khususnya dalam kemampuan kosa kata dan pengetahuan umum Budiman dan Riyanto, 2013.
D. Sikap 1.
Pengertian
Sikap merupakan respons atau reaksi seseorang yang masih tertutup terhadap suatu objek atau stimulus. Sikap belum merupakan tindakan, namun
merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup dan merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di
lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek Effendi, 2009.
2. Pengukuran sikap
Sikap pada dasarnya merupakan kecenderungan berperilaku pada seseorang. Dalam pengukuran sikap, kemampuan yang diukur adalah menerima
memperhatikan, merespons, menghargai, mengorganisasi, dan menghayati. Skala yang dapat digunakan dalam pengukuran ini diantaranya adalah skala sikap,
sedangkan hasil pengukurannya berupa kategori sikap, yaitu mendukung positif, menolak negatif, dan netral. Skala sikap dinyatakan dalam bentuk pernyataan
untuk dinilai oleh responden, apakah pernyataan tersebut didukung atau ditolak dengan rentang nilai tertentu, sehingga pernyataan yang diajukan dibagi ke dalam
2 kategori, yaitu pernyataan positif dan negatif Budiman dan Riyanto, 2013. Salah satu skala sikap yang paling sering digunakan adalah skala Likert.
Skala Likert merupakan skala yang dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang suatu gejala atau fenomena tertentu.
Dalam skala Likert, pernyataan-pernyataan yang diajukan, baik pernyataan positif
maupun negatif, dinilai oleh responden dengan sangat setuju, setuju, tidak punya pendapat, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Pemberian skor dalam skala Likert
untuk pernyataan positif yaitu 5, 4, 3, 2, dan 1. Sedangkan untuk pernyataan negatif diberi skor 1, 2, 3, 4, dan 5. Sama seperti pengetahuan, pengukuran sikap
juga dikategorikan menjadi 3 menurut Arikunto, 2006, yaitu baik dengan skor ≥ 75, cukup dengan skor 56-74, dan kurang baik dengan skor 55
Budiman dan Riyanto, 2013. Artinya, pada kuesioner aspek sikap yang memiliki 14 pernyataan dengan masing-masing pernyataan memiliki 4 skala Likert, sikap
dinyatakan baik dengan skor ≥ 42, cukup dengan skor 31-41, dan kurang baik dengan skor 31.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi
Berikut merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi sikap menurut Azwar, 2013.
a. Pengalaman
Pengalaman dapat diperoleh dari pendidikan atau suatu instansi, pernah melihat dari orang lain, ataupun pernah mengalami suatu kejadian.
Apapun yang telah dan sedang dialami seseorang, berkontribusi membentuk dan mempengaruhi penghayatan seseorang terhadap stimulus sosial,
menghasilkan tanggapan yang menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap. Oleh karena itu, pengalaman sangat mempengaruhi seseorang dalam
bersikap Rusmanto, 2013. b.
Lingkungan rumah
Sikap anak dipengaruhi oleh bagaimana sikap orang-orang yang berada di dalam rumah dan bagaimana mereka melakukan hubungan dengan
orang-orang di luar rumah. Orang tua juga sangat berperan dalam perkembangan nilai-nilai moral anak dan dalam membentuk pengetahuan anak
yang selanjutnya akan membentuk sikap anak tersebut Rusmanto, 2013. c.
Lingkungan sekolah Dalam pendidikan dasar, peran guru sangat besar dalam
mempengaruhi pola pikir, sikap dan perilaku anak dalam membentuk kepribadiannya. Namun ketika anak memasuki sekolah lanjutan, peran guru
menjadi terbatas oleh peran anak itu sendiri, karena pada tahap ini, anak telah memiliki sikap dan kepribadiannya masing-masing Rusmanto, 2013.
d. Lingkungan kerja
Kondisi lingkungan kerja yang nyaman akan membentuk sikap positif pada pekerjanya. Sebaliknya, lingkungan kerja yang tidak nyaman akan
membentuk sikap negatif pada pekerjanya. Oleh sebab itu, lingkungan kerja sangat berperan dalam pembentukan sikap seseorang Rusmanto, 2013.
E. Tindakan 1. Pengertian