Pendekatanstrategi pembelajaran Pembelajaran yang memicu dan . Penilaian proses dan hasil belajar Penggunaan bahasa Pelaksanaan tindak lanjut

1. Menunjukkan penguasan materi pelajaran. 2. Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan. 3. Menyampaikan materi sesuai dengan hierarki belajar. 4. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan. √ √ √ √

B. Pendekatanstrategi pembelajaran

1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai. 2. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa. 3. Melaksanakan pembelajaran secara runtut. 4. Melaksanakan pembelajaran yang terkoordinasi. 5. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual. 6. Mengakomodasi adanya keragaman budaya nusantara. 7. Melaksanakan yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaaan positif. 8. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan. √ √ √ √ √ √ √ √ C. Pemanfaatan media pembelajaransumber belajar 1. Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media. 2. Menghasilkan pesan yang menarik. 3. Menggunakan media secara efektif dan efisien. 4. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media. √ √ √ √

D. Pembelajaran yang memicu dan

memelihara keterlibatan siswa 1. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaraan. 2. Merespons positif partisipasi siswa. 3. Memfasilitasi terjadinya interaksi guru- siswa dan siswa-siswa. 4. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa. 5. Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif. 6. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar. √ √ √ √ √ √

E. .

Kemampuan khusus dalam pembelajaran bidang studi 1. Menumbuhkan sikap ekonomi. 2. Menumbuhkan sikap produktif. √ √

F. Penilaian proses dan hasil belajar

1. Melakukan penilaian awal. 2. Melakukan pemantauan kemajuan belajar. 3. Memberikan tugas sesuai dengan kompetensi. 4. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi. √ √ √ √

G. Penggunaan bahasa

1. Menggunakan bahsa lisan secara jelas dan lancar. 2. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar. 3. Menyampaikan pesan dengan gaya bahasa yang sesuai. √ √ √ IV A. PENUTUP Refleksi dan rangkuman pembelajaran 1. Melakukan refleksi pembelajaran yang melibatkan siswa. 2. Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa. √ √

