Manfaat Teoretis Manfaat Praktis

pernyataan Soekanto 1982 bahwa etnosentrisme merupakan sikap melihat dan melakukan interpretasi terhadap orang lain berdasarkan nilai-nilai budaya sendiri. Sumner dalam Berry, 1999 menyatakan bahwa etnosentrisme merupakan suatu kecenderungan kuat yang diterapkan suatu kelompok dengan membuat patokan kelompok sendiri sebagai patokan satu- satunya ketika memandang kelompok lain, dengan akibat menempatkan kelompok sendiri pada kedudukan teratas dan mendudukkan kelompok lain pada kedudukan lebih rendah. Myers 1999 menjelaskan bahwa etnosentrisme adalah keyakinan suatu kelompok terhadap superioritas etnis dan budayanya sendiri sehingga menganggap rendah kelompok lain diluar kelompoknya. Dayakisni dan Yuniardi 2004 menggambarkan etnosentrisme sebagai suatu sikap dalam melihat dan melakukan interpretasi terhadap seseorang ataupun kelompok lain berdasarkan nilai-nilai yang ada pada budayanya sendiri. Memperjelas pengertian ini, Barger 2004 menyatakan bahwa etnosentrisme merupakan kecenderungan berpikir bahwa kelompoknya sendiri lebih superior dari kelompok lain atau menilai kelompok lain inferior dari kelompoknya sendiri. Poerwanti 2001 mendefinisikan etnosentrisme sebagai pandangan bahwa kelompok sendiri merupakan pusat segalanya dan kelompok lain akan selalu dibandingkan dan dinilai sesuai dengan standar kelompoknya sendiri. Dengan pengertian etnosentrisme yang dipaparkan penulis diatas, gambaran adanya sikap etnosentris dapat dilihat antara lain pada orang- orang Yahudi, yang menganggap dirinya sebagai orang terpilih; orang Yunani dan Roma, menganggap orang di luar dirinya sebagai orang yang 8 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kurang beradab dan orang Tionghoa yang menganggap negaranya sebagai kerajaan yang paling besar. Etnosentrisme menjadikan kebudayaan sendiri sebagai patokan dalam mengukur baik buruk, tinggi rendah, serta benar atau tidaknya kebudayaan lain berdasarkan standar kebudayaannya sendiri. Hal ini terwujud dengan adanya kesetiakawanan yang kuat antar anggota terhadap kebudayaannya sendiri, tidak adanya kritikan terhadap kelompok etnis atau bangsa sendiri, disertai prasangka negatif terhadap kelompok etnis atau bangsa lain Poerwanti, 2001. Kecenderungan untuk menjadi etnosentris akan mengakibatkan seseorang menilai kelompok lain menurut kategori dan nilai budayanya sendiri. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa etnosentrisme adalah suatu sikap, perilaku dan pola pikir dari suatu kelompok sosial berdasarkan etnis tertentu, yang memiliki in-group feeling yang kuat, menganggap bahwa segala sesuatu yang termasuk dalam kebiasaan, nilai, keyakinan, pandangan, sikap, perilaku dan pemikiran kelompoknya sebagai segala sesuatu yang terbaik dibandingkan dengan yang dimiliki kelompok sosial lain. Secara sederhana, konsep etnosentrisme dapat dikatakan sebagai konsep hubungan sosial antar anggota dalam kelompok dengan anggota luar kelompok yang mana hubungan itu biasanya lebih banyak dilakukan oleh anggota dalam kelompok daripada anggota luar kelompok, sehingga orang yang memiliki sikap etnosentris yang tinggi akan banyak berhubungan dengan sesama anggota dalam kelompoknya dibandingkan dengan orang di luar kelompoknya. Hal ini disebabkan etnosentrisme mengandung dua dimensi sikap yang positif dan negatif. 9 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI