Tionghoa Peranakan Pengelompokan etnis Tionghoa
yang dipelajari dalam lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat tempat mereka bermukim. Etnis Tionghoa totok asli memiliki orientasi budaya lebih banyak pada
Tionghoa totok. Di lingkungan keluarga orangtua yang berasal dari etnis Tionghoa tentunya akan mensosialisasikan dan menginternalisasikan adat kebiasaan budaya
Tionghoa kepada setiap individu etnis Tionghoa. Selain itu, etnis Tionghoa totok asli cenderung hidup berkelompok yang terpisah dari lingkungan masyarakat
Indonesia asli pecinan, sehingga banyak berinteraksi dengan sesama etnis Tionghoa, menggunakan bahasa Tionghoa dan menjalankan kebiasaan adat istiadat mereka.
Itulah sebabnya orientasi terhadap etnis Tionghoa lebih besar. Pada etnis Tionghoa peranakan cenderung kurang berorientasi pada budaya
Tionghoa. Hal ini terjadi karena kedua orang tuanya berasal dari percampuran etnis Tionghoa totok asli dan Indonesia asli, sehingga ada percampuran dua budaya.
Orang tua mereka hidup berbaur dengan lingkungan masyarakat setempat menyebabkan orientasi budaya cenderung kearah kebudayaan Indonesia. Hal ini
membuat orientasi budaya etnis Tionghoa peranakan terhadap budaya Tionghoa kurang kuat. Sikap etnosentris yang kuat terlihat pada etnis Tionghoa totok asli
dimana lingkungan sosial keluarga, tempat tinggal dan sekolah mempengaruhi terbentuknya sikap etnosentris.
Etnis Tionghoa memiliki unsur-unsur sikap etnosentris. Sikap etnosentris etnis Tionghoa tercermin pada norma kultural, jatidiri etnis, bahasa dan pergaulan, yang
ditunjukkan dalam diri individu setiap etnis Tionghoa. Adanya heterogenitas pada etnis Tionghoa yaitu etnis Tionghoa totok asli
dan etnis Tionghoa peranakan memungkinkan sikap etnosentris yang terdapat pada keduanya menjadi berbeda. Etnis Tionghoa totok yang memiliki orientasi budaya
yang kuat terhadap budaya Tionghoa akan memiliki sikap etnosentris yang lebih
33 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
besar. Diasumsikan berdasarkan aspek-aspek sikap etnosentris, norma atau nilai dari budaya Tionghoa pada etnis Tionghoa totok asli lebih dalam terinternalisasi pada
diri etnis Tionghoa totok asli. Hal ini juga dipengaruhi oleh lingkungan disekitar etnis lingkungan keluarga, tempat tinggal dan sekolah. Ini membuat etnis Tionghoa
totok asli dalam berperilaku hanya berorientasi pada budaya Tionghoa dan tidak memperdulikan norma atau nilai yang ada pada kelompok lainnya. Pada etnis
Tionghoa Totok asli ditanamkan norma bahwa individu yang ada pada etnis Tionghoa disarankan untuk memilih pasangan hidup yang sama dengan sesama
etnisnya. Jika etnis Tionghoa Totok asli memilih pasangan hidup yang diluar etnis Tionghoa maka individu tersebut memiliki kecenderungan mendapatkan punishment
sosial dari lingkungan masyarakat etnis Tionghoa. Hal ini menjadikan individu tersebut merasa dikucilkan dari lingkungan
Pada jatidiri etnis, etnis Tionghoa memiliki keterikatan secara emosional yang besar terhadap etnis Tionghoa, hal ini terlihat pada identifikasi yang besar terhadap
segala sesuatu yang berhubungan dengan etnis Tionghoa. Eksklusivitas yang terlihat pada etnis Tionghoa lainnya adalah kehidupan bermasyarakatnya. Rata-rata, kota-kota
di Indonesia memiliki kampung Cina yang dikenal dengan nama Pecinan. Pecinan ini dihuni oleh sebagian besar orang Tionghoa yang masih melestarikan budaya
Tiionghoa. Hal ini tampak pada bangunan rumah yang berciri khas budaya Tionghoa, warna-warna khas Tionghoa yaitu merah mendominasi warna rumah tersebut.
Etnis Tionghoa totok asli akan menggnuakan bahasa Tionghoa secara aktif dalam kehidupan sehari-hari. Di lingkungan keluarga, individu akan disosialisasikan
dan diinternalisasikan bahasa Tionghoa yang merupakan bahasa ibunya. Hal ini akan menimbulkan sikap etnosentris. Saat individu etnis Tionghoa bertemu dengan sesama
anggota kelompok etnisnya, mereka akan secara aktif menggunakan bahasa Tionghoa.
34 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Rasa kedekatan secara emosional ini membuat etnis Tionghoa merasa bahwa bahasa Tionghoa dapat menjadikan mereka merasa bersaudara satu sama lainnya walaupun
secara asal dan marga nama keluarga mereka berbeda. Dalam hal pergaulan sehari-hari, keinginan etnis Tionghoa totok asli untuk
cenderung bergaul dengan orang-orang sesama etnis Tionghoa lebih besar. Hal ini dikarenakan dengan bergaul sesama etnis Tionghoa, mereka merasa memiliki
kesamaan secara karakteristik dan berpikir. Etnis Tionghoa Totok asli sebagian besar bermata pencaharian sebagai pedagang. Kesamaan profesi diantara etnis
Tionghoa Totok ini menjadikan etnis Tionghoa Totok asli sering berkumpul bersama untuk membahas bagaimana perkembangan usaha mereka. Seringnya etnis
Tionghoa Totok asli ini berkumpul dengan sesamanya memberikan kesan bahwa mereka hanya bergaul dengan sesama etnisnya saja. Hal ini menjadikan etnis
Tionghoa terkesan eksklusif, sehingga sikap etnosentris pada etnis Tionghoa Totok asli tampak lebih kuat.
Pada etnis Tionghoa Peranakan yang memiliki orientasi yang kurang terhadap budaya Tionghoa menjadikan etnis Tionghoa peranakan memiliki sikap etnosentris
yang cenderung lebih rendah dibandingkan etnis Tionghoa Totok asli. Etnis Tionghoa peranakan diasumsikan norma kultural dan jati diri etnis sebagai etnis
Tionghoa mengalami kepudaran, sehingga hal-hal yang berkaitan dengan adat istiadat, budaya serta kelekatan emosi sebagai etnis Tionghoa menjadi berkurang. Hal
ini dikarenakan pada etnis Tionghoa peranakan orientasi budaya tidak terfokus pada budaya Tionghoa tetapi telah mengalami asimilasi dengan budaya Indonesia. Etnis
Tionghoa peranakan merasa diri mereka sebagai bagian dari bangsa Indonesia, sehingga hal-hal yang berbau budaya Tionghoa tidak menjadi keharusan bagi etnis
Tionghoa peranakan untuk melestarikan atau menjalaninya. Ini menjadikan etnis
35 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI