Otiq HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

67 atau ekspositori dan tidak langsung atau dramatik. Dalam pelukisan tokoh Borneo, teknik langsung atau ekspositori dapat dilihat melalui kutipan 117, 118, 119, 120, 121, 122, 123 dan 124. Sedangkan teknik penulisan tidak langsung atau dramatik dapat dilihat melalui kutipan 125, 126, dan 127. Berdasarkan kutipan 117 dan 1188 dijelaskan bahwa Borneo merupakan anak kecil berumur 10 tahun dan dalam usianya yang masih kecil Borneo juga digambarkan sebagai anak yang nakal. Kutipan 119 hingga 122 menjelaskan bahwa Borneo sangat menyukai babi, dan dia mempunyai 5 ekor babi yang diberinya nama Jakarta, Lady Gaga, Justin Bieber, Kapuas, dan Border. 123 dan 124 menjelaskan bahwa Borneo termasuk salah satu murid di SD yang sedang diselidiki oleh Jaleswari. Kutipan 125 hingga 127 menggambarkan bahwa Borneo suka sekali berburu.

h. Otiq

Tokoh Otiq di dalam novel ini adalah seorang lelaki dewasa yang mempunyai sebuah warung di dusun Ponti Tembawang. Warung tersebut menjadi satu-satunya warung yang menyediakan semua kebutuhan warga dusun tersebut. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan teknik langsung atau ekspositori melalui kutipan berikut. 128 Di satu sudut lain dari Ponti Tembawang terdapat sebuah warung yang cukup besar. Meski berada di wilayah Indonesia, barang- barang dagangan di sana tak seluruhnya produk dalam negeri. Beberapa di antaranyamalah merupakan produk Malaysia, seperti sebotol kecil air mineral seharga Rp 3.000, satu bir kaleng seharga Rp 10.000, dan sebotol besar wiski seharga Rp25.000. otiq si 68 pemilik warung sedang duduk bersama dua orang lelaki. Akmal, 2011 : 37 129 Pagau tahu sudah saatnya dia membebaskan otiq, yang bisa dianggap sebagai bosnya, dari keleweran Gale dalam melepaskan hasil ladangnya. Maka Pagau berdeham keras, menandakan ingin bicara . “Sudahlah, terima saja Gale. Dimana lagi ada orang sebaik Otiq yang bisa kau temukan di sini dan dusun-dusun sekitar? Coba lihat isi warungnya ini, apa isinya yang tak ada? Semua diusahakan Otiq agar kita mudah mendapatkan barang kebutuhan sehari-hari. Coba kau Gale, kau sering ke dusun-dusun lain. Katakan padaku, adakah warung atau orang lain yang sebaik Otiq dalam memikirkan kebutuhan warga?” Akmalo, 2011 : 41 130 Warung Lakak terlihat sibuk melayani pembeli. Ibu-ibu sedang berbelanja barang kebutuhan pokok yang berjejal pada dinding warung. Pagau masuk sambil menggotong barang-barang dagangan dalam karung yang baru dibelinya. Dia kemudian merapikan barang-barangh itu. Para ibu yang sudah berbelanja satu per satu meninggalkan warung Lakak sehingga hanya meninggalakan mereka berdua. Begitu pembeli terakhir meninggalkan warung, Lakak langsung menegur Pagau. “Ada perkembangan apa?” tanya pendek. Akmal, 2011 : 142 131 “Tetapi warungnya sangat memudahkan keperluan kami di sini, ketimbang harus ke Etikong apalagi ke Pontianak. Dan Otiq juga bersedia menerima hasil panen para peladang untuk dia jual lagi.” Akmal, 2011 : 184 Otiq juga digambarkan sebagai lelaki licik yang suka menjualm para gadis dari dusun-dusun ke negara seberang yaitu Malaysia. Ubuh termasuk gadis yang berhasil dijual kepada tauke-tauke di Malaysia, tetapi ia dapat melarikan diri dan kembali ke Indonesia, dan saat mengetahui Ubuh berhasil lolos, Otiq berusaha membunuhnya agar kelakuan buruknya tidak tercium oleh orang lain. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan teknik langsung atau ekspositori melalui kutipan berikut. 132 “Aku yang tanya bagaimana caranya?” Otiq terdengar gusar dengan usulan Pagau yang tidak jelas. “Kau ingin membunuh Ubuh celaka di sini, sama saja artinya kau menantang Adayak, Bodoh” suara Otiq menggelegar membuat serangga-serangga malam 69 memberhentikan sejenak nyanyian mereka. “Pikirkan cara lain” katanya. Akmal, 2011 : 54 133 Namun, begitu Adeus dan Jales sudah berjalan, ekspresi wajah Otiq berubah geram. Begitu mereka berbelok di ujung jalan, Otiq segera memberikan isyarat kepada salah seorang lelaki yang sejak awal berdiri agak jauh di depan warung untuk mendekat. Akmal, 2011 : 183 Berikut adalah bukti bahwa Otik adalah penyalur tenaga kerja wanita yang tidak sah. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan teknik tidak langsung atau dramatik melalui kutipan berikut. 134 “Ubuh bekerja sebagai TKW,” jawab Otiq pendek. Hatinya mendadak dongkol terhadap Gale sehingga mengeraskan suaranya sebagai pembenaran. “Dia sendiri yang minta dibantu.” Akmal, 2011 : 43 135 “jangan cuman baik, Lakak. Kau harus pasti mengenai orang ini. Keadaan ini harus tetap dalam kendali kita. Saya tak mau kalau bisnis mengirimkan para pekerja ke tauke Malaysia ini menjadi terganggu.” Akmal, 2011 : 146 136 Jauh dari Ponti Tembawang, di suatu daerah yang lebih ramai, Otiq dan Pagau sedang berada di dalam sebuah rumah penampungan tenaga kerja. Tiga orang perempuan sederhana seperti Ubuh sedang mengobrolsesama mereka di satu bagian rumah yang cukup besar itu. Pemilik rumah, Herlam, menyerahkan tiga dokumen kepada Otiq sambil menunjuk ke arah perempuan itu. Akmal, 2011 : 194 Otiq juga digambarkan sebagai lelaki yang jahat, suka mengancam, memukul siapa saja yang berani melawan dan menantangnya. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan teknik tak langsung atau dramatik melalui kutipan