metode ini memiliki kelemahan, yakni peserta tidak berperan secara aktif karena komunikasi berlangsung satu arah. Metode ini akan lebih efektif ketika
dirangkaikan dengan kegiatan tanya jawab antara peserta ceramah dengan pemberi ceramah sehingga terjadi komunikasi dua arah Firstya, 2010.
G. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat validitas atau kesahihan suatu instrumen, dimana instrumen yang valid atau sahih memiliki
validitas yang tinggi dan sebaliknya. Uji validitas dilakukan untuk menguji validitas setiap pertanyaan angket dengan teknik korelasi Product Moment. Skor
setiap pertanyaan yang diuji validitasnya dikorelasikan dengan skor total seluruh pertanyaan. Nilai korelasi tiap pertanyaan dilihat dari r tabel dan r hitung. Apabila
r hitung lebih besar dari r tabel maka dikatakan valid dan apabila r hitung lebih kecil dari r tabel maka dikatakan tidak valid dengan tingkat kemaknaan 5
Budiman dan Riyanto, 2013.
H. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan, yang berarti menunjukkan sejauh mana
hasil pengukuran tersebut tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama.
Pertanyaan yang sudah dinyatakan valid diuji reliabilitasnya dengan membandingkan r tabel dengan r hitung. Jika r hitung berupa alfa, maka suatu alat
ukur dinyatakan reliabel bila r alfa lebih besar dari konstanta 0,6. Uji reliabilitas menggunakan teknik Alpha Cronbach Budiman dan Riyanto, 2013.
I. Landasan Teori
DM merupakan salah satu penyakit penyumbang angka kematian terbesar baik di dunia maupun di Indonesia. Jumlah penyandang DM semakin
meningkat dari tahun ke tahun. Sebagai upaya mengurangi angka kejadian DM, pengetahuan masyarakat tentang DM perlu ditingkatkan. Selain itu, sikap dan
tindakan masyarakat yang kurang baik pun perlu diubah. Salah satu cara untuk meningkatkan pengetahuan serta mengubah sikap
dan tindakan ialah melalui edukasi CBIA tentang DM. Edukasi ini tidak hanya dapat diberikan kepada para penyandang DM, namun juga dapat diberikan kepada
masyarakat awam sebagai keluarga penyandang DM ataupun sebagai langkah pencegahan dini. Adanya edukasi tentang DM diharapkan dapat membantu
meningkatkan pengetahuan serta kesadaran masyarakat dalam memperbaiki gaya hidup sebagai bentuk pencegahan dan meningkatkan peran masyarakat dalam
membantu penyandang DM mengelola penyakitnya dengan tepat.
J. Kerangka Konsep