B. Pelaksanaan tindak lanjut

1. Memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai bagian remidi. 2. Memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai bagian pengayaan. √ √ Catatan: lihat lampiran 18, hal.196 b. Observasi terhadap siswa Kegiatan siswa dalam proses pembelajaran terlihat dalam lembar hasil observasi kegiatan siswa. Pada saat pembelajaran, 6 siswa terlambat masuk kelas dan 2 orang siswa tidak hadir dikarenakan sakit. Kegiatan pembelajaran menjadi agak terganggu karena keterlambatan beberapa siswa tersebut. Sebelum memulai pelajaran, siswa berdoa terlebih dahulu, menyiapkan diri dan alat tulis yang akan digunakan dalam proses pembelajaran Akuntansi. Pada awal proses pembelajaran, siswa yang duduk di depan terlihat memperhatikan dan menjawab pertanyaan guru, tetapi siswa yang berada di belakang terlihat tidak bersemangat mengikuti proses pembelajaran. Hal tersebut membuat guru menunjuk beberapa siswa yang duduk di belakang untuk menjawab pertanyaan agar lebih berkonsentrasi dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Pada pertengahan kegiatan pembelajaran, ternyata banyak siswa yang tidak mengerjakan latihan soal. Sebagian kecil siswa memang terlihat mengerjakan latihan soal dengan antusias, tetapi sebagian besar terlihat asyik dengan kegiatan mereka yaitu “mengobrol” di luar materi pelajaran dan bahkan tidur-tiduran di kelas. Dengan kondusi lingkungan belajar seperti ini, mengganggu siswa lainnya yang sedang serius belajar. Peneliti menduga bahwa siswa yang tidak memiliki semangat untuk belajar disebabkan mereka merasa jenuh dalam proses pembelajaran, dan membutuhkan kegiatan yang menarik dalam proses pembelajaran. Rangkaian kegiatan siswa tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5.2 KegiatanAktivitas Siswa Dalam Proses Pembelajaran No Butir-Butir Sasaran Ya Tidak Keterangan 1 Siswa siap mengikuti proses pembelajaran √ Menyiapkan alat tulis dan buku yang akan digunakan dalam proses pembelajaran akuntansi 2 Siswa memperhatikan penjelasan guru √ Siswa memperhatikan penjelasan guru pada saat awal proses pembelajaran, beberapa menit kemudian siswa mulai tidak berkonsentrasi terhadap materi pembelajaran. 3 Siswa menanggapi pembahasan pembelajaran √ 10 siswa yang duduk di depan menanggapi pembahasan pembelajaran 4 Siswa mencatat hah-hal penting √ Beberapa siswa mencatat hal-hal penting, tetapi yang lainnya tidak mencatat karena malas. 5 Siswa mengerjakan tugaslatihan soal dengan baik √ Beberapa siswa mengerjakan latihan soal dengan baik, tapi siswa yang lainnya tidak mengerjakan latihan soal tetapi mengobrol bahkan tidur-tiduran di kelas. 6 Siswa mendapat teguran dari guru √ Siswa mendapat teguran dari guru pada saat siswa mengobrol dan mengganggu teman yang lainnya 7 Ada persaingan yang sehat dari diri siswa √ Hal tersebut tampak ketika siswa tidak antusias dalam mengerjakan latihan saol. 8 Siswa aktif dalam proses pembelajaran √ Siswa tidak aktif dalam proses pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan proses pembelajaran bersifat teacher centererd. 9 Siswa menjawab pertanyaan guru √ 5 orang siswa yang duduk di belakang menjawab pertanyaan guru, itupun dikarenakan guru menunjuk siswa tersebut untuk menjawab pertanyaan guru. 10 Siswa mendapat penghargaan dari guru baik verbal maupun non verbal √ Hal tersebut dikarenakan banyak siswa yang tidak mengerjakan latihan soal. Catatan: lihat lampiran 19, hal.198. Selain melakukan observasi langsung terhadap siswa, peneliti membagikan kuesioner. Motivasi belajar siswa selanjutnya dideskripsikan berdasarkan PAP II. Berikut adalah hasil analisis motivasi siswa pada pra penelitian: Tabel 5.3 Analisis Motivasi Belajar Siswa Pada Pra Penelitian Catatan: lihat lampiran 29, hal. 221. Tabel 5.3 adalah tabel yang menunjukkan tingkat motivasi belajar siswa pada pra penelitian. Dari data tersebut tampak bahwa persentase siswa yang memiliki motivasi belajar dengan kriteria sangat tinggi adalah 0, Persentase siswa yang memiliki motivasi belajar dengan kriteria tinggi adalah 11, persentase siswa yang memiliki motivasi belajar dengan kriteria cukup adalah 25, persentase siswa yang memiliki motivasi belajar dengan kriteria kurang adalah 53, dan persentase siswa yang memiliki motivasi belajar dengan kriteria sangat kurang adalah 11. Hasil perhitungan nilai mean = 52,89; median = 52,5; dan modus = 51. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa sebelum penerapan metode role playing ini dilakukan adalah dalam kriteria kurang. Skala Motivasi Belajar Siswa Frekuensi Frekuensi Relatif Kriteria 69 – 80 Sangat tinggi 60 – 68 3 11 Tinggi 54 – 59 7 25 Cukup 48 – 53 15 53 Kurang 5 – 47 3 11 Sangat Kurang JUMLAH 28 100 - c. Observasi Kelas Kegiatan siswa dalam proses pembelajaran terlihat dalam Lembar hasil observasi kegiatan siswa. Kondisi kelas secara fisik sudah cukup memadai jika digunakan untuk melaksanakan proses pembelajaran. Di dalam kelas terdapat 1 papan tulis, 1 blackboard, 1 meja guru, 30 meja dan kursi siswa, daftar presensi siswa yang digunakan untuk mencatat kehadiran siswa, sirkulasi udara cukup, sehingga dapat mendukung proses pembelajaran. Tetapi, ruang kelas tidak cukup bersih sehingga sedikit mengganggu kenyamanan dalam proses pembelajaran. Dari segi suasana kelas, pada awal pembelajaran masih cukup kondusif, hampir semua siswa sudah siap mengikuti proses pembelajaran. Hanya ada 6 siswa yang terlambat mengikuti kegiatan pembelajaran. Ketika guru meminta siswa untuk mengerjakan latihan soal ada beberapa siswa bersikap acuh tak acuh, mengobrol, malas-malasan, dan tidur-tiduran walaupun guru telah membimbing mereka dalam mengerjakan latihan soal. Kondisi kelas yang cenderung ribut dan tidak kondusif mengganggu siswa lainnya yang sedang serius belajar. Guru pada akhirnya memberikan teguran kepada siswa sehingga siswa kembali diam. Sayang hal tersebut tidak berlangsung lama, beberapa menit kemudian siswa sudah mulai mengobrol lagi dan mengganggu teman yang lainnya yang sedang serius belajar. Ketika guru memantau pengerjaan para siswa, guru tidak memberikan penghargaan kepada siswa atas hasil belajarkerja mereka. Hal tersebut menunjukkan tidak adanya kegiatan yang menarik dalam proses pembelajaran. Pada akhir proses pembelajaran, guru memberikan tugas mengerjakan latihan soal yang belum terselesaikan pada pertemuan ini. Rangkaian kegiatan obseravasi kelas tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5.4 Kondisi Kelas Dalam Proses Pembelajaran No Deskriptor Ya Tidak Keterangan 1 Fasilitas di dalam kelas mendukung proses pembelajaran √ 1 buah Papan tulis, 1buah whiteboard, 30 buah meja dan kursi. 2 Kondisi kelas mendukung proses pembelajaran √ Hanya pada awal proses pembelajaran. 3 Siswa membuat keributankegaduhan √ Pada saat mengerjakan latihan soal walaupun sudah mendapat teguran dari guru. 4 Siswa mengerjakan latihan soal √ Hanya beberapa siswa yang mengerjakan latihan soal, siswa yang lainnya mengobrol bahkan tidur-tiduran. 5 Siswa aktif bertanya pada guru jika mengalami kesulitan √ Hanya ada beberapa siswa yang bertanya tentang materi yang dipelajari. 6 Guru memberikan penghargaan verbal dan non verbal √ Guru tidak memberikan penghargaan karena tidak ada yang menjawab pertanyaan dari guru 7 Adanya kegiatan yang menarik dalam proses pembelajaran √ Karena siswa hanya mengerjakan latihan soal, itupun mengerjakan dengan bermalas- malasan. 8 Adanya sumber belajar dalam kelas yang mendukung proses pembelajaran √ Sumber belajar tidak ada di kelas, tetapi ada di perpustakaan. Catatan: lihat lampiran 21, hal.177 Berdasarkan hasil observasi terhadap guru, siswa, dan kelas berikut ini disajikan analisis situasi pembelajaran dari hasil observasi. Dalam proses pembelajaran guru terlihat sangat menguasai materi pelajaran dan telah berusaha mengkaitkan materi pelajaran lain seperti pelajaran matematika. Guru juga melaksanakan pembelajaran secara runtut dan tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan. Selama pembelajaran berlangsung guru menggunakan metode ceramah dan metode tanya jawab. Metode ceramah adalah metode yang paling sering digunakan guru dalam penyampaian informasi atau materi ajar kepada siswa. Dengan kata lain pembelajaran masih cenderung bersifat teacher centered. Metode ceramah merupakan metode yang dianggap guru paling mudah dilakukan dalam proses pembelajaran. Selain dipandang sebagai metode yang mudah diterapkan, metode ini juga dipandang murah, sederhana, dan paling mengena dalam penyampaian informasi atau materi ajar. Dalam metode ceramah ini guru aktif berbicaramenjelaskan dan siswa mendengarkan guru. Metode tanya jawab dilakukan guru biasanya pada saat pembahasan latihan soal atau tugas. Kedua metode ceramah dan tanya jawab tersebut memang sudah layak untuk diterapkan dalam proses pembelajaran akuntansi, akan tetapi jika kedua metode tersebut diterapkan terus-menerus dalam proses pembelajaran tanpa adanya variasi, maka siswa akan bosan mengikuti proses pembelajaran atau tidak memiliki motivasi belajar. Hal tersebut tampak pada saat guru menjelaskan, siswa membicarakan atau “mengobrol” hal-hal di luar materi pelajaran. Selain itu, pemberian latihan soal secara rutin juga dapat mengakibatkan siswa bosan dan jenuh mengikuti serangkaian proses pembelajaran. Siswa menjadi acuh tak acuh ketika diminta untuk mengerjakan latihan soal. Perlakuan guru yang kurang tepat terhadap 50 siswa dalam kelas yang terlihat melamun dan tidur-tiduran di kelas mengakibatkan kondisi lingkungan belajar tidak kondusif sehingga proses pembelajaran menjadi terhambat. Sedangkan masih rendahnya penghargaan dari guru secara verbal maupun non verbal kepada siswa mengakibatkan siswa tidak memiliki semangat dan hasrat untuk bersaing dengan siswa yang lainnya. Berdasarkan uraian di atas, peneliti menemukan suatu permasalahan dalam proses pembelajaran yaitu kurangnya motivasi belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal tersebut tampak pada kurangnya hasrat keinginan berhasil pada diri siswa, kurangnya memiliki harapan dan cita-cita masa depan pada diri siswa, tidak adanya kegiatan yang menarik dalam proses pembelajaran dan lingkungan belajar yang tidak kondusif. Akar dari permasalahan tersebut diduga oleh beberapa aspek salah satunya adalah metode pembelajaran guru yang kurang variatif dan bersifat teacher centered sehingga mengakibatkan siswa bosan dan jenuh mengikuti proses pembelajaran. Menurut peneliti, solusi yang dapat digunakan atas permasalahan tersebut adalah perlunya menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan mengaktifkan siswa sehingga siswa termotivasi untuk belajar dan berpartisipasi penuh dalam proses pembelajaran. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan menerapkan metode pembelajaran dan media pembelajaran yang bervariasi sehingga suasana dalam proses pembelajaran menjadi kondusif. Peneliti berkolaborasi dengan guru mitra dalam menerapkan metode pembelajaran yang mengaktifkan siswa pada proses pembelajaran Akuntansi khususnya siklus akuntansi perusahaan jasa. Metode pembelajaran yang diterapkan adalah metode role playing. Metode role playing adalah metode pembelajaran terencana yang dirancang untuk membantu siswa dalam proses pembelajaran dengan menghadirkan peran-peran yang ada dalam dunia nyata ke dalam kelas dimana siswa diajak untuk menguasai bahan ajar dengan cara memerankan peran sesuai dengan karakter dari masing-masing materi ajar. Dalam proses pembelajaran, ada tiga tahap penerapan yaitu perencanaan dan persiapan, interaksiimplementasi, refleksi dan evaluasi. 2. Siklus Pertama Siklus pertama ini dilaksanakan pada hari Selasa, 16 Februari 2010 pada jam pelajaran kesatu sampai kedua pukul 07.00-08.45. Materi pembelajarannya adalah pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum sampai pada membuat neraca saldo setelah penyesuaian. Peserta pembelajaran adalah siswa kelas XI Jurusan IPS yang berjumlah 28 orang. Adapun metode pembelajaran yang diterapkan adalah metode role playing. Berikut ini disajikan uraiandekripsi tahap-tahap penerapan metode role playing: a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini, dilakukan penyusunan rencana tindakan berupa penyiapan pembelajaran. Langkah-langkah persiapan dan perencanaannya adalah sebagai berikut: 1 Peneliti dan guru mitra membuat perangkat pembelajaran yang mencakup rencana pelaksanaan pembelajaran RPP, materi pembelajaran, handout, dan media pembelajaran. Berikut disajikan uraian masing-masing perangkat pembelajaran: a Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP RPP disusun bersama peneliti yang berisikan tentang rencana langkah-langkah proses pembelajaran dengan menggunakan metode role playing yang meliputi kegiatan awal apersepsi dan tujuan pembelajaran, kegiatan inti langkah-langkah metode pembelajaran role playing, media pembelajaran yang akan digunakan, dan alokasi waktu, kegiatan penutup kesimpulan dan refleksi. RPP tersaji pada lampiran 1 hal.118. b Materi pembelajaran Materi pembelajaran mencakup tahap siklus akuntansi perusahaan jasa dari pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum hingga pada perekapan neraca saldo sesudah penyesuaian. Dengan standar kompetensi menerapkan sistem informasi, dasar hukum, struktur dasar dan menerapkan siklus akuntansi perusahaan jasa, dan kompetensi dasar menerapkan siklus akuntansi perusahaan jasa. Materi pembelajaran tersaji pada lampiran 2 hal.132. c Handout Handout disiapkan oleh peneliti dan guru mitra yang akan digunakan dalam proses pembelajaran agar siswa lebih memahami materi ajar yang akan diajarkan kepada siswa pada saat menerapkanmenggunakan metode role playing. Materi yang disajikan dalam handout adalah menganalisis bukti transaksi dan mencatat transaksi berdasarkan bukti transaksi tersebut ke dalam jurnal. Handout tersaji pada lampiran 3 hal.135. d Media Pembelajaran Media pembelajaran disiapkan oleh guru mitra dan peneliti. Ada beberapa media pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran yang menggunakan metode role playing. Berikut adalah uraian media pembelajaran yang akan digunakan: 1 Bukti transaksi Bukti transaksi yang digunakan adalah faktur penjualan, nota kontan, dan slip gaji. Bukti transaksi ini akan digunakan sebagai dasar untuk pencatatan ke dalam jurnal. Bukti transaksi tersaji pada lampiran 4 hal.139. 2 Bukti kas masuk dan bukti kas keluar Bukti kas masuk digunakan jika ada penerimaan uangkas, dan bukti kas keluar digunakan jika ada pengeluaran uangkas. Bukti kas masuk dan bukti kas keluar tersaji pada lampiran 5 hal.146. 3 Instruksi permainan role playing pada setiap transaksi Instruksi pemainan role playing disiapkan untuk setiap bagian. Setiap bagian akan memainkan peran berdasarkan instruksi permainan yang telah dibuat. Instruksi permainan tersaji pada lampiran 6 hal.151. 4 Buku Praktik Akuntansi Perusahaan Jasa Buku praktik Akuntansi perusahaan jasa akan digunakan bagian akuntansi. Buku praktik Akuntansi berisikan lembar neraca saldo awal, lembar jurnal jurnal umum dan jurnal penyesuaian, lembar buku besar, lembar neraca saldo, dan lembar neraca saldo sesudah penyesuaian. Buku praktik Akuntansi ini digunakan untuk mencatat tahapan siklus Akuntansi perusahaan jasa dari pencatatan ke dalam jurnal umum hingga perekapan neraca saldo sesudah penyesuaian berdasarkan bukti transaksi yang ada. Buku praktik Akuntansi perusahaan jasa tersaji pada lampiran 7 hal.164. 5 Uang-uangan Uang-uangan ini digunakan untuk pembayaran setiap transaksi seperti: pembayaran gaji, penjualan jasa secara tunai, pembelian barang secara tunai, dan pelunasan utang maupun piutang. Uang-uangan tersaji pada lampiran 8 hal.178. 6 Gambar meja dan gambar alat tulis kantor Gambar meja dan gambar alat tulis kantor digunakan sebagai alat ilustrasi dalam pembelian dan penjualan yang dilakukan oleh PJ. Cherry. Gambar meja dan gambar alat tulis kantor tersaji pada lampiran 9 hal.179. 7 Papan nama setiap bagian Papan nama ini digunakan untuk menunjukkan peran setiap siswa. Peran setiap siswa tersebut antara lain sebagai pihak di luar perusahaan, bagian akuntansi, bagian penjualanpembelian, dan bagian keuangan. 8 Media pembelajaran lainnya Media pembelajaran lainnya adalah amplop, pena, timer, laptop, dan viewer. Media tersebut digunakan untuk menunjang proses pembelajaran. Amplop digunakan untuk menaruh berkas-berkas permainan pada setiap peran. Pena digunakan untuk menulis pada bukti transaksi dan mencatat transaksi pada buku praktik akuntansi. Timer digunakan untuk melihat batas waktu yang digunakan pada setiap transaksi. Laptop dan viewer digunakan untuk menyajikan powerpoint yang akan digunakan pada saat awal dan akhir pembelajaran. Media pembelajaran lainnya tersaji pada lampiran 10 hal. 180. 2 Peneliti dan guru mitra mengidentifikasi data awal tentang karakteristik siswa yang dimaksudkan untuk membagi siswa ke dalam beberapa kelompok berdasarkan kemampuan akademiknya hasil ulangan yang sebelumnya pernah dilakukan guru. Berdasarkan kemampuan akademiknya siswa dibagi menjadi empat ranking yaitu prestasi sangat tinggi, prestasi tinggi, prestasi sedang, dan prestasi rendah. Pembagian siswa ke dalam kelompok akan dilakukan secara acak. Pada setiap kelompok akan terdapat siswa dengan prestasi sangat tinggi, prestasi tinggi, prestasi sedang, dan prestasi rendah. Pembagian kelompok tersaji pada lampiran 17 hal.195. 3 Peneliti menyusun dan menyiapkan instrumen pengumpulan data, yang meliputi: a Instrumen kuesioner untuk mengetahui motivasi belajar siswa. Kuesioner akan diberikan kepada siswa sebelum dan sesudah pembelajaran. Instrumen ini tersedia pada lampiran 6a. hal.187 dan lampiran 6b. Hal.192. b Instrumen observasi terhadap kegiatan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Instrumen ini tersedia pada lampiran 11 hal.181. c Instrumen observasi terhadap kegiatan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Instrumen ini tersedia pada lampiran 12 hal. 183. d Instrumen observasi terhadap keadaan kelas pada saat penerapan metode pembelajaran role playing. Instrumen ini tersedia pada lampiran 13 hal. 184. e Instrumen refleksi terhadap kegiatan guru selama mengikuti proses pembelajaran. Instrumen ini tersedia pada lampiran 14 hal. 185. f Instrumen refleksi terhadap kegiatan siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Instrumen ini tersedia pada lampiran15 hal. 186. 4 Simulasi Sebelum melaksanakan tindakanpenerapan metode pembelajaran role playing, guru bersama peneliti melakukan simulasi pembelajaran dengan metode role playing. Simulasi dilakukan pada hari Jum’at, tanggal 5 Februari 2010 selama 1 jam pelajaran pukul 07.00-07.45. Simulasi tersebut dilakukan agar siswa lebih memahami gambaran penerapan metode pembelajaran dan untuk mengurangi tingkat kesalahan pada saat mempraktikkannya. b. Tindakan Penerapan pembelajaran berdasarkan metode role playing dilakukan pada hari Selasa, tanggal 16 Februari 2010 pukul 07.00-08.45 atau 2 jam pelajaran. Dalam penerapan pembelajaran tersebut, guru dibantu oleh peneliti. Guru memulai pelajaran dengan menyapa siswa dan menunjuk salah satu siswa untuk memimpin doa. Setelah itu, guru memeriksa kesiapan siswa dan mencatat kehadiran siswa dalam buku presensi. Pada kegiatan awal, guru mengulang sedikit materi pelajaran yang telah dipelajari sebelumnya dan menyampaikan tujuan pembelajaran melalui media pembelajaran powerpoint. Pada kegiatan inti, guru menjelaskan secara singkat tentang metode pembelajaran role playing dan materi pelajaran yang akan dipelajari, mengemukakan alur pembelajarannya. Sebelum role playing dimulai, guru membacakan nama-nama siswa tiap kelompok. Pembagian kelompok sudah dilakukan sebelumnya. Jumlah kelompok sebanyak 7 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4 orang siswa yang memiliki prestasi belajar yang sangat bervariasi sangat tinggi, tinggi, rendah, dan sangat rendah. Kemudian siswa memilih peran sesuai dengan kemauan dan kemampuannya, yakni: peran sebagai bagian pihak di luar perusahaan, bagian kurir pembelianpenjualan, bagian keuangan, dan bagian akuntansi. Guru selanjutnya meminta siswa untuk menempati tempat duduk yang sudah diatur sebelumnya sehingga memungkinkan proses pembelajaran berjalan lancar. Saat pembelajaran role playing dimulai, guru mengawasi jalannya proses pembelajaran. Pada awalnya, siswa terlihat bingung saat metode role playing diterapkan. Hal ini terlihat pada saat pengerjaan transaksi pertama banyak siswa yang masih bertanya pada teman yang lainnya atau hanya sekedar melirik pekerjaan kelompok lain sehingga suasana kelas menjadi ramai. Oleh karena itu, guru mendekati beberapa kelompok untuk melihat tingkat kesulitan siswa dan memberi solusi sehingga keributan pada tiap-tiap kelompok hanya terjadi beberapa menit saja. Setelah memasuki transaksi kedua dan seterusnya siswa mulai memahami penerapan metode role playing dan proses pembelajaran pun berjalan lancar. Dalam proses pembelajaran, siswa terlihat aktif dan berpartisipasi penuh sehingga menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Sebelum pelajaran berakhir, guru mengajak siswa untuk menyimpulkan materi pembelajaran dengan cara memberi pertanyaan pada siswa bukti apa saja yang dipegang oleh setiap bagian bagian pihak luar perusahaan, pembelian dan penjualan, bagian keuangan, dan bagian akuntansi. Ada 3 orang siswa yang menjawab pertanyaan guru dan jawaban siswa ada yang benar dan ada yang salah. Guru pun memberikan penghargaan non verbal pada siswa yang mau menjawab pertanyaan guru. Pada kegiatan penutup, guru meminta siswa merefleksikan proses pembelajaran melalui lembar refleksi yang telah dibagikan. c. Observasi Observasi pembelajaran dilakukan bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan. Observasi mencakup observasi terhadap kegiatan guru, observasi terhadap kegiatan siswa, dan observasi terhadap kelas. Hasil observasi dalam penelitian tindakan kelas ini dapat dipaparkan sebagai berikut: 1 Observasi terhadap kegiatan guru. Observasi terhadap kegiatan guru dilakukan bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan. Adapun kegiatan guru dalam proses pembelajaran disajikan dalam tabel berikut: Tabel 5.5 Aktivitas Guru pada siklus I NO ASPEK YANG DIAMATI 1 2 4 5 I . PRA PEMBELAJARAN 1. Memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran, dan media. 2. Memeriksa kesiapan siswa. √ √ II MEMBUKA PELAJARAN 1. Melakukan kegiatan apersepsi. 2. Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan rencana kegiatannya. √ √ III

A. KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN

Dokumen yang terkait

Pengaruh metode role playing (bermain peran) terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas V di SDN Cempaka I Putih Tahun ajaran 2014-2015

0 21 122

PENINGKATAN KOMUNIKASI DALAM PEMBELAJARAN BAHASAINDONESIA MELALUI METODE ROLE PLAYING PADA SISWA Peningkatan Komunikasi Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Melalui Metode Role Playing.

0 3 16

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYAMPAIKAN PESANMELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN ROLE PLAYING Upaya Peningkatan Keterampilan Menyampaikan Pesan Melalui Strategi Pembelajaran Role Playing Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas VI SDN 03 Jati

0 1 15

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING Peningkatan Motivasi Belajar Pkn Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Role Playing Pada Siswa Kelas V SDN 03 Karangsari Kec. Jatiyoso Kab. Karanganyar Tahun Pelaj

0 1 12

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN METODE ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS V SDN 03 KARANGSARI Peningkatan Motivasi Belajar Pkn Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Role Playing Pada Siswa Kelas V SDN 03 Karangsari Kec. Jatiyoso Kab. Ka

0 1 11

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MATA PELAJARAN PKn MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ROLE Peningkatan Aktivitas Belajar Mata Pelajaran Pkn Melalui Penerapan Strategi Pembelajaran Role Playing Pada Siswa Kelas IV Sd Negeri 04 Kemiri Kecamatan Kebakkra

0 0 15

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MATA PELAJARAN PKn MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ROLE Peningkatan Aktivitas Belajar Mata Pelajaran Pkn Melalui Penerapan Strategi Pembelajaran Role Playing Pada Siswa Kelas IV Sd Negeri 04 Kemiri Kecamatan Kebakkra

0 0 18

PENINGKATAN PEMAHAMAN KEBEBASAN BERORGANISASI MATA PELAJARAN PKn MELALUI METODE ROLE PLAYING.

0 1 4

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN PKN MELALUI METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING (BERMAIN PERAN) PADA SISWA KELAS X.2 SMA N 1 TALAMAU

0 0 12

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI

0 1 252