BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha yang terencana untuk mewujudkan suasana belajar atau proses belajar agar manusia atau masyarakat secara aktif dapat
mengembangkan potensi dirinya. Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting bagi perkembangan kehidupan manusia. Dengan mengenyam
pendidikan di lingkungan formal, informal, maupun non formal manusia dapat lebih baik secara kognitif, motorik, sosial dan emosional.
Pendidikan formal atau sekolah adalah salah satu lingkungan belajar yang berkaitan erat dengan proses belajar. Menurut Sardiman 1986:22
proses belajar adalah perubahan tingkah laku atau penampilan dengan melakukan serangkaian kegiatan secara aktif hingga tercapainya tujuan
tertentu. Aktivitas siswa merupakan komponen terpenting dalam proses belajar, sehingga hasil dari proses belajar dapat memberikan makna yang
berarti bagi siswa dimana sesuatu hal yang tidak diketahui oleh siswa menjadi dapat diketahui dan sesuatu hal yang tidak dapat dipahami menjadi dapat
dipahami. Oleh karena itu, motivasi dan partisipasi siswa sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar agar proses belajar mengajar dapat
berlangsung dengan baik. Paradigma lama tentang proses pembelajaran bersumber pada teori
tabula rasa John Lock http:aristorahardi.wordpress.com20090222anak-
1
didik-seperti-botol-kosong, dalam teori tersebut pikiran seorang anak diasumsikan seperti kertas kosong dan siap menunggu coretan dari gurunya.
Asumsi tersebut sepertinya kurang tepat lagi digunakan oleh para pendidik saat ini, karena pendidikan saat ini lebih menuntut siswa untuk lebih berperan
aktif dalam proses pembelajaran. Pendidik perlu menyusun dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar dimana siswa termotivasi untuk
aktif membangun pengetahuannya sendiri melalui keterlibatan siswa secara langsung dalam serangkaian proses pembelajaran. Guru sebagai pendidik dan
pengajar di sekolah harus mampu menjadi motivator dan harus berperan aktif demi kemajuan prestasi siswa dalam rangka peningkatan mutu
pendidikan. Fakta menunjukkan bahwa masih banyak guru yang melakukan
proses pembelajaran yang mengacu pada teacher centered dimana guru lebih sering menggunakan metode tradisional seperti ceramah. Metode ceramah ini
merupakan metode pembelajaran dimana guru sebatas menyampaikan ilmu dan siswa memperoleh ilmu tanpa adanya aktivitas yang dilakukan oleh
siswa. Dengan metode ini guru akan lebih aktif sedangkan siswa akan bersikap pasif. Kondisi tersebut tidaklah ideal oleh sebab seharusnya guru
hanya sebagai fasilitator dan mengacu pada student centered dimana siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. Praktik pembelajaran teacher centered
cenderung akan membuat siswa jenuh, mengantuk, sehingga akan berpengaruh kepada motivasi dan partisipasi siswa dalam proses
pembelajaran. Dilihat dari sikap siswa, metode ini kurang dapat memotivasi
siswa belajar sehingga siswa tidak berpartisipasi penuh dalam proses pembelajaran.
Sebagai seorang pendidik, guru sebaiknya memiliki kreativitas untuk membangun motivasi siswa agar siswa berpartisipasi penuh dalam proses
pembelajaran yang menyenangkan, salah satunya dengan menerapkan metode pembelajaran yang tepat. Dengan metode pembelajaran yang tepat, siswa
dapat termotivasi untuk aktif dalam serangkaian kegiatan proses pembelajaran. Banyak metode baru yang dapat membantu memotivasi siswa
dalam proses pembelajaran dan mampu melibatkan partisipasi siswa secara penuh, salah satunya adalah strategi pembelajaran dengan menggunakan
metode pembelajaran role playing. Metode pembelajaran role playing adalah metode pembelajaran yang melibatkan seluruh siswa untuk melakukan
aktivitas dalam proses pembelajaran, dimana siswa belajar sesuai dengan apa yang diperaninya atau dipraktikkannya. Dalam metode ini, ada empat tahapan
yang dilakukan yaitu perencanaan, tindakan, observasi, evaluasi dan refleksi. Metode role playing dalam penelitian ini akan diterapkan pada mata
pelajaran Akuntansi kelas XI IPS materi ajar siklus akuntansi perusahaan jasa yang difokuskan pada pencatatan transaksi ke jurnal umum sampai perekapan
pada neraca saldo sebelum penyesuaian. Pada waktu sebelumnya, guru lebih sering menggunakan metode ceramah atau diskusi pada materi ajar ini,
sehingga siswa belum jelas tentang praktik yang sesungguhnya. Siswa tidak mengenal bagaimana siklus akuntansi perusahaan jasa dan mengakibatkan
siswa tidak temotivasi untuk aktif dalam pembelajaran dan membuat
pelajaran Akuntansi tidak menyenangkan. Jika metode role playing ini diterapkan dengan baik, maka seluruh siswa dapat langsung mempraktikkan
bagaimana siklus Akuntansi perusahaan jasa itu diterapkan dan siswa dapat termotivasi serta berpartisipasi penuh dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan fenomena yang terjadi, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang bertujuan untuk meneliti tentang metode pembelajaran role
playing terhadap peningkatan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran
Akuntansi yang berjudul “Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Melalui Penerapan Metode Pembelajaran
Role Playing Pada Mata Pelajaran Akuntansi”.
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XI IPS, SMA Negeri 1 Ngaglik, Sleman, Yogyakarta.
B.
Batasan Masalah
Penelitian ini dimaksudkan untuk menerapkan metode pembelajaran role playing dan menyelidiki pengaruhnya pada peningkatan motivasi belajar
siswa dalam proses pembelajaran Akuntansi khususnya Akuntansi perusahaan jasa.
C.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah: bagaimana meningkatkan motivasi
belajar siswa melalui penerapan metode pembelajaran role playing pada mata pelajaran Akuntansi?
D.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas, maka tujuan peneliti dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peningkatan
motivasi belajar siswa melalui penerapan metode pembelajaran role playing pada mata pelajaran Akuntansi.
E.
Manfaat Penelitian
1. Bagi siswa
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan hasil penelitian ini dapat memotivasi siswa dalam belajar dengan penggunaan metode
pembelajaran baru. 2.
Bagi guru Diharapkan hasil penelitian ini bermanfaat bagi guru dalam hal:
a. Mampu memberikan alternatif metode pembelajaran bagi guru dalam
proses pembelajaran Akuntansi. b.
Kemampuan menerapkan strategi pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran Akuntansi.
c. Meningkatkan kinerja guru.
3. Bagi sekolah
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan hasil penelitian ini dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran sehingga nantinya dapat
meningkatkan mutu sekolah.
4. Bagi universitas
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi ilmiah sebagai hasil kajian empiris tentang upaya peningkatan motivasi belajar siswa melalui
penerapan metode role playing pada mata pelajaran Akuntansi.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA