Deskripsi Data Penelitian Hasil Penelitian

Tabel 4.6 Ringkasan Hasil Uji Hipotesis Independent Sample t-Test Sikap Etnosentris N Mean SD df t t tabel p Totok 48 128.69 11,64 Peranakan 72 121.29 13,91 118 3.041 1.658 0.003 Keterangan Tabel : Taraf signifikansi one tailed N : Jumlah subjek SD : Standar deviasi Df : Degree of freedom t : Hasil perhitungan uji t p : Probabilitas Subjek dalam penelitian ini berjumlah 120 subjek yang terdiri atas 48 etnis Tionghoa Totok asli dan 72 etnis Tionghoa Peranakan. Berdasarkan tabel 4.6 diatas dapat diketahui mean yang diperoleh dari kelompok subjek etnis Tionghoa Totok asli adalah 128.69 dan mean kelompok etnis Tionghoa Peranakan adalah 121.29. Nilai standar deviasi dari kelompok subjek etnis Tionghoa Totok adalah 11.64 dan standar deviasi kelompok etnis Tionghoa Peranakan adalah 13.91. Jadi, dengan harga mean etnis Tionghoa Totok asli adalah 128.69 sedangkan etnis Tionghoa Peranakan adalah 121.29 menunjukkan mean etnis Tionghoa Totok asli lebih besar dari mean etnis Tionghoa Peranakan 128.69 121.29. Harga uji-t adalah harga yang digunakan sebagai patokan dalam menilai atau menerima suatu hipotesis. 57 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Hipotesis untuk penelitian ini adalah : Ho : etnis Tionghoa Totok asli tidak memiliki sikap etnosentris lebih tinggi dibandingkan etnis Tionghoa Peranakan Ha : etnis Tionghoa Totok asli memiliki sikap etnosentris lebih tinggi dibandingkan etnis Tionghoa Peranakan. Dasar pengambilan keputusan : Ho = t hitung t tabel, maka Ho ditolak, Ha diterima Ha = t hitung t tabel, maka Ho diterima, Ha ditolak Dari perhitungan uji-t didapatkan nilai t hitung sebesar 3.041 dengan t tabel sebesar 1.658. Karena t hitung t tabel 3.041 1.658, oleh karena itu maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi hipotesis yang diajukan oleh peneliti, yang menyatakan bahwa sikap etnosentris etnis Totok asli lebih tinggi dari etnis Tionghoa Peranakan diterima. Hal ini juga dapat dilihat dari perbedaan mean dari kedua kelompok subjek yang menunjukkan bahwa mean etnis Tionghoa Totok asli lebih besar dari mean etnis Tionghoa Peranakan 128.69 121.29. Dapat disimpulkan bahwa, sikap etnosentris etnis Tionghoa Totok asli lebih tinggi dibandingkan etnis Tionghoa Peranakan.

C. Pembahasan

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa hipotesis penelitian ini diterima. Dengan kata lain, sikap etnosentris etnis Tionghoa Totok asli lebih tinggi dibandingkan etnis Tionghoa Peranakan secara signifikan. Hasil analisis data pada etnis Tionghoa Totok dan etnis Tionghoa Peranakan menunjukkan 58 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI bahwa mean empirik pada kedua kelompok ini lebih besar dari mean hipotetiknyanya sehingga menyebabkan kedua kelompok ini memiliki sikap etnosentris yang tinggi. Hal ini dipengaruhi oleh keadaan etnis Tionghoa yang merupakan kelompok minoritas di Indonesia. Etnis Tionghoa bersama-sama berkumpul menjadi suatu kelompok yang satu dengan tetap berusaha untuk menjaga segala kebudayaan, sistem keyakinan, cara hidup dan pola perilaku, cara berpikir serta simbol-simbol kebudayaan Siswanto, 2007. Keberadaan etnis Tionghoa yang heterogen, yaitu etnis Tionghoa Totok asli dan etnis Tionghoa Peranakan dikalangan etnis Tionghoa di Indonesia membuat kedua kelompok ini memiliki perbedaan dalam bersikap terutama mengenai etnosentrisme dikalangan etnis Tionghoa. Didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Helmi 1990 bahwa etnis Tionghoa memiliki sikap etnosentris, dimana dari hasil penelitian tersebut generasi tua pada etnis Tionghoa memiliki sikap etnosentris yang lebih besar dibandingkan generasi mudanya. Sikap etnosentris pada kelompok etnis lahir dan dipengaruhi dari lingkungan yang terdekat dengan individu, yaitu keluarga selanjutnya berkembang pada lingkungan masyarakat dan pendidikan atau sekolah. Keluarga merupakan tempat terbentuknya sikap etnosentris yang dibentuk melalui proses interaksi nilai-nilai yang ada dalam diri individu dan pengaruh lingkungan melalui proses belajar Helmi, 1990. Hal ini didukung dengan teori belajar sosial atau social learning oleh Bandura 1977 bahwa proses belajar terjadi dengan mengalami dan meniru apa yang ada disekitarnya. Dari keluarga, individu belajar mengenai norma kultural, jatidiri sebagai anggota suatu kelompok etnis, bahasa ibu yang terdapat dalam kelompok etnis serta 59 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI