Definisi Operasional Subjek Penelitian Tempat Penelitian Instrumen Penelitian

dan dua bulan setelah CBIA. Pengisian kuesioner-kuesioner yang dilakukan baik sebelum maupun setelah CBIA tersebut dikumpulkan untuk menjadi data.

B. Variabel Penelitian

Variabel bebas: intervensi CBIA tentang DM. Variabel tergantung: pengetahuan, sikap, tindakan responden tentang DM. Variabel pengacau terkendali: informasi dari pendidikan formal dan non formal seperti penyuluhan, sekolah, kursus. Variabel pengacau tak terkendali: informasi lain dari koran, TV, majalah dan media komunikasi lainnya.

C. Definisi Operasional

1. Diabets Melitus dalam penelitian ini adalah Diabetes Melitus tipe 2. 2. Pengetahuan dalam penelitian ini dikategorikan dengan baik jika skor ≥ 12, sedang jika skor 9-11 dan buruk jika skor 9. 3. Sikap dalam penelitian ini dikategorikan dengan baik jika skor ≥ 42, sedang jika skor 31-41 dan buruk jika skor 31. 4. Tindakan dalam penelitian ini adalah tindakan responden terkait dengan pengelolaan DM yang dikategorikan dengan baik jika melakukan tindakan sesuai literatur, sedang jika melakukan tindakan namun tidak sesuai literatur, dan buruk jika tidak melakukan tindakan sama sekali. Masing-masing kategori dijumlahkan sehingga kategori dengan jumlah terbanyak mewakili tindakan responden tersebut. 5. Pre-CBIA dalam penelitian ini adalah sebelum CBIA, post 1 adalah sesaat setelah CBIA, post 2 adalah satu bulan setelah CBIA, post 3 adalah dua bulan setelah CBIA.

D. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah 30 siswi kelas XI SMKN 1 Depok Kabupaten Sleman Yogyakarta. Kriteria inklusi : remaja puteri dengan rentang usia 15-17 tahun yang mengikuti edukasi CBIA-DM dan bersedia mengisi dan mengembalikan kuesioner pre- intervensi dan ketiga kuesioner post-intervensi serta telah menyetujui informed consent. Kriteria eksklusi : responden yang tidak mengisi seluruh rangkaian kuesioner.

E. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMKN 1 Depok Kabupaten Sleman Yogyakarta baik dalam pengisian kuesioner pre-CBIA dan post-CBIA, maupun dalam kegiatan edukasi CBIA.

F. Sampling 1. Teknik sampling

Subjek penelitian ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling karena pengambilan sampel mengacu pada pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti berdasarkan karakteristik populasi yang sudah diketahui sebelumnya dan dianggap tepat Widi, 2010. Oleh karena itu, penelitian dilakukan di salah satu SMK di Kecamatan Depok yang sebagian besar siswanya adalah remaja puteri.

2. Besar sampel

Menurut pendapat Gay, ukuran sampel minimum yang dapat diterima pada metode penelitian eksperimental adalah 15 subyek per kelompok Iin, 2015. Sumber lain mengatakan jika teknik analisis yang digunakan adalah untuk membandingkan antar kelompok seperti t-test, maka jumlah sampel untuk setiap kelompok adalah 30 kasus Firstya, 2010. Oleh karena itu, dalam penelitian ini jumlah sampel yang digunakan adalah 30 responden.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang telah tervalidasi dan telah dilakukan uji reliabilitas. Kuesioner untuk pengukuran tingkat pengetahuan, baik pretest maupun posttest, terdiri dari 15 pernyataan dengan pilihan jawaban ya dan tidak. pengukuran data kuantitatif kuesioner pengetahuan menggunakan skala pengukuran biserial, maka diberikan skor 1 untuk jawaban benar dan skor 0 untuk jawaban salah. Kuesioner untuk pengukuran sikap, baik pretest maupun posttest terdiri dari 14 pernyataan. Pengukuran data kuantitatif kuesioner sikap menggunakan skala pengukuran Likert. Responden diminta melakukan agreement dan disagreement untuk masing-masing aitem dalam kuesioner dengan skala yang terdiri dari 4 point Sangat Setuju SS, Setuju S, Tidak Setuju TS dan Sangat Tidak Setuju STS. Semua pernyataan positif favorable kemudian diubah nilainya d alam angka, yaitu diberi skor 4 untuk “sangat setuju”, 3 untuk “setuju”, 2 untuk “tidak setuju”, dan 1 untuk “sangat tidak setuju”, sementara untuk pernyataan negatif unfavorable, diberi skor 4 untu k “sangat tidak setuju”, 3 untuk “tidak setuju”, 2 untuk “setuju” , dan 1 untuk “sangat setuju”. Kisaran skor untuk kuesioner pengetahuan adalah 0-15. Karena penelitian ini menerapkan kategori tingkat pengetahuan dan sikap menurut Arikunto, 2006, maka untuk kuesioner pengetahuan setiap skor dikategorikan pada skal a tinggi jika skornya ≥ 12, sedang jika skornya 9-11, dan kurang jika skornya 9. Kisaran skor untuk kuesioner sikap adalah 14-56. Setiap skor dikategorikan pada skal a baik jika skornya ≥ 42, sedang jika skornya 31-41, dan rendah jika skornya 31. Kuesioner aspek tindakan terdiri dari 14 pertanyaan. Namun karena pada penelitian ini responden merupakan masyarakan sehat bukan penyandang DM dan ditujukan sebagai upaya pencegahan, maka 6 pertanyaan dengan pokok bahasan pengobatan tidak diperhitungkan. Sehingga kuesioner aspek tindakan terdiri dari 8 pertanyaan. Setiap jawaban dibagi menjadi tiga kategori, baik jika melakukan tindakan sesuai literatur, sedang jika melakukan tindakan namun tidak sesuai literatur, dan buruk jika tidak melakukan tindakan sama sekali. Setelah itu, masing-masing kategori dijumlahkan sehingga kategori dengan jumlah terbesar mewakili tindakan responden, apakah responden memiliki tingkat tindakan baik, sedang, ataupun buruk.

H. Waktu Penelitian