pihak lain yang berperan sebagai pengamat. Hal ini perlu dilakukan untuk mendukung objektivitas dari hasil PTK. Kolaborasi ini dilakukan secara keseluruhan dalam tindakan PTK, mulai dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan sampai dengan evalusi dan refleksi. c. A reflektif practice made public. Refleksi merupakan tahapan dalam PTK. Dalam refleksi ini banyak hal yang harus dilakukan, yaitu mulai dari mengevalusi tindakan pelaksanaan PTK sampai dengan memutuskan apakah masalah dalam penelitian sudah terjawab atau membuat perencanaan siklus selanjutnya. 3. Prinsip-Prinsip Penelitian Tindakan Kelas Menurut Hopkins 1993:57-61 sebagaimana tersaji dalam Buku yang berjudul Pedoman Penelitian Tindakan Kelas Depdiknas: 11, ada 6 prinsip dasar yang melandasi PTK, yaitu: a. Guru menyelenggarakan pembelajaran yang baik dan berkualitas. Jika dalam menerapkan tindakankegiatan pembelajaran yang kurang berhasil, maka guru dan dosen harus tetap berusaha memilih alternatif yang lain untuk memperbaiki kualitas pembelajaran. Prinsip ini berimplikasi pada sifat penelitian tindakan sebagai suatu upaya yang berkelanjutan secara siklustis terjadinya peningkatan, perbaikan, atau “kesembuhan” sistem, proses, hasil dan sebagainya. b. Meneliti merupakan bagian integral dari pembelajaran, yang tidak menuntut kekhususan waktu maupun metode pengumpulan data. Tahapan-tahapan dalam penelitian tindakan selaras dengan pelaksanaan pembelajaran, yaitu: persiapan planning, pelaksanaan pembelajaran action, observasi kegiatan pembelajaran observation, evaluasi proses dan hasil pembelajaran evaluation, dan refleksi dari proses pembelajaran reflection. c. Kegiatan meneliti harus diselenggarakan dengan tetap bersandar pada alur dan kaidah ilmiah. Alur pikir yang digunakan dimulai dari pendiagnosisan masalah dan faktor penyebab timbulnya masalah, pemilihan tindakan yang sesuai dengan permasalahan dan penyebabnya, merumuskan tindakan yang tepat, penetapan skenario tindakan, penetapan prosedur pengumpulan data yang sesuai dengan masalah dan penyebabnya. d. Masalah yang ditangani adalah masalah-masalah pembelajaran yang riil dan merisaukan tanggung jawab professional dan komitmen terhadap pemerolehan mutu pembelajaran. Prinsip ini menekankan bahwa diagnosis masalah bersandar pada kejadian nyata yang berlangsung dalam pembelajaran yang sesungguhnya. e. Konsistensi sikap dan kepedulian dalam memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran sangat diperlukan. Motivasi untuk memperbaiki kualitas harus tumbuh dari dalam motivasi intrinsik. f. Cakupan permasalahan penelitian tindakan harus dibatasi pada pembelajaran di ruang kelas, tetapi juga melakukan pembelajaran di luar kelas. 4. Kelebihan dan Kelemahan Penelitian Tindakan Kelas Penelitian tindakan kelas pada umumnya juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Shumsky 1982 dan Suwarsih 2006 menyatakan bahwa kelebihan PTK adalah sebagai berikut Kunandar, 2009:69: a. PTK mendorong kreativitas dan pemikiran dalam melaksanakan pembelajaran yang inovatif. b. PTK dapat membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya menangani masalah di dalam dan luar kelas. c. Kerja sama dalam PTK menimbulkan rasa saling memiliki. Sedangkan kelemahan PTK, antara lain: a. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam teknik pada pihak peneliti guru. b. Dalam PTK, jika tidak dapat mengelola waktu dengan baik, maka aktivitas penelitian tidak dapat berjalan dengan baik. 5. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Dalam PTK, ada langkah-langkah yang harus dilakukan sebagaimana yang tersaji dalam buku yang berjudul Pedoman Penelitian Tindakan Kelas, antara lain sebagai berikut Depdiknas:13: a. Penetapan masalah penelitian Dalam PTK, penetapan masalah penelitian diambil dari hasil pengamatan awal yang reflektif. Setelah masalah diamati dan diidentifikasi, maka masalah tersebut dianalisis dan dipergunakan untuk merancang rencana tindakan penelitian. Masalah penelitian harus jelas dan spesifik agar dapat memilih tindakan yang tepat dalam penelitian nantinya. b. Perencanaan tindakan Sebelum pelaksanaan tindakan, maka perlu perencanaan tindakan sebagai tindakan persiapan. Beberapa hal yang perlu direncanakan antara lain: 1 Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang berisi langkah-langkah pembelajaran dan bentuk pembelajaran yang akan dilakukan. 2 Mempersiapkan sarana pembelajaran yang mendukung terlaksananya tindakan penelitian. 3 Mempersiapkan instrumen penelitian seperti instrumen observasi, kuesioner dan lembar refleksi. 4 Melakukan simulasi pelaksanaan tindakan dan melihat keterlaksanaannya di lapangan. c. Pelaksanaan tindakan dan observasi 1 Pelaksanaan tindakan Setelah merencanakan pelaksanaan tindakan, maka dilaksanakan tindakan penelitian yang dilakukan secara sadar dan terkendali berdasarkan rencana tindakan yang telah dibuat. Dalam pelaksanaan tindakan, peneliti bertugas mengamati jalannya tindakan penelitian. 2 Observasi Observasi adalah upaya mendokumentasikan proses tindakan yang terjadi selama penelitian berlangsung. Obyek dari observasi adalah seluruh tindakan yang berkaitan dalam penelitian. Dalam tahap observasi, peneliti menggunakan berbagai instrumen atau alat observasi lainnya agar diperoleh data yang akurat selama tindakan berlangsung. Kegiatan observasi ini, dilakukan bersamaan dengan kegiatan tindakan penelitian kelas berlangsung. d. Analisis Data, Evaluasi dan Refleksi 1 Analisis data Data yang diperoleh dari tindakan penelitian tersebut di analisis sehingga dapat memberikan kesimpulan dari proses tindakan penelitian. Analisis data dilakukan dalam 3 tahap, yaitu: a Reduksi Data. Reduksi data adalah proses pengolahan data menjadi informasi yang bermakna dalam penelitian. b Paparan Data. Paparan data merupakan upaya menyajikan data secara jelas yang memberikan gambaran tentang proses dan hasil tindakan penelitian. c Penyimpulan. Penyimpulan merupakan pemaknaan dari tindakan dan hasil penelitian. 2 Evaluasi Setelah data dianalisis maka akan didapatkan hasil analisis. Hasil analisi tersebut akan dipergunakan sebagai bahan evaluasi terhadap proses dan hasil yang dicapai dalam penelitian. Hasil dari evaluasi tersebut digunakan sebagai bahan refleksi. 3 Refleksi Refleksi merupakan upaya menganalisis tindakan yang telah dicatat dalam observasi. Jadi, refleksi dilakukan setelah adanya pelaksanaan tindakan dan observasi tindakan. Hasil refleksi akan dipergunakan untuk melakukan langkah selanjutnya dalam upaya menghasilkan perbaikan atau kualitas proses pembelajaran. e. Perencanaan Tindak Lanjut Bila hasil perbaikan yang diharapkan belum tercapai pada siklus 1, maka diperlukan perencanaan tindak lanjut atau langkah selanjutnya pada siklus 2. Perencanaan tindakan lanjut ini pada dasarnya sama dengan perencanaan awal penelitian. Banyaknya siklus dalam tindakan penelitian tidak ditetapkan, dan perlu membuat kriteria keberhasilan. Gambar 2.1 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas 6. Instrumen-Instrumen dalam Penelitian Tindakan Kelas Menurut Reed dan Bergemen 1992, instrumen yang diperlukan dalam penelitian tindakan kelas sejalan dengan prosedur penelitian tindakan kelas. Ditinjau dari hal tersebut, instrumen penelitian dibagi menjadi 3 tiga, sebagaimana tersaji dalam buku yang berjudul Pedoman Penelitian Tindakan Kelas yaitu sebagai berikut Depdiknas:22: a. Pengamatan terhadap perilaku guru observing teacher Instrumen observasi terhadap perilaku guru salah satunya adalah catatan anekdotal. Catatan anekdotal memfokuskan hal-hal spesifik yang terjadi dalam kelas. Catatan anekdotal terhadap perilaku guru ini berisikan bagaimana guru menjalankan proses pembelajaran di dalam kelas. b. Pengamatan terhadap kelas observing classrooms Observasi terhadap kelas dapat menggunakan instrumen observasi anekdotal kelas yang meliputi deskripsi tentang lingkungan fisik kelas, tata letaknya dan manajemen kelas. c. Pengamatan Perilaku siswa observing students Observasi terhadap siswa dapat menggunakan instrumen observasi anekdotal perilaku siswa. Masing-masing individu dapat diamati secara individual maupun kelompok pada saat sebelum, saat berlangsung dan sesudah penelitian tindakan kelas. d. Wawancara Wawancara digunakan untuk melengkapi data hasil observasi. Wawancara dapat dilakukan kepada guru dan siswa. Metode wawancara ini membutuhkan waktu untuk mengumpulkan data yang jelas. 7. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas Menurut Kunandar 2008:68, manfaat PTK dapat dilihat dari dua aspek yaitu, aspek akademis dan praktis. a. Manfaat PTK dari aspek akademis adalah untuk membantu guru menghasilkan pengetahuan yang relevan. Dalam hal ini, guru dapat memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran yang tejadi dalam proses pembelajaran. b. Manfaat praktis dari pelaksanaan PTK adalah: 1 Inovasi pembelajaran Dalam inovasi pembelajaran guru perlu selalu mencoba untuk mengubah, mengembangkan, dan meningkatkan gaya mengajarnya agar mampu melahirkan model pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kelasnya. Guru selalu berhadapan dengan siswa yang berbeda dari tahun ke tahun. Oleh sebab itu, jika guru melakukan PTK, maka secara tidak langsung telah terlibat dalam proses inovasi pembelajaran. 2 Pengembangan kurikulum di sekolah dan di kelas Pada saat melakukan PTK, berarti guru mampu melakukan pengembangan kurikulum sesuai dengan situasi dan kondisi kelas, sehingga kurikulum dapat berjalan efektif melalui proses pembelajaran yang aktif dan kreatif. Sejalan dengan pendapat di atas, Wijaya 2009:13 mengemukakan manfaat PTK antara lain: a. Membantu guru memperbaiki mutu pendidikan. b. Meningkatkan profesionalitas guru. c. Meningkatkan rasa percaya diri guru. d. Memungkinkan guru mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya. e. Menumbuhkan kebiasaan menulis dan kebiasaan meneliti. f. Melatih pemikiran ilmiah.

B. Ruang Lingkup Metode Pembelajaran

Dokumen yang terkait

Pengaruh metode role playing (bermain peran) terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas V di SDN Cempaka I Putih Tahun ajaran 2014-2015

0 21 122

PENINGKATAN KOMUNIKASI DALAM PEMBELAJARAN BAHASAINDONESIA MELALUI METODE ROLE PLAYING PADA SISWA Peningkatan Komunikasi Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Melalui Metode Role Playing.

0 3 16

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYAMPAIKAN PESANMELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN ROLE PLAYING Upaya Peningkatan Keterampilan Menyampaikan Pesan Melalui Strategi Pembelajaran Role Playing Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas VI SDN 03 Jati

0 1 15

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING Peningkatan Motivasi Belajar Pkn Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Role Playing Pada Siswa Kelas V SDN 03 Karangsari Kec. Jatiyoso Kab. Karanganyar Tahun Pelaj

0 1 12

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN METODE ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS V SDN 03 KARANGSARI Peningkatan Motivasi Belajar Pkn Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Role Playing Pada Siswa Kelas V SDN 03 Karangsari Kec. Jatiyoso Kab. Ka

0 1 11

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MATA PELAJARAN PKn MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ROLE Peningkatan Aktivitas Belajar Mata Pelajaran Pkn Melalui Penerapan Strategi Pembelajaran Role Playing Pada Siswa Kelas IV Sd Negeri 04 Kemiri Kecamatan Kebakkra

0 0 15

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MATA PELAJARAN PKn MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ROLE Peningkatan Aktivitas Belajar Mata Pelajaran Pkn Melalui Penerapan Strategi Pembelajaran Role Playing Pada Siswa Kelas IV Sd Negeri 04 Kemiri Kecamatan Kebakkra

0 0 18

PENINGKATAN PEMAHAMAN KEBEBASAN BERORGANISASI MATA PELAJARAN PKn MELALUI METODE ROLE PLAYING.

0 1 4

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN PKN MELALUI METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING (BERMAIN PERAN) PADA SISWA KELAS X.2 SMA N 1 TALAMAU

0 0 12

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI

0 1 252