1. 1. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
c. Observasi kelas observing classroom
Secara fisik ruang kelas IX A cukup memadai untuk kegiatan belajar mengajar karena ruang kelasnya luas dan
tatanan untuk meja dan kursi siswa terlihat sudah rapi. Fasilitas yang disediakan di kelas tersebut adalah white board, meja
guru, kursi guru, meja siswa, kursi siswa, almari, papan pengumuman, papan absen. Selain itu, di dalam kelas juga
disediakan buku keterangan guru mengajar tentang materi apa dan buku kemajuan siswa.
Dalam ruang kelas tersedia ventilasi yang cukup memadai sehingga udara yang masuk ke dalam kelas cukup
baik. Pencahayaan kelas sudah cukup terang, namun letak ruang kelas IX A kurang kondusif karena terdapat di pinggir
jalan raya sehingga dekat dengan pusat keramaian dan suara kendaraan yang bising berlalu lalang di jalan raya. Suasana
Lingkungan kelas sudah cukup kondusif sebab siswa sudah siap mempersiapkan diri sebelum pembelajaran di mulai. Guru
memberikan penjelasan dan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa. Pada saat jawaban yang disampaikan siswa itu benar,
guru memberikan penghargaan berupa pujian dan ketika jawaban siswa salah, guru tidak menyalahkan tetapi
membenarkan jawaban siswa agar siswa tidak merasa takut ketika diberikan pertanyaan dalam pertemuan berikutnya.
Selama pembelajaran itu berlangsung ada siswa yang tidak memperhatikan dan guru langsung menegurnya dengan cara
memberikan pertanyaan terhadap siswa yang bersangkutan. Pada akhir pembelajaran guru beserta siswa menarik
kesimpulan dan guru memberikan tugas rumah kepada siswa berupa tugas tidak terstruktur siswa diminta untuk membaca
materi untuk pertemuan berikutnya dan guru mengucapkan salam. Dari rangkaian kelas tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut lampiran 6a halaman 162:
Tabel 5.3 Hasil Observasi Terhadap Kondisi Kelas Sebelum
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
No Deskriptor Ya Tidak
Catatan
1. Fasilitas di dalam
kelas mendukung proses pembelajaran
√ Karena
umumnya media yang tesedia di
kelas cukup memadai
2. Suasana kelas cukup
kondusif dalam proses pembelajaran
√ karena
banyak siswa yang telah
mempersiapkan diri dan materi di
hari sebelumnya
3. Siswa membuat
kegaduhan √
Namun kelas terlihat cukup
ramai 4. Siswa
menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh guru √
Tidak semua siswa menjawab
pertanyaan guru 5. Guru
memberikan penghargaan berupa
pujian √
Memberi pujian
kepada siswa saat menjawab
pertanyaan dengan benar
6. Ada kegiatan
menarik selama pembelajaran
√ Guru
memberikan pertanyaan
kepada siswa yang ramai
sendiri 7. Siswa
termotivasi √
Banyak siswa
80 yang termotivasi
8. Siswa bertanya
ketika mengalami kesulitan
√ Tidak semua
siswa 10 bertanya ketika
mengalami kesulitan
9. Guru membantu
siswa yang mengalami kesulitan
√ Dengan
cara di
dekati di tempat duduknya
10 Guru menanggapi
pertanyaan siswa √
Guru menanggapi
pertanyaan siswa dengan sukacita
Berdasarkan hasil observasi pada guru, siswa, dan kelas serta wawancara dengan guru dapat disimpulkan bahwa
dalam proses pembelajaran guru cenderung menggunakan model ceramah dan tanya jawab. Peneliti menduga bahwa
pemilihan model tersebut membuat guru lebih dapat menghemat waktu dan mudah dalam menyampaikan materi.
Tetapi kurangnya variasi model dalam proses pembelajaran membuat siswa cenderung bosan selama pembelajaran. Secara
keseluruhan terlihat bahwa peranan guru lebih dominan dibandingkan dengan siswa, peran siswa disaat pembelajaran
sangat kurang. Berdasarkan uraian di atas dapat ditemukan bahwa
permasalahan pembelajaran di kelas adalah keterlibatan siswa
selama proses pembelajaran. Hal ini terlihat dari kegiatan siswa selama mengikuti proses pembelajaran dalam hal
bertanya, menjawab pertanyaan, dan mengemukakan pendapat tidak antusias. Peneliti menduga hal itu terjadi karena
kurangnya variasi model yang digunakan dalam proses pembelajaran sehingga membuat siswa merasa bosan,
semangat dan motivasi siswa turun, sehingga hasil dari proses pembelajaran pun menjadi kurang memuaskan. Dari berbagai
permasalahan tersebut maka alternatif yang digunakan untuk mengatasi masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran
adalah dengan cara menciptakan variasi model pembelajaran, menggali pemahaman siswa, memberikan motivasi supaya
siswa tidak merasa bosan dan tidak melakukan aktivitas lain selain mengikuti proses pembelajaran, melatih sikap mental
siswa supaya siswa berani untuk mengemukakan idependapatnya, berani bertanya, bertanggung jawab dan
tentunya menciptakan suasana yang harmonis di antara guru dan siswa sehingga menghasilkan pembelajaran yang baik di
antara guru dan siswa. Maka dari itu, guru harus bisa menentukan model yang cocok untuk digunakan dalam proses
pembelajaran. Berdasarkan kondisi pembelajaran tersebut, peneliti
dan guru mitra berkolaborasi bermaksud memeragakan model
pembelajaran untuk memperbaiki mutu pembelajaran. Model yang akan diterapkan oleh guru dan peneliti dalam usaha untuk
mencapai tujuan yang diharapkan adalah model TGT teams- games-tournament.
Pada saat permainan berlangsung games, siswa dituntut untuk mengembangkan kreatifitas dan
pemikiran kritis yang dimiliki, sedangkan pada saat turnamen berlangsung siswa dituntut untuk bekerja sama dan
meningkatkan kesepakatan dalam menyelesaikan soal di dalam kelompoknya. Jika dalam pembelajaran sebelumnya pada saat
menggunakan model ceramah dan siswa hanya mendengarkan penjelasan guru, mencatat materi yang disampaikan oleh guru
dan bertanya jawab, namun pada saat menggunakan model TGT pembelajaran yang disampaikan berbeda. Dalam model
yang digunakan ini siswa dituntut untuk berperan aktif dalam pembelajaran di kelas. Guru mitra sebagai fasilitator memandu
siswa untuk mengimplementasikan permainan dan turnamen tersebut.
Dengan menerapkan model ini siswa diharapkan mampu mengikuti pembelajaran dengan antusias, lebih berani
dalam hal bertanya, mengemukakan idependapat, lebih bertanggung jawab dalam mengikuti pembelajaran, dan lebih
termotivasi untuk mengikuti pembelajaran dengan baik sehingga dapat mencapai prestasi belajar yang optimal.
Sehingga suasana kelas yang awalnya tidak kondusif menjadi kelas yang kondusif, siswa cenderung kurang antusias menjadi
antusias dalam bertanya dan mengikuti pembelajaran. Peningkatan prestasi belajar siswa dapat terlihat ketika siswa
mendapatkan nilai di atas nilai KKM 75. 2.
Pelaksanaan Tindakan Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada hari Selasa, 8
November 2011 pada pukul 09.55 sampai dengan pukul 11.15 WIB jam ke-5 dan jam ke-6. Materi pokok pembelajaran pada pertemuan
pertama ini adalah devisa. Guru mitra di dalam penelitian adalah Ibu Murti Indriyah yang sekaligus selaku guru pembimbing Ekonomi
kelas IX A. Dari jumlah keseluruhan siswa kelas IX A yaitu 32 orang, siswa yang hadir berjumlah 32 orang. Berikut ini diuraikan penerapan
model kooperatif tipe teams-games-tournament TGT pada siklus pertama:
a. Perencanaan
Dalam tahap ini dilakukan persiapan dan perencanaan mengenai pembelajaran kooperatif tipe TGT oleh peneliti dan guru mitra.
Adapun langkah-langkah persiapan dan perencanaan yang dilakukan pada siklus pertama adalah sebagai berikut:
1 Peneliti dan guru mitra menggali kreativitas siswa dan
berdiskusi untuk membentuk kelompok secara heterogen. Kelompok terdiri dari jenis kelamin yang berbeda-beda dan
terdiri dari prestasi yang berbeda-beda, tanpa memandang siswa dari segi apapun. Berdasarkan prestasi akademiknya
siswa dibagi menjadi tiga ranking yaitu dengan prestasi tertinggi, sedang dan rendah, yang diambil dari hasil nilai
siswa yang sudah dicapai sebelumnya. Di dalam setiap kelompok terdapat siswa dengan prestasi tinggi, sedang dan
rendah yang diperoleh dari hasil hasil rapor sebelumnya. Hal itu untuk menyeimbangkan kemampuan siswa di dalam
kelompoknya. Pembagian kelompok terbagi menjadi 6 bagian yaitu kelompok diberi nama kelompok 1 Dollar, 2 Rupiah,
3 Dinar, 4 Peso, 5 Pound, dan kelompok 6 Yen. Masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa dan ada dua
kelompok yang terdiri dari 6 siswa hal itu dikarenakan jumlah siswa yang tidak pas ketika dibagi menjadi 6 kelompok
lampiran 20 halaman 193. 2
Peneliti kemudian menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan. Perangkat pembelajaran tersebut mencakup:
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, kertas karton pelangi yang digunakan untuk games permainan, lembar
kerja siswa, papan nama kelompok, kertas buram untuk menulis jawaban dari tournament turnamen, spidol, uang-
uangan, meja turnamen, power point, dan hadiah.
a Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP
Peneliti membuat RPP yang berisi tentang standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan
pembelajaran, uraian materi, materi pembelajaran, model pembelajaran, langkah-langkah kegiatan pembelajaran,
sumber dan media pembelajaran, dan evaluasi. RPP ini dibuat untuk satu kali pertemuan. RPP menguraikan
langkah-langkah yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran. Hal ini akan mempermudah dan membantu
guru dalam pelaksanakan pembelajaran. RPP dapat dilihat pada lampiran 9 halaman 136.
b Kertas karton pelangi yang digunakan untuk game
permainan Kertas karton pelangi ini digunakan sebagai dasar untuk
menempelkan berbagai pertanyaan dan jawaban yang dijawab dan ditempelkan oleh siswa satu persatu di dalam
game permainan. c
Lembar Kerja Siswa Lembar kerja siswa di sini yaitu daftar pertanyaan yang
terdiri dari soal pre-test dan soal post-test. Di mana soal pre-test dan post-test adalah untuk mengukur tingkat
prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah dilaksanakannya siklus pertama. Adapun lampiran lembar
kerja siswa terdapat di dalam lampiran 10 halaman 146.
d Papan Nama Kelompok
Papan Nama Kelompok ini berjumlah sesuai dengan jumlah kelompok 6 papan nama. Papan nama kelompok
ini dinamai sesuai dengan nama mata uang suatu negara dan pembagian kelompok berdasarkan pada jenis kelamin
dan tingkat prestasi dari masing-masing siswa. e
Meja Turnamen Meja turnamen ini hanya berjumlah dua meja. Susunan
meja turnamen sebelah-menyebelah dan ada di depan kelas. Dua meja turnamen ini dipegang oleh satu
fasilitator. Satu meja untuk meletakkan uang-uangan taruhan dan satu meja digunakan untuk meletakkan papan
nama kelompok. f
Hadiah Hadiah dimaksudkan sebagai penghargaan bagi kelompok
yang mendapatkan skor tertinggi untuk game permainan dan turnamen yang dilaksanakan. Adapun hadiah yang
diberikan hanya untuk juara I yang berupa alat tulis dan makanan kecil.
3 Peneliti menyiapkan dan menyusun instrumen pengumpulan
data. Instrumen dan pengumpulan data yang terdiri dari: a
Lembar observasi aktivitas guru di kelas Lembar observasi aktivitas guru ini digunakan untuk
mengetahui aktivitas-aktivitas guru selama proses pembelajaran berlangsung lampiran 1b halaman 165.
b Lembar observasi aktivitas siswa di kelas
Lembar observasi aktivitas siswa ini digunakan untuk mengetahui aktivitas-aktivitas siswa selama proses
pembelajaran sedang berlangsung lampiran 2b halaman 167.
c Lembar observasi aktivitas di kelas
Lembar observasi kelas ini digunakan untuk mengetahui aktivitas-aktivitas di kelas selama proses pembelajaran
sedang berlangsung lampiran 3b halaman 169. d
Lembar penilaian kelompok Lembar penilaian kelompok ini digunakan untuk menilai
kelompok selama kegiatan game permainan dan tournament berlangsung lampiran 19 halaman 192.
b. Tindakan
Pada tahap tindakan peneliti mengimplementasikan pembelajaran kooperatif tipe TGT sesuai dengan rencana tindakan. Langkah-
langkah pada tahap ini sebagai berikut: 1
Kegiatan pra pembelajaran Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam,
memeriksa kehadiran siswa. Setelah itu guru melakukan kegiatan apersepsi dengan cara mengajukan beberapa
pertanyaan kepada siswa, mengulangi materi yang lalu dan mengaitkan materi lalu dengan materi yang baru.
Guru memberikan motivasi kepada siswa agar siap dalam mengikuti pembelajaran. Guru menyampaikan standar
kompetensi, kompetensi dasar, dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, guru melibatkan siswa dalam membahas materi
yang diajarkan, dan guru menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber lain.
Guru membagikan soal pre-test dan siswa mengerjakan soal sesuai waktu yang telah ditentukan. Berikut ini disajikan tabel
distribusi frekuensi variabel prestasi belajar.
Tabel 5.4 Analisis Prestasi Belajar Siswa Sebelum Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
Based- Line
No Interval Frekuensi Frek.Relatif 0 Interpretasi
1. 81 – 100 Sangat Tinggi
2. 66 –
80 11
34,375 Tinggi
3. 56 –
65 11
34,375 Sedang
4. 46 –
55 6
18,75 Rendah
5. ≤45
4 12,5 Sangat Rendah
Total 32 100
Sumber : Data primer Dari data tersebut tampak bahwa persentase siswa yang
memiliki prestasi belajar sangat tinggi tidak ada 0, persentase siswa yang memiliki prestasi belajar tinggi adalah
11 siswa 34,375, persentase siswa yang memiliki prestasi belajar sedang adalah 11 siswa 34,375, persentase siswa
yang memiliki prestasi belajar rendah adalah 6 siswa 18,75, dan persentase siswa yang memiliki prestasi
belajar sangat rendah adalah 4 siswa 12,5. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa mempunyai tingkat prestasi belajar yang sedang dan tinggi
yaitu sebanyak 11 siswa atau 34,375. Setelah itu guru menjelaskan skenario dan peraturan-
peraturan model pembelajaran kooperatif yang diterapkan yaitu TGT.
2 Kegiatan inti
a Presentasi kelasclass presentation
Pada awal pembelajaran, guru terlebih dahulu mengulas kembali materi pembelajaran yang berkaitan dengan
devisa. Waktu yang digunakan untuk menyampaikan materi adalah + 5 menit. Model yang digunakan untuk
menyampaikan materi yaitu model ceramah dan tanya jawab.
b Membagi siswa menjadi kelompok
Pembentukan kelompok dibentuk oleh guru mitra. Jumlah kelompok yang dibentuk berjumlah enam
kelompok yang di dalamnya terdiri dari 5 orang dan ada 2 kelompok yang anggotanya terdiri dari 6 orang. Pada
tahap ini guru menyebutkan nama-nama anggota kelompok, walaupun nama kelompok sudah ditempel
oleh peneliti di pintu kelas dan sudah dilihat oleh siswa. Guru mempersilahkan siswanya untuk berkumpul sesuai
dengan kelompok yang sudah ditentukan dan kelompok yang sudah diberi papan nama kelompok. Guru
kemudian menjelaskan prosedur dan aturan dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT yang akan
dilaksanakan. c
Permainan games Permainan games ini diberi nama make a match. Pada
permainan ini setiap kelompok mendapatkan 2 box yang masing-masing box terdiri dari 1 box soal dan 1 box
jawaban, satu persatu siswa di dalam kelompok maju mengerjakan soal satu per satu secara urut. Kelompok
wajib menjodohkan setiap pasangan soal dan jawaban sesuai dengan nomor urut soal lampiran 16 halaman
180. d
Turnamen tournament Turnamen dilakukan setelah permainan selesai
dilaksanakan. Turnamen yang dilaksanakan ini diberi nama cerdas cermat. Pada sesi ini, setiap kelompok
sudah disediakan sepuluh lembar kertas buram, alas buat menulis dan satu spidol lampiran 17 halaman 183.
