Ethical Clearance Pelaksanaan CBIA

dan diperoleh nilai α 0,63 Tabel IV. Seleksi aitem juga dilakukan pada kuesioner aspek tindakan dengan membuang 6 pertanyaan dengan pokok bahasan pengobatan dan perawatan kaki, yaitu nomor 8, 9, 10, 11, 12, dan 14, karena responden penelitian ini bukan penyandang DM Tabel III. Tabel III. Rincian Pernyataan-Pernyataan Kuesioner Posttest pada Aspek Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Sebelum dan Setelah Seleksi Aitem Aspek Pokok Bahasan Nomor Pernyataan Sebelum seleksi aitem Setelah seleksi aitem Favorable Unfavorable Favorable Unfavorable Penge- tahuan a. Definisi 10 dan 13 3 10 dan 13 3 b. Faktor Risiko 2 - 2 - c. Gaya Hidup - 1, 6 dan 14 - 1, 6 dan 14 d. Pengobatan 7 dan 12 8, 9 dan 11 7 dan 12 8, 9 dan 11 e. Gejala 4 - 4 - f. Komplikasi 5 dan 15 - 5 dan 15 - Jumlah aitem 8 7 8 7 Sikap a.Gaya Hidup 7 1, 2, 3 dan 9 7 1, 2, dan 9 b.Pengobatan 4 5 dan 6 4 5 dan 6 c.Pemeriksaan 10 dan 12 11 10 dan 12 11 d.Perawatan kaki 13 dan 15 8 dan 14 13 dan 15 8 dan 14 Jumlah aitem 6 9 6 8 Tindak -an a. Gaya Hidup 4, 5, 6 dan 7 4, 5, 6 dan 7 b. Pengobatan 8, 9, 10, 11 dan 12 - c. Pemeriksaan 1, 2, 3, dan 13 1, 2, 3, dan 13 d. Perawatan kaki 14 - Jumlah aitem 14 8 Tabel IV . Nilai α pada Kuesioner Posttest Sebelum dan Setelah Seleksi Aitem

5. Ethical Clearance

Ethical Clearance kelayakan etik adalah keterangan tertulis dari Komisi Etik Penelitian untuk riset yang melibatkan makhluk hidup yang menyatakan bahwa suatu proposal riset layak dilaksanakan setelah memenuhi persyaratan tertentu. Selain itu, persetujuan Ethical Clearance sangat diperlukan Aspek Nilai α sebelum seleksi aitem Nilai α setelah seleksi aitem Pengetahuan 0,61 0,61 Sikap 0,61 0,63 suatu penelitian dalam publikasi jurnal ilmiah nasional atau internasional Qur’aniati, 2015. Dalam penenelitian ini Ethical Clearance dilakukan melalui tahap perizinan dan pengisian informed consent oleh subjek penelitian.

6. Pelaksanaan CBIA

CBIA dilakukan di SMKN 1 Depok. Sebelum melaksanakan CBIA, terlebih dahulu dilakukan pretest untuk mengetahui pengetahuan, sikap, dan tindakan responden tentang diabetes melitus sebelum edukasi. Kemudian 30 responden dibagi dalam 5 kelompok kecil sehingga 1 kelompok terdiri dari 6 orang, lalu masing-masing kelompok diberikan 2 boo klet yang berjudul “Apa yang Perlu Diketahui Tentang Diabetes Melitus” dan “Apa yang Perlu Diketahui Tentang Hidup Sehat Bagi Penyandang Diabetes Melitu s”. Setiap kelompok didampingi oleh 1 fasilitator yang bertugas mendampingi dan mengarahkan jalannya diskusi kelompok. Fasilitator tidak diperkenankan menjawab pertanyaan apapun dari responden, melainkan hanya mengarahkan responden untuk menemukan jawaban dari booklet atau berdiskusi dengan responden lain. Jika tidak menemukan jawaban, ketua kelompok ditugaskan untuk mencatat setiap pertanyaan yang diajukan anggota kelompoknya. Diskusi kelompok ini berlangsung selama 45 menit. Setelah berdiskusi, pertanyaan-pertanyaan yang telah terkumpul diajukan oleh masing-masing ketua kelompok kepada narasumber. Narasumber yang dalam penelitian ini adalah seorang apoteker menjawab dan menjelaskan setiap pertanyaan yang diajukan. Kegiatan tanya jawab ini berlangsung selama 20 menit. Selanjutnya, para responden diminta mengisi kuesioner sebagai posttest pertama yang bertujuan untuk mengukur pengetahuan dan sikap responden sesaat setelah diberikan CBIA. Namun, untuk aspek tindakan tidak diberikan posttest pertama, karena setidaknya butuh beberapa hari untuk dapat mengubah suatu tindakan atau perilaku. Oleh karena itu, jika diberikan posttest pada hari yang sama dengan pretest, maka tidak akan ada perbedaan dengan hasil pretest.

7. Posttest setelah satu dan dua bulan CBIA