hidup berkelompok dengan sesamanya, etnis Tionghoa peranakan hidup berdampingan dengan masyarakat dimana mereka bermukim Suryadinata, 1984.
Sistem kekerabatan yang dianut oleh etnis Tionghoa peranakan adalah sistem bilateral, yaitu sistem yang menganggap anak laki-laki memiliki kedudukan yang
sama dengan anak perempuan Hidayat, 1977. Mengenai pekerjaan, kebanyakan etnis Tionghoa peranakan terserap dalam
kerja kantor, tetapi ada juga yang masih berkecimpung di bidang kegiatan dagang dan perusahaan Suryadinata, 1984.
Tabel 2.1 Profil etnis Tionghoa Totok dan Peranakan
Etnis Tionghoa Totok Etnis Tionghoa Peranakan
• Memiliki garis keturunan ayah dan ibu kedua orangtua beretnis
Tionghoa • Masih aktif menggunakan bahasa
Tionghoa Hokkien, Mandarin, Teo-chiu, Khek
• Orientasi besar pada budaya Tionghoa adat istiadat, keyakinan
dan hari raya • Lingkungan tempat tinggal
terpisah dengan penduduk asli berada dalam lingkungan yang
sebagian besar etnis Tionghoa = daerah Pecinan
• Dalam sistem kekerabatan masih berpegang pada sistem patrilineal
yaitu anak laki-laki dianggap lebih • Memiliki ayah atau ibu salah
satu dari orangtua beretnis Tionghoa
• Sudah tidak aktif menggunakan bahasa
Tionghoa menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa
daerah setempat • Cenderung berorientasi pada
kebudayaan Indonesia • Lingkungan tempat tinggal
berbaur dengan penduduk asli.
• Sistem kekerabatan bersifat bilateral, dimana anak laki-laki
dan perempuan memiliki
31 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tinggi dari wanita • Sebagian bermata pencaharian
sebagai pedagang. kedudukan yang sama
• Banyak yang bermata pencaharian di kantor,
berdagang dan perusahaan.
Sumber : diambil dari Suryadinata, L. 1984. Dilema Minoritas Tionghoa. Jakarta : Grafiti Pers
C. Sikap Etnosentris pada Etnis Tionghoa Totok asli dan Peranakan
Sikap etnosentris diartikan sebagai suatu sikap, perilaku dan pola pikir dari suatu kelompok sosial berdasarkan etnis tertentu, yang memiliki in-group feeling
yang kuat, menganggap bahwa segala sesuatu yang termasuk dalam kebiasaan, nilai, keyakinan, pandangan, sikap, perilaku dan pemikiran kelompoknya sebagai segala
sesuatu yang terbaik dibandingkan dengan yang dimiliki kelompok sosial lain. Etnis Tionghoa di Indonesia bukan merupakan kelompok etnis yang homogen.
Identifikasi terhadap etnis Tionghoa terbagi menjadi dua kelompok besar, yaitu etnis Tionghoa totok asli dan etnis Tionghoa peranakan. Sekilas, sulit untuk membedakan
etnis Tionghoa totok asli dengan etnis Tionghoa peranakan, walaupun ketika diamati maka perbedaan itu terletak pada lafal dan ucapan-ucapannya dalam
kehidupan sosial budaya, corak pendidikan serta adat istiadatnya Hidayat, 1977. Secara fisik, etnis Tionghoa totok memiliki karakteristik mata sipit dan kulit bewarna
kuning. Etnis Tionghoa peranakan memiliki karakteristik perpaduan antara etnis Tionghoa totok asli dan Indonesia asli, seperti mata sipit dan kulit berwarna sawo
matang. Menurut Sahrah 2005 perbedaan dari segi non-fisik etnis Tionghoa Totok asli dan peranakan pada perbedaan agama, adat istiadat, bahasa dan pemakaian
nama. Adanya perbedaan fisik dan non fisik itulah yang membuat etnis Tionghoa
totok dan peranakan berbeda. Hal ini mungkin disebabkan karena orientasi budaya
32 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang dipelajari dalam lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat tempat mereka bermukim. Etnis Tionghoa totok asli memiliki orientasi budaya lebih banyak pada
Tionghoa totok. Di lingkungan keluarga orangtua yang berasal dari etnis Tionghoa tentunya akan mensosialisasikan dan menginternalisasikan adat kebiasaan budaya
Tionghoa kepada setiap individu etnis Tionghoa. Selain itu, etnis Tionghoa totok asli cenderung hidup berkelompok yang terpisah dari lingkungan masyarakat
Indonesia asli pecinan, sehingga banyak berinteraksi dengan sesama etnis Tionghoa, menggunakan bahasa Tionghoa dan menjalankan kebiasaan adat istiadat mereka.
Itulah sebabnya orientasi terhadap etnis Tionghoa lebih besar. Pada etnis Tionghoa peranakan cenderung kurang berorientasi pada budaya
Tionghoa. Hal ini terjadi karena kedua orang tuanya berasal dari percampuran etnis Tionghoa totok asli dan Indonesia asli, sehingga ada percampuran dua budaya.
Orang tua mereka hidup berbaur dengan lingkungan masyarakat setempat menyebabkan orientasi budaya cenderung kearah kebudayaan Indonesia. Hal ini
membuat orientasi budaya etnis Tionghoa peranakan terhadap budaya Tionghoa kurang kuat. Sikap etnosentris yang kuat terlihat pada etnis Tionghoa totok asli
dimana lingkungan sosial keluarga, tempat tinggal dan sekolah mempengaruhi terbentuknya sikap etnosentris.
Etnis Tionghoa memiliki unsur-unsur sikap etnosentris. Sikap etnosentris etnis Tionghoa tercermin pada norma kultural, jatidiri etnis, bahasa dan pergaulan, yang
ditunjukkan dalam diri individu setiap etnis Tionghoa. Adanya heterogenitas pada etnis Tionghoa yaitu etnis Tionghoa totok asli
dan etnis Tionghoa peranakan memungkinkan sikap etnosentris yang terdapat pada keduanya menjadi berbeda. Etnis Tionghoa totok yang memiliki orientasi budaya
yang kuat terhadap budaya Tionghoa akan memiliki sikap etnosentris yang lebih
33 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI