Obat yang bekerja pada sistem saluran cerna Obat yang digunakan untuk penyakit pada sistem kardiovaskuler

36 itu, untuk mengatasi dehidrasi sangat diperlukan penggunaan obat yang mempengaruhi gizi dan darah, misalnya cairan dan elektrolit parenteral. Secara lebih terperinci kelompok, golongan obat dan jenis obat yang digunakan pada pasien stroke diuraikan sebagai berikut.

1. Obat yang bekerja pada sistem saluran cerna

Tabel IX. Golongan, kelompok dan jenis obat pada sistem saluran cerna yang digunakan pada pengobatan pasien stroke di instalasi rawat inap RSPR Yogyakarta tahun 2005 No Golongan Kelompok Jenis obat Jumlah kasus Prosentase Antasida Aluminium hidroksida 5 7,04 Antagonis reseptor -H2 Ranitidin 10 14,08 Penghambat pompa proton Omeprazol 4 5,63 Sukralfat 3 4,23 1 Antitukak Khelator dan senyawa kompleks teprenon 3 4,23 Na-pikosulfat 1 3,38 Pencahar pembentuk massa Bisakodil 11 15,49 Pelunak tinja Paraffin cair 1 1,41 2 Pencahar Pencahar osmotik Laktulosa 1 1,41 Amilase 1 1,41 Enzim pencernaan Asam amino 1 1,41 3 Obat gangguan sekresi pencernaan Obat lain gangguan pencernaan Kurkumin 1 1,41 Obat saluran pencernaan yang digunakan adalah antitukak, pencahar dan obat gangguan sekresi pencernaan. Golongan obat yang paling banyak digunakan adalah pencahar dengan jenis obat bisakodil sebesar 15,49. Pencahar banyak digunakan karena pasien stroke juga sering mengalami keluhan susah buang air besar, hal ini dikarenakan pasien stroke tidak banyak melakukan aktivitas, lebih banyak berbaring ditempat tidur sehingga gerak peristaltik usus juga lambat. Obat pencahar digunakan untuk memudahkan pengeluaran tinja. Golongan lain yang juga banyak digunakan oleh pasien adalah antitukak. Hal tersebut diindikasikan untuk mengatasi nyeri pada lambung yang menjadi keluhan pasien saat menjalani rawat inap. Golongan antitukak yang 37 banyak digunakan pada pasien adalah antagonis reseptor-H2. Antagonis reseptor-H2 dapat meringankan gejala yang muncul pada penyakit dispepsia tukak maupun bukan tukak, serta penyakit refluks gastroesofagitis sehingga mengatasi keluhan nyeri perut serta mual dan rasa tidak nyaman pada perut.

2. Obat yang digunakan untuk penyakit pada sistem kardiovaskuler

Penggunaan obat sistem kardiovaskular memiliki peranan penting dalam pengobatan pasien stroke. Penggunaannya paling tinggi dalam penelitian ini terutama golongan obat yang mempengaruhi sistem koagulasi darah dan obat untuk gangguan sirkulasi darah. Hal ini karena stroke merupakan penyakit yang berhubungan dengan sirkulasi darah khususnya sirkulasi darah di otak. Dalam patofisiologi stroke adanya embolus, trombus dan perdarahan merupakan faktor penyebab terjadinya stroke. Jika ketiga hal tersebut dapat diatasi maka akan memberikan hasil terapi yang baik yang ditandai dengan tingginya angka kesembuhan pasien. Pengatasannya adalah dengan menggunakan obat mempengaruhi sistem koagulasi darah seperti cilostazol dan obat untuk gangguan sirkulasi darah seperti pirasetam. Mekanisme aksi cilostazol adalah menghambat posfodiesterase III sehingga CAMP meningkat. Peningkatan CAMP akan menyebabkan penghambatan agregasi trombosit platelet dan vasodilatasi. Penghambatan platelet ini mencegah terbentuknya trombus yang lebih banyak lagi. Sedangkan, mekanisme aksi pirasetam adalah berikatan pada kepala polar dari fosfolipid untuk menormalisir fungsi membran. Selain itu juga digunakan obat golongan antihipertensi. Antihipertensi digunakan dengan pemantauan tekanan darah setiap harinya. Penggunaan 38 antihipertensi pada pasien stroke yang sebelumnya sudah menderita hipertensi target tekanan darah sistolik adalah 180 mmHg dan diastolik 100-105 mmHg, sedangkan yang sebelumnya bukan penderita hipertensi target tekanan darah sistoliknya adalah 160-180 mmHg dan diastolik 90-100 mmHg EUSI, 2003. Tabel X. Golongan, kelompok dan jenis obat pada sistem kardiovaskuler yang digunakan pada pengobatan pasien stroke di instalasi rawat inap RSPR Yogyakarta tahun 2005 No Golongan Kelompok Jenis obat Jumlah kasus Prosentase Simvastatin 7 9,86 Atorvastatin 6 8,45 Statin Fluvastatin 2 2,82 Gemfibrozil 1 1,41 Bezafibrat 1 1,41 Klofibrat Fenofibrat 2 1,41 1 Antihiperlipidemik Ezetimibe Ezetimibe 1 1,41 Kaptopril 9 12,68 ACEI Ramipril 3 4,23 Doksazosin 1 1,41 Alfa blocker Prazosin hidroklorida 1 1,41 Antagonis reseptor angiotensin II Valsartan 17 23,94 Metildopa 1 1,41 2 Antihipertensi Antihipertensi yang bekerja sentral Klonidin hidroklorida 9 12,68 Amlodipin besilat 9 12,68 Nifedipin 7 9,86 Diltiazem hidroklorida 7 9,86 Antagonis kalsium Nimodipin 5 7,04 Beta blocker Bisoprolol 1 1,41 Karvedilol 1 1,41 3 Antiangina Nitrat Isosorbid dinitrat 5 7,04 Diuretik kuat Furosemid 9 12,68 Hidroklortiazid 3 4,23 Thiazid Indapamid 1 1,41 4 Diuretik Diuretik osmotik Manitol 2 2,82 Dipiridamol 2 2,82 Asetosal 3 4,23 Cilostazol 36 50,70 Klopidogrel 8 11,27 Antiplatelet Kombinasi dipiridamol dan asetosal 1 1,41 Asam traneksamat 6 8,45 5 Obat yang mempengaruhi sistem koagulasi darah Hemostatik dan antifibrinolitik Karbazokrom natrium sulfonat 1 1,41 Nisergolin 17 23,94 Flunarisin 8 11,27 Pirasetam 65 91,55 Mekobalamin 12 16,90 Vasodilator perifer Piritinol 14 19,72 6 Obat untuk gangguan sirkulasi darah Vasodilator serebral Co-degokrin mesilat 13 18,31 Aritmia supraventrikel dan ventrikel Amiodaron hidroklorida 7 9,86 7 Antiaritmia Aritmia ventrikel Fenitoin natrium 2 2,82 8 Inotropik positif Glikosida jantung Digoksin 1 1,41 39 Selanjutnya EUSI juga menyebutkan bahwa target penurunan tekanan darah hanya 10-20 dari tekanan darah sebelumnya. Salah satu penggunaan obat yang menjadi perhatian adalah penggunaan nifedipin secara sublingual. Menurut EUSI 2003, penggunaan nifedipin secara sub lingual tidak dianjurkan karena adanya resiko penurunan tekanan darah yang sangat tajam. Hal ini karena nifedipin sangat cepat diabsorbsi dan akan mengendap di dalam darah Adams, et al, 2003. Penurunan tekanan darah yang tajam tidak diinginkan dalam pengobatan stroke karena akan menyebabkan tekanan perfusi tidak cukup adekuat.

3. Obat yang bekerja pada sistem saluran pernafasan

Dokumen yang terkait

Evaluasi Drug Related Problems (DRPs) pada pengobatan pasien HIV dengan kandidiasis di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2010-Juni 2014.

3 13 142

Profil peresepan obat antihipertensi pada pasien pre-eklampsia di instalansi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta tahun 2005.

0 1 110

Evaluasi penatalaksanaan terapi pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di instalansi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih periode tahun 2005.

0 1 101

Evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien ulkus diabetes mellitus di instalansi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005.

1 7 116

Kajian interaksi obat pada pasien penyakit jantung koroner di instalansi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005.

1 20 96

Evaluasi penatalaksanaan terapi pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di instalansi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih periode tahun 2005 - USD Repository

0 0 99

EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN STROKE DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA TAHUN 2005 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi

0 0 125

Evaluasi drug therapy problems pada pengobatan pasien stroke iskemik di instalasi rawat inap rumah sakit Panti Rini Yogyakarta periode Juli 2007 - Juni 2008 - USD Repository

0 0 129

Evaluasi drug related problems pada pengobatan pasien hipertensi dengan komplikasi stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode Juli 2008- Juni 2009 - USD Repository

0 0 137

EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PADA PASIEN OPERASI SESAR (CAESAREAN SECTION) DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA PERIODE 2008

0 3 149