B. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan sebagai berikut : 1.
Adanya perbedaan dalam hal waktu. Waktu yang dialokasikan saat perencanaan penelitian berbeda dengan keadaan di lapangan. Dengan
keadaan yang demikian, sesi-sesi terakhir penelitian terkesan terburu- buru untuk diselesaikan. Dampaknya dalam penelitian adalah
kurangnya waktu yang digunakan siswa untuk mengerjakan post-test dan refleksi.
2. Kesamaan soal pre-test dan post-test. Keadaan ini membuat siswa
tidak tertantang saat mengerjakan soal post-test, karena siswa hanya akan mengevaluasi jawabannya saat pre-test dan membetulkannya
saat post-test. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa tes kemungkinan kurang dapat menunjukkan fungsinya sebagai alat pengukur prestasi
belajar siswa yang baik. 3.
Seharusnya kelompok terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin
dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk
mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat games dan tournament, tetapi dalam penelitian ini
belum dilakukan.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, ada beberapa saran yang ditunjukkan untuk pihak terkait antara lain:
1. Penelitian ini perlu dicobakan pada variasi jam yang berbeda,
sehingga dapat dilihat apakah ada perbedaan prestasi pada jam yang berbeda. Sebagai praktisi pendidikan, memperbaiki proses
pembelajaran harus selalu dilakukan agar proses pembelajaran menjadi semakin membaik dari waktu ke waktu dengan pemilihan
model yang sesuai. 2.
Pentingnya manajemen waktu pada saat penelitian berlangsung. Pemanfaatan waktu yang efektif dan efisien akan sangat membantu
penelitian tepat sesuai waktu yang direncanakan. Waktu yang tepat akan memastikan setiap sesi dalam penelitian berjalan dengan
maksimal, sehingga hasil penelitian akan menjadi lebih sempurna. 3.
Untuk sekolah, khususnya bagi para guru untuk belajar menerapkan model pembelajaran kooperatif dalam proses belajar mengajar
sehingga dapat lebih mengenali masalah yang terjadi baik pada proses belajar mengajar maupun pada peserta didiknya. Para guru perlu
beralih dari pembelajaran yang dinamakan model ceramah dengan model pembelajaran kooperatif.
4. Peneliti selanjutnya diharapkan membuat soal evaluasi pre-test dan
post-test yang berbeda, tetapi mempunyai bobot soal yang sama.
124
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Algifari. 2003. Statistika Induktif untuk Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Imron, Ali. 1996. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya. Kusumah, W. dan Dedi Dwitagama. 2009. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: PT Indeks. Mulyasa. 2009. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset. Muslich, Masnur. 2009. Melaksanakan PTK Itu Mudah. Jakarta: Bumi Aksara.
Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Slavin, R. E. 2008. Cooperatif Learning: Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa
Media. Sugiyono. 2008. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.
Susilo. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher. Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Surabaya: Masmedia Buana
Pustaka. Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Suwandi, Sarwiji. 2010. PTK dan Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta: Yuma Pustaka bekerja sama dengan FKIP UNS.
Tedjo. 2010. “Mata Pelajaran Ekonomi untuk Sekolah Menengah Atas SMAMadrasah Aliyah MA”. [On-line]. Tersedia: tedjo21.files.
wordpress.com20090968-ekonomi-sma.pdf [1 November 2011]. Wikipedia. 2010. “Ekonomi”. [On-line]. Tersedia: http:id.wikipedia.orgwiki
Ekonomi [1 November 2011].