e Penghargaan kelompok
Skor dari hasil permainan dan turnamen dicatat oleh fasilitator kemudian setelah berakhirnya turnamen
dilakukan penjumlahan untuk menentukan peringkat. Berdasarkan peringkat tersebut ditentukan juara I, II dan
III. Juara I dicapai oleh kelompok 2 Rupiah dengan skor 12.000, juara II dicapai oleh kelompok 1 Dollar
dengan skor 10.700, dan yang mendapatkan juara III adalah kelompok 4 Pound dengan skor 10.150. Namun
dari ketiga juara tersebut, yang akan mendapatkan hadiah hanya juara I yaitu berupa parcel isi alat tulis, makanan
ringan. Sedangkan untuk juara II, juara III, dan kelompok yang tidak mendapatkan hadiah juga diberikan
makanan ringan berupa wafer coklat dan permen tetapi jumlahnya tidak sama seperti kelompok yang
mendapatkan juara lampiran 19 halaman 192. 3
Kegiatan penutup Dalam kegiatan penutup ini, guru membuat kesimpulan dari
pembelajaran mengenai materi yang telah dijelaskan. Setelah itu guru melakukan evaluasi dan refleksi. Evaluasi dilakukan
dengan cara siswa diberi soal yang berupa post-test. Refleksi dilakukan dengan cara membagikan lembar refleksi. Hal ini
dimaksudkan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif
tipe Teams-Games-Tournament dalam pembelajaran ekonomi dengan pokok bahasan devisa.
4 Observasi
Hasil pengamatan observasi dalam penelitian ini dapat dipaparkan sebagai berikut:
a Pengamatan terhadap guru
Observasi dilakukan bersama tindakan pada siklus pertama. Aktivitas guru selama proses pembelajaran pada
siklus pertama disajikan dalam tabel berikut lampiran 4b halaman 171:
Tabel 5.5 Hasil Observasi Aktivitas Guru Selama Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
No Deskriptor Ya Tidak
1. Guru menjelaskan pembelajaran kooperatif tipe TGT
√ 2. Guru
mengorganisasikan bahasan
sempit menjadi pokok bahasan yang sempit
untuk membantu siswa memahami materi pembelajaran kooperatif tipe TGT di kelas
√
3. Sebelum menerapkan pembelajaran kooperatif guru memberikan materi
kepada siswa berupa presentasi
√
4. Guru ikut berperan dalam pembentukan kelompok
√
5. Guru memberikan dorongan motivasi kepada siswa agar siswa dapat berperan
aktif dalam diskusi
√
6. Guru memberikan
pengarahan kepada
siswa pada saat mengerjakan soal dilembar soal
√
7. Guru memberikan pengarahan kepada siswa agar lebih teliti dalam memahami
prosedur permainan dan turnamen
√
8. Guru mengamati dan lebih mengobservasi
proses pembelajaran dalam kegiatan diskusi kelompok
√
9. Guru berinteraksi dengan siswa dan melibatkan diri untuk menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh setiap siswa
√
10. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalahnya
secara individu pada saat permainan maupun memecahkan masalah secara
kelompok pada saat turnamen
√
11. Guru tidak berinteraksi dengan siswa, guru tidak memberikan pengarahan
tentang pelaksanaan pada saat permainan maupun pada saat turnamen
√
12. Guru membiarkan siswa membuat kegaduhan di dalam kelompoknya
masing-masing sehingga membuat kelas tidak kondusif
√
13. Guru hanya berinteraksi dengan satu kelompok yang mengalami kesulitan
√
14. Guru dan siswa sama-sama asyik dengan aktivitas masing-masing
√
15. Guru meninggalkan kelas disaat siswa sedang melaksanakan kegiatan sehingga
tidak ada pengawasan
√
16. Guru melakukan evaluasi pembelajaran
√
17. Guru memotivasi siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran
√
18. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar terlibat di dalam permainan dan
turnamen
√
19. Guru memberikan perhargaan bagi kelompok yang mendapatkan nilai
tertinggi
√
20. Guru melakukan evaluasi mengenai soal pre-testdan soal post-test
√
Tabel 5.5 secara umum menunjukkan bahwa guru mampu mengelola pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan baik.
Dalam siklus pertama ini dapat kita lihat bahwa guru mampu menjelaskan dan mengorganisasikan pembelajaran
kooperatif tipe TGT, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami pembelajaran yang akan
diterapkan, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi dengan kelompoknya, guru memotivasi
siswa agar siswa mampu berperan aktif di dalam permainan maupun di dalam turnamen, guru dapat
berinteraksi aktif dengan seluruh siswa, guru dapat mendorong siswa untuk memecahkan masalah yang terjadi
di dalam kelompok maupun individu, guru melakukan evaluasi setelah permainan dan turnamen yang menjadi
bagian dari pembelajaran kooperatif tipe TGT, guru memotivasi siswa di dalam permainan maupun di dalam
turnamen, guru mengamati perilaku siswa di dalam kelompok, guru memberikan evaluasi soal pre-test dan
soal post-test. b
Pengamatan terhadap siswa Aktivitas siswa selama proses pembelajaran pada siklus
pertama disajikan dalam tabel berikut lampiran 5b halaman 173:
Tabel 5.6 Hasil Observasi Siswa Selama Penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
No Deskriptor Ya Tidak
1. Seluruh siswa memperhatikan materi
yang disampaikan oleh guru √
2. Saling bertukar pikiran dan pendapat
√ 3.
Pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan pembelajaran yang
disampaikan √
4. Membagi tugas kelompok dengan adil
√ 5. Menjawab pertanyaan dengan
maksud memberikan jawaban √
6. Menghargai saran dan idependapat
teman lainnya √
7. Siswa mampu bekerja sama di dalam
kelompok dengan baik √
Tabel 5.6 menunjukkan bahwa pada saat pembelajaran seluruh siswa memperhatikan penjelasan yang diberikan
oleh guru. Dalam permainan maupun turnamen seluruh siswa dapat berperan aktif mengeluarkan pemikiran dan
bekerja sama di dalam kelompok dengan baik. Ketika mereka mendapatkan kesulitan dalam memahami model
yang disampaikan oleh guru mereka mau berperan aktif dengan cara bertanya.
c Pengamatan terhadap kelas
Instrumen pengamatan kelas dalam proses pembelajaran pada siklus pertama disajikan dalam tabel berikut ini
lampiran 6b halaman 174:
Tabel 5.7 Hasil Observasi Kelas Selama Penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
No Deskriptor
Ya Tidak
1. Kelas terdiri dari banyak siswa yang
mempunyai tingkat kemampuan berpikir berbeda-beda
√ 2.
Ada beberapa peraturan yang harus dipatuhi oleh seluruh siswa
√ 3.
Siswa membuat kegaduhan di dalam kelas pada saat proses belajar
mengajar √
4. Kelas terlihat rapi, bersih dan
pengaturan meja kursi siswa dan guru tidak teratur
√ 5.
Referensi buku-buku yang dibutuhkan siswa mudah ditemukan
di dalam kelas √
6. Beberapa siswa hanya mengandalkan
tugasnya kepada teman satu kelompoknya
√ 7.
Para siswa antusias dalam mengikuti pembelajarannya di kelompoknya
masing-masing √
8. Siswa berperan aktif dalam mengikuti
proses pembelajaran kooperatif tipe TGT
√ 9.
Banyak siswa yang aktif bertanya ketika mendapati kesulitan
√ 10. Siswa mempunyai rasa ingin tahu
yang tinggi √
11. Tujuan pembelajaran di kelas tidak dapat dipahami dengan jelas
√ 12. Sebagian siswa menganggap model
yang diterapkan itu sulit √
13. Kelas dapat terorganisir √
14. Selama permainan berlangsung siswa tidak saling bekerja sama baik di
dalam anggota kelompoknya maupun di luar kelompoknya
√ 15. Pada saat turnamen berlangsung
siswa di dalam kelompok bekerja sama dengan baik
√ Tabel 5.7 menunjukkan bahwa kondisi yang terjadi di
dalam kelas sudah cukup kondusif dalam proses pembelajaran untuk menjadi lebih baik lagi. Selain itu di
dalam tabel dinyatakan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat membantu
siswa untuk memahami materi pembelajaran agar menjadi lebih baik.
5 Refleksi
Pada tahap ini dilaksanakan analisis, evaluasi, pemaknaan, dan penyimpulan hasil observasi dengan menggunakan
model kooperatif tipe TGT. Refleksi yang dilakukan merupakan refleksi pertemuan setelah dilaksanakannya siklus
pertama. Refleksi dilakukan baik untuk guru mitra maupun untuk siswa-siswa. Berikut ini dipaparkan hasil refleksi pada
siklus pertama: a
Kesan guru mitra terhadap perangkat pembelajaran dan model pembelajaran kooperatif tipe TGT lampiran 25
halaman 246.
Tabel 5.8 Instrumen Refleksi
Kesan Guru Mitra Terhadap Perangkat Pembelajaran dan Model
TGT No Uraian
Komentar
1. Kesan guru terhadap komponen pembelajaran
dengan menggunakan model TGT
Model sangat cocok untuk
pembelajaran, karena siswa bisa
berkompetisi, dan siswa merasa
senang
2. Kesan guru terhadap aktifitas siswa ketika
mengikuti proses pembelajaran dengan
menggunakan model TGT Siswa dapat
berpartisipasi lebih aktif dengan
adanya pembelajaran
dengan model TGT
3. Kesan guru terhadap partisipasi dan minat siswa
dalam mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan model TGT Bagus, siswa lebih
berminat dan bermotivasi
4. Kesan guru terhadap
pemahaman siswa dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan model TGT Siswa lebih paham
dan lebih jelas
5. Hambatan yang dihadapi
apabila nantinya guru hendak melaksanakan
pembelajaran dengan menggunakan model TGT
Persiapan lebih lama dan memakan
waktu banyak dalam
pelaksanaannya
6. Hal-hal yang mendukung
apabila nantinya guru menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT
Materi yang diberikan cocok
dengan model TGT
7. Manfaat yang diperoleh dengan merencanakan
pembelajaran dan membuat perangkat pembelajaran
dengan menggunakan model TGT
Guru lebih siap, lebih memahami
dan siswa lebih antusias
8. Hal-hal apa saja yang masih
harus diperbaiki dalam pembelajaran dengan
menggunakan model TGT Pemahaman guru
tentang adanya model TGT, perlu
persiapan yang matang dan perlu
bantuan orang lain
Tabel 5.8 menunjukkan kesan guru terhadap perangkat pembelajaran dan model kooperatif setelah
mengimplementasikan pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan menggunakan perangkat-perangkat yang telah
diterapkan. Kesan guru terhadap pembelajaran kooperatif tipe TGT sudah cukup bagus, tetapi ada hal yang harus
dipersiapkan lebih baik lagi. Selain itu kendala yang timbul yaitu waktu yang kurang dan diperlukan persiapan
yang matang. Kesan guru terhadap siswa yaitu, siswa lebih aktif, antusias dalam mengikuti pembelajaran dan
umumnya siswa lebih berminat, bermotivasi dan merasa senang dengan model pembelajaran yang digunakan.
b Kesan siswa terhadap perangkat pembelajaran dan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT lampiran 26 halaman 247.
Tabel 5.9 Instrumen Refleksi
Lembar Refleksi Siswa Terhadap Komponen Pembelajaran dan model
TGT No Uraian
Komentar
1. Bagaimana menurut anda tentang pembelajaran dengan
menggunakan model TGT topik pembahasan, media
pembelajaran, situasi kelas, penampilan guru, lingkungan
kelas, dll? Menyenangkan,
tidak membosankan dan
mudah untuk dipahami
2. Apakah anda berminat mengkuti pembelajaran
dengan menggunakan model TGT
Ya berminat, agar pembelajaran tidak
monoton dan pembelajaran ini
sangat menyenangkan
3. Apa saja yang anda lakukan
selama pembelajaran dengan menggunakan model TGT
Mengerjakan soal di depan kelas
dengan cara menjodohkan dan
pada saat turnamen bekerja sama di
dalam kelompok
4. Apakah anda lebih paham
tentang analisis bukti transaksi dan jurnal pada
pembelajaran dengan menggunakan model TGT
Ya, menjadi lebih paham
5. Hambatan apa yang anda
temui selama melaksanakan proses pembelajaran dengan
menggunakan model TGT Terkadang beda
instruktur diantara guru dengan
peneliti sehingga membuat siswa
kebingungan
6. Manfaat apa yang anda peroleh pada pembelajaran
dengan menggunakan model TGT
Menjadi lebih paham mendukung
perkembangan dan penambahan ilmu
Tabel 5.9 menunjukkan respon siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Kesan siswa secara
umum yaitu mereka menikmati pembelajaran kooperatif tipe TGT karena pembelajaran lebih menyenangkan.
Selain itu, mereka juga lebih memahami materi yang diajarkan. Hal-hal yang masih harus diperbaiki adalah
lebih mengkondisikan keadaan siswa di dalam kelas, menyediakan media yang lebih menarik lagi supaya siswa
tidak merasa bingung dan koordinasi yang diciptakan di antara guru dan peneliti lebih matang dipersiapkan,
sehingga tidak menjadikan ketidakjelasan di antara guru dan menjadikan ketidaksamaan di antara guru mitra dan
prosedur yang telah dibuat peneliti.