Penentuan subjek penelitian Perizinan Penelusuran data populasi Penyusunan kuesioner

pernyataan negatif unfavorable, diberi skor 4 untu k “sangat tidak setuju”, 3 untuk “tidak setuju”, 2 untuk “setuju” , dan 1 untuk “sangat setuju”. Kisaran skor untuk kuesioner pengetahuan adalah 0-15. Karena penelitian ini menerapkan kategori tingkat pengetahuan dan sikap menurut Arikunto, 2006, maka untuk kuesioner pengetahuan setiap skor dikategorikan pada skal a tinggi jika skornya ≥ 12, sedang jika skornya 9-11, dan kurang jika skornya 9. Kisaran skor untuk kuesioner sikap adalah 14-56. Setiap skor dikategorikan pada skal a baik jika skornya ≥ 42, sedang jika skornya 31-41, dan rendah jika skornya 31. Kuesioner aspek tindakan terdiri dari 14 pertanyaan. Namun karena pada penelitian ini responden merupakan masyarakan sehat bukan penyandang DM dan ditujukan sebagai upaya pencegahan, maka 6 pertanyaan dengan pokok bahasan pengobatan tidak diperhitungkan. Sehingga kuesioner aspek tindakan terdiri dari 8 pertanyaan. Setiap jawaban dibagi menjadi tiga kategori, baik jika melakukan tindakan sesuai literatur, sedang jika melakukan tindakan namun tidak sesuai literatur, dan buruk jika tidak melakukan tindakan sama sekali. Setelah itu, masing-masing kategori dijumlahkan sehingga kategori dengan jumlah terbesar mewakili tindakan responden, apakah responden memiliki tingkat tindakan baik, sedang, ataupun buruk.

H. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan dari bulan September 2014 sampai bulan Januari 2015.

I. Tata Cara Penelitian

1. Penentuan subjek penelitian

Subjek penelitian dipilih berdasarkan usia remaja puteri di kecamatan Depok Kabupaten Sleman Yogyakarta.

2. Perizinan

Tahap perizinan dimulai dengan mengajukan surat permohonan izin penelitian dan pengambilan data dari Universitas Sanata Dharma serta proposal penelitian ke BAPPEDA Sleman. Surat tembusan BAPPEDA dan surat pengantar Universitas kemudian diajukan ke SMKN 1 Depok.

3. Penelusuran data populasi

Penelusuran data populasi dilakukan melalui data siswa-siswi SMKN 1 Depok yang diperoleh dari kantor tata usaha SMKN 1 Depok.

4. Penyusunan kuesioner

a. Uji Validitas Pada penelitian ini, peneliti tidak melakukan uji validitas instrumen karena menggunakan instrumen kuesioner yang telah tervalidasi, yaitu kuesioner yang telah digunakan oleh Hartayu, 2007 pada penelitian yang ber judul “Improving of Type 2 Diabetic Patients’ Knowledge, Attitude and Practice Towards Diabetes Self-care by Implementing Community-Based Interactive Approach-Diabetes Mellitus Strategy ”. Namun, peneliti melakukan uji validitas konten karena dilakukan beberapa perbaikan konten kuesioner. Validitas konten pada penelitian ini dilakukan untuk memperbaiki bahasa dan kalimat pada aitem-aitem kuesioner dengan menyesuaikan bahasa yang mudah dipahami oleh responden penelitian yang memiliki karakteristik demografi berbeda dari responden penelitian sebelumnya, dasarnya adalah suatu penilaian dari pihak yang ahli di bidangnya professional judgement Azwar, 2011 dan Profetto-McGrath dkk., 2010. Prosedur pengujian validitas konten dalam penelitan ini melibatkan satu orang ahli, yaitu seorang apoteker yang ahli dalam bidang Diabetes Melitus. Setelah melalui penilaian, ahli merekomendasikan beberapa perbaikan kata dan kalimat, serta penegasan dan penyederhanaan beberapa pernyataan. Uji validitas konten pada penelitian ini dijabarkan dalam lampiran 2-5. b. Uji Pemahaman Bahasa Uji pemahaman bahasa dilakukan untuk mengukur tingkat pemahaman orang awam terhadap bahasa yang digunakan dalam kuesioner. Uji ini dilakukan terhadap 30 orang awam yang merupakan siswi SMA Stella Duce 1 Yogyakarta, yang mewakili karakteristik dan tidak memiliki pengaruh terhadap responden yang akan diuji dalam penelitian. Tiga puluh orang awam tersebut diminta untuk menggarisbawahi kata atau kalimat yang tidak mereka pahami. Menurut Supratiknya, 2014, seluruh masukan yang diperoleh perlu ditindaklanjuti seperlunya sebelum melakukan uji selanjutnya. Oleh karena itu, pada penelitian ini, perbaikan aitem-aitem kuesioner dilakukan jika ada lebih dari 5 responden yang menggarisbawahi kata atau kalimat yang tidak mereka pahami dengan mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kinanti, 2014. Pada penelitian ini dilakukan 2 kali pengujian pemahaman bahasa pada responden yang sama hingga tidak ada lagi kata atau kalimat yang digaris bawahi, yang artinya bahasa yang digunakan dalam kuesioner tersebut mampu dipahami dan dimengerti oleh orang awam yang mewakili karakteristik responden yang akan diuji dalam penelitian. Hasil uji pemahaman bahasa ini dijabarkan dalam lampiran 11-12. c. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan terhadap 30 siswi SMK YPKK 3 Sleman yang mewakili karakteristik dan tidak memiliki pengaruh terhadap responden yang akan diuji dalam penelitian. Uji reliabilitas tetap dilakukan karena ada beberapa kata dalam kalimat pernyataan kuesioner yang diganti berdasarkan hasil uji pemahaman bahasa, namun tidak mengubah esensi pernyataan-pernyataan tersebut. Pengujian reliabilitas dilakukan untuk melihat apakah instrumen penelitian handal dan dapat dipercaya. Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan nilai alpha α, karena teknik uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cronbach alpha. Cronbach alpha digunakan untuk menggambarkan konsistensi internal suatu instrumen pengukuran. Nilai Cronbach alpha adalah antara 0 sampai 1. Jika nilai koefisien reliabilitas α 0,60 maka dapat ditarik kesimpulan bahwa instrumen yang diuji tersebut merupakan instrumen yang reliabel Juliandi, 2014 dan Waldeck, 2013. Nilai α kuesioner pretest aspek pengetahuan adalah 0,61, sedangkan pada aspek sikap adalah 0,55 Tabel II. Untuk mencapai nilai α 0,60, dilakukan seleksi aitem untuk untuk membuang komponen pernyataan dalam kuesioner yang tidak reliabel, maka pada kuesioner pretest aspek sikap dilakukan seleksi satu aitem pada nomor 3 Tabel I sehingga diperoleh nilai α 0,61 Tabel II. Seleksi aitem juga dilakukan pada kuesioner aspek tindakan dengan membuang 6 pertanyaan dengan pokok bahasan pengobatan dan perawatan kaki, yaitu nomor 8, 9, 10, 11, 12, dan 14, karena responden penelitian ini bukan penyandang DM Tabel I. Tabel I. Rincian Pernyataan-Pernyataan Kuesioner Pretest pada Aspek Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Sebelum dan Setelah Seleksi Aitem Aspek Pokok Bahasan Nomor Pernyataan Sebelum seleksi aitem Setelah seleksi aitem Favorable Unfavorable Favorable Unfavorable Penge- tahuan a. Definisi 1 dan 8 11 1 dan 8 11 b. Faktor Risiko 3 - 3 - c. Gaya Hidup - 5, 7 dan 15 - 5, 7 dan 15 d. Pengobatan 13 dan 14 2, 9 dan 12 13 dan 14 2, 9 dan 12 e. Gejala 4 - 4 - f. Komplikasi 6 dan 10 - 6 dan 10 - Jumlah aitem 8 7 8 7 Sikap a. Gaya Hidup 7 1, 2, 3 dan 9 7 1, 2 dan 9 b.Pengobatan 4 5 dan 6 4 5 dan 6 c.Pemeriksaan 10 dan 12 11 10 dan 12 11 d.Perawatan kaki 13 dan15 8 dan 14 13 dan15 8 dan 14 Jumlah aitem 6 9 6 8 Tindak -an a. Gaya Hidup 4, 5, 6 dan 7 4, 5, 6 dan 7 b. Pengobatan 8, 9, 10, 11 dan 12 - c. Pemeriksaan 1, 2, 3, dan 13 1, 2, 3, dan 13 d. Perawatan kaki 14 - Jumlah aitem 14 8 Tabel II. Nilai α pada Kuesioner Pretest Sebelum dan Setelah Seleksi Aitem Nilai α kuesioner posttest baik aspek pengetahuan maupun sikap adalah 0,61 Tabel IV. Namun, pada kuesioner posttest aspek sikap tetap dilakukan seleksi aitem karena mengikuti jumlah aitem pada pretest sikap agar dapat diukur secara statistik, maka aitem nomor 3 diseleksi Tabel III Aspek Nilai α Sebelum seleksi aitem Nilai α Setelah seleksi aitem Pengetahuan 0,61 0,61 Sikap 0,55 0,61 dan diperoleh nilai α 0,63 Tabel IV. Seleksi aitem juga dilakukan pada kuesioner aspek tindakan dengan membuang 6 pertanyaan dengan pokok bahasan pengobatan dan perawatan kaki, yaitu nomor 8, 9, 10, 11, 12, dan 14, karena responden penelitian ini bukan penyandang DM Tabel III. Tabel III. Rincian Pernyataan-Pernyataan Kuesioner Posttest pada Aspek Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Sebelum dan Setelah Seleksi Aitem Aspek Pokok Bahasan Nomor Pernyataan Sebelum seleksi aitem Setelah seleksi aitem Favorable Unfavorable Favorable Unfavorable Penge- tahuan a. Definisi 10 dan 13 3 10 dan 13 3 b. Faktor Risiko 2 - 2 - c. Gaya Hidup - 1, 6 dan 14 - 1, 6 dan 14 d. Pengobatan 7 dan 12 8, 9 dan 11 7 dan 12 8, 9 dan 11 e. Gejala 4 - 4 - f. Komplikasi 5 dan 15 - 5 dan 15 - Jumlah aitem 8 7 8 7 Sikap a.Gaya Hidup 7 1, 2, 3 dan 9 7 1, 2, dan 9 b.Pengobatan 4 5 dan 6 4 5 dan 6 c.Pemeriksaan 10 dan 12 11 10 dan 12 11 d.Perawatan kaki 13 dan 15 8 dan 14 13 dan 15 8 dan 14 Jumlah aitem 6 9 6 8 Tindak -an a. Gaya Hidup 4, 5, 6 dan 7 4, 5, 6 dan 7 b. Pengobatan 8, 9, 10, 11 dan 12 - c. Pemeriksaan 1, 2, 3, dan 13 1, 2, 3, dan 13 d. Perawatan kaki 14 - Jumlah aitem 14 8 Tabel IV . Nilai α pada Kuesioner Posttest Sebelum dan Setelah Seleksi Aitem

5. Ethical Clearance