Tabel 5.11 menunjukkan hasil komparasi peningkatan prestasi belajar siswa menggunakan pre-test dan post-test dalam
penerapan pembelajaran kooperatif tipe TGT. Dari 32 orang siswa di kelas IX A, seluruh siswa mengalami peningkatan. Dengan
kata lain, secara umum siswa mengalami peningkatan. Pada saat pre-test rata-rata skor siswa dalam kelas mencapai 60 sedangkan
rata-rata skor siswa setelah post-test naik menjadi 78,813. Rata- rata peningkatan nilai siswa di kelas adalah 18,81 atau 31,35.
b. Berikut ini disajikan tabel analisis komparatif prestasi belajar
siswa pre-test dan post-test
Tabel 5.12 Analisis Komparatif Tingkat Prestasi Belajar Siswa
Skala Prestasi
Belajar Siswa
Kriteria Prestasi
Pre-Test Post-Test Perubahan
81 – 100 Sangat
Tinggi 15,625
Ada Peningkatan sebesar 15,625
66 – 80 Tinggi
34,375 84,375
Ada Peningkatan sebesar 50
56 – 65 Sedang 34,375
Ada Penurunan sebesar 34,375
46 – 55 Rendah 18,75
Ada Penurunan sebesar 18,75
≤45
Sangat Rendah
12,5 Ada Penurunan
sebesar 12,5
Tabel 5.12 menunjukkan analisis prestasi belajar siswa pada pre- test dan post-test kemudian dilihat perubahannya. Dari data
tersebut tampak bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan pada tingkat prestasi belajar dengan kriteria sangat
tinggi dari 0 meningkat menjadi 15,625. Persentase siswa yang memiliki prestasi belajar dengan kriteria tinggi mengalami
peningkatan dari 34,375 meningkat menjadi sebesar 84,375. Persentase siswa yang memiliki prestasi belajar dengan kriteria
sedang mengalami penurunan sebesar 34,375. Persentase siswa yang memiliki prestasi belajar dengan kriteria rendah mengalami
penurunan sebesar 18,75, dan persentase siswa yang memiliki prestasi belajar sangat rendah mengalami penurunan sebesar
12,5 setelah menggunakan model pembelajaran TGT. c.
Pengujian komparatif 1
Pengujian prasyarat analisis Berikut ini disajikan hasil pengujian normalitas data
berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov lampiran 21 halaman 194:
Tabel 5.13 Pengujian Normalitas Berdasarkan
One Sample Kolmogorov-Smirnov
Berdasarkan hasil pengujian normalitas berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov di atas, tampak bahwa
distribusi data adalah normal asymp. sig. 2-tailed = 0,510
α = 0,05. Dengan demikian penyajian hipotesis dilakukan dengan berdasarkan uji statistik
parametrik. 2
Pengujian hipotesis penelitian a
Rumusan hipotesis penelitian H
o
= tidak terdapat perbedaan prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah diterapkannya model
pembelajaran TGT pada pembelajaran ekonomi materi devisa di kelas IX A SMP Negeri 1 Dukun.
H
a
= terdapat perbedaan prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah diterapkannya model pembelajaran
TGT pada pembelajaran ekonomi materi devisa di kelas IX A SMP Negeri 1 Dukun.
b Pengujian hipotesis penelitian
Berikut ini disajikan hasil pengujian beda rata-rata pre-test dan post-test berdasarkan Paired Samples Test lampiran
22 halaman 195.
Tabel 5.14 Pengujian Beda Rata-rata Berdasarkan
Paired Samples Test
Tabel 5.14 menunjukkan bahwa nilai sig. 2-tailed = 0,000
α = 0,05. Hal demikian dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar siswa pada pembelajaran ekonomi materi devisa setelah
diterapkan model pembelajaran TGT.
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian statistik di atas tampak bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT memberikan
perbedaan yang signifikan dalam hal prestasi belajar siswa pada materi pembelajaran ekonomi materi devisa. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada materi devisa dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IX A SMP Negeri
1 Dukun secara signifikan rerata pre-test = 60 dan rerata post-test = 78,813; sig. 2-tailed = 0,000
α = 0,05.
Paired Samples Test
Paired Differences
T Df
Sig. 2- tailed
Mean Std.
Devia tion
Std. Error
Mean 95 Confidence
Interval of the Difference
Lower Upper
Pair 1 pretest - postest
-
18.813 9.184 1.624 -22.124
-15.501 -11.587 31
.000
Peningkatan prestasi belajar siswa disebabkan penerapan model pembelajaran dirasa menarik minat siswa untuk terlibat dalam proses
pembelajaran. Kemasan pembelajaran dengan menampilkan permainan games dan turnamen ternyata membuat siswa lebih bersemangat dalam
mengikuti pembelajaran di kelas. Siswa-siswa kelompok saling bekerja sama untuk mencapai skor tertinggi. Kerja sama siswa tersebut memacu
para siswa untuk lebih memahami materi pembelajaran. Hal lain yang mendorong para siswa bersemangat dalam pembelajaran adalah adanya
pemberian penghargaan atas hasil kerja mereka pada saat permainan dan turnamen. Nilai penghargaan yang diberikan pada kelompok yang
berpartisipasi sebenarnya tidak terlalu besar. Hal demikian disebabkan pemberian penghargaan hanya sebagai stimulus agar para siswa terdorong
untuk lebih serius dalam pembelajaran. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Danu Eri Setiawan
2011 pada mata pelajaran ekonomi menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pemahaman siswa setelah diterapkan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT. Sebelumnya rerata skor pre-test = 56,875, sesudahnya rerata post-test = 76,625 sig. 2-tailed = 0,000
α = 0,005. Jadi dapat disimpulkan bahwa penerapan model kooperatif tipe TGT ini
terbukti dapat membantu siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Dukun untuk meningkatkan prestasi belajar siswa terhadap materi pembelajaran
ekonomi di kelas.
121
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 1 Dukun didapatkan kesimpulan bahwa penerapan model kooperatif tipe TGT dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal itu ditunjukkan dengan adanya hasil pre-test dan post-test yang telah dikerjakan oleh siswa. Hasil tersebut
mengalami kenaikan, adapun hasil untuk nilai yang diperoleh siswa pada saat mengerjakan pre-test adalah 60 sedangkan hasil untuk nilai siswa
pada saat mengerjakan soal post-test adalah 78,813. Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model kooperatif tipe
TGT, meningkatkan prestasi belajar siswa di dalam pembelajaran ekonomi materi devisa. Adapun rata-rata peningkatan prestasi belajar siswa pada
saat mengikuti proses pembelajaran tersebut adalah 18,81 atau 31,35 dari 32 siswa yang mengikuti tes pre-test dan post-test. Sedangkan hasil
pengujian statistik diperoleh nilai sig. 2 – tailed = 0,00 α = 0,05 yang
menunjukkan adanya perbedaan diantara kegiatan sebelum dan sesudah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe TGT.
B. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan sebagai berikut : 1.
Adanya perbedaan dalam hal waktu. Waktu yang dialokasikan saat perencanaan penelitian berbeda dengan keadaan di lapangan. Dengan
keadaan yang demikian, sesi-sesi terakhir penelitian terkesan terburu- buru untuk diselesaikan. Dampaknya dalam penelitian adalah
kurangnya waktu yang digunakan siswa untuk mengerjakan post-test dan refleksi.
2. Kesamaan soal pre-test dan post-test. Keadaan ini membuat siswa
tidak tertantang saat mengerjakan soal post-test, karena siswa hanya akan mengevaluasi jawabannya saat pre-test dan membetulkannya
saat post-test. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa tes kemungkinan kurang dapat menunjukkan fungsinya sebagai alat pengukur prestasi
belajar siswa yang baik. 3.
Seharusnya kelompok terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin
dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk
mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat games dan tournament, tetapi dalam penelitian ini
belum dilakukan.