Obat yang bekerja sebagai analgesik Obat yang digunakan untuk pengobatan infeksi

41

5. Obat yang bekerja sebagai analgesik

Tabel XIII. Golongan, kelompok dan jenis obat analgesik yang digunakan dalam pengobatan pasien stroke di instalasi rawat inap RSPR Yogyakarta tahun 2005 No Golongan Kelompok Jenis obat Jumlah kasus Prosentase Ketorolak trometamol 2 2,82 Dipiron kombinasi dengan psikoleptik 4 5,63 Dipiron 1 1,41 Asam mefenamat 7 9,86 Parasetamol 11 15,39 Analgesik non opioid Asetosal 3 4,23 1 Analgesik Analgesik opioid Tramadol hidroklorida 1 1,41 2 Antimigren Terapi pada serangan migren akut Ergotamin tartrat 1 1,41 Parasetamol merupakan analgesik non opioid yang juga digunakan sebagai antipiretik. Pada penelitian ini parasetamol adalah jenis obat yang paling banyak diberikan yakni sebesar 15,39. Penggunaan antipiretik pada pasien stroke karena stroke juga disertai demam hipertermi yang ditandai dengan peningkatan suhu tubuh mencapai 37,5 C setelah 48 jam onset stroke. Keadaan hipertermi pada pasien stroke akan meningkatkan ukuran infark pada pasien stroke iskemik sehingga perlu ditangani secara cepat. Menurut Adams, et al., 2003, hipertermi diatasi dengan pemberian antipiretik. Dosis yang diberikan adalah 500 mg hingga 4 kali sehari bila perlu. Penggunaan bila perlu dimaksudkan hanya pada saat suhu tubuh naik jika suhu tubuh pasien kembali normal penggunaan antipiretik dihentikan. Penggunaan parasetamol yang melebihi dosis yang dianjurkan dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan kerusakan hati sehingga penggunaannya perlu dikontrol. 42

6. Obat yang digunakan untuk pengobatan infeksi

Tabel XIV. Golongan, kelompok dan jenis obat untuk pengobatan infeksi yang digunakan dalam pengobatan stroke di instalasi rawat inap RSPR Yogyakarta tahun 2005 No Golongan Kelompok Jenis obat Jumlah kasus Prosentase Amoksisilin 11 2,82 Penisilin Amoksisilin- asam klavulanat 1 1,41 Seftizoksim 1 1,41 Sefradin 1 1,41 Sefadroksil 1 1,41 Seftriakson 16 22,54 Sefaklor 1 1,41 Sefalosporin sefotiam 1 1,41 Levofloksasin 5 7,04 Kuinolon Siprofloksasin 5 7,04 Aminoglikosida Gentamisin 1 1,41 1 Antibiotik Kombinasi Sulbaktam + ampisilin 2 2,82 2 Antiprotozoa Metronidazol Metronidazol 2 2,82 Ketokonazol 1 1,41 Imidazol Tiokonazol 1 1,41 3 Antijamur Triazol Flukonazol 2 2,82 Penggunaan obat untuk mengatasi infeksi yang paling banyak digunakan adalah antibiotik sefalosporin sebesar 22,54. Golongan sefalosporin yang digunakan adalah sefalosporin generasi ketiga. Golongan ini banyak diberikan karena sebagian besar bakteri masih sensitif. Penggunaan antibiotik pada pasien stroke kemungkinan untuk mengobati infeksi yang terdiagnosa saat masuk atau untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial yang diperoleh saat di rumah sakit. Secara umum penanda terjadinya infeksi antara lain jika terjadi peningkatan leukosit dan ditemukannya bakteri pada kultur urin. Pada pasien stroke , karena adanya gangguan aliran darah di otak akan mengakibatkan aktivasi leukosit sehingga jumlah leukosit dalam darah akan meningkat. Peningkatan leukosit pada pasien stroke merupakan mekanisme hemostasis tubuh akibat terjadinya ischemic brain injury. Penggunaan antibiotik hanya berdasarkan 43 peningkatan leukosit harus dihindarkan untuk mencegah terjadinya resistensi bakteri. Penggunaan antibiotik dianjurkan jika ditemukan bakteri pada kultur urin dan secara klinis ditemukan tanda-tanda pneumonia pada pasien stroke. Hal ini dilakukan karena bakteri pneumonia merupakan salah satu komplikasi yang paling sering terjadi pada pasien stroke EUSI, 2003. Pada penelitian ini ditemukan 12 kasus pasien stroke yang juga menderita bronkitis kronis berdasarkan hasil foto thorax.

7. Obat-obat hormonal

Dokumen yang terkait

Evaluasi Drug Related Problems (DRPs) pada pengobatan pasien HIV dengan kandidiasis di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2010-Juni 2014.

3 13 142

Profil peresepan obat antihipertensi pada pasien pre-eklampsia di instalansi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta tahun 2005.

0 1 110

Evaluasi penatalaksanaan terapi pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di instalansi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih periode tahun 2005.

0 1 101

Evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien ulkus diabetes mellitus di instalansi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005.

1 7 116

Kajian interaksi obat pada pasien penyakit jantung koroner di instalansi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005.

1 20 96

Evaluasi penatalaksanaan terapi pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di instalansi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih periode tahun 2005 - USD Repository

0 0 99

EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN STROKE DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA TAHUN 2005 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi

0 0 125

Evaluasi drug therapy problems pada pengobatan pasien stroke iskemik di instalasi rawat inap rumah sakit Panti Rini Yogyakarta periode Juli 2007 - Juni 2008 - USD Repository

0 0 129

Evaluasi drug related problems pada pengobatan pasien hipertensi dengan komplikasi stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode Juli 2008- Juni 2009 - USD Repository

0 0 137

EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PADA PASIEN OPERASI SESAR (CAESAREAN SECTION) DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA PERIODE 2008

0 3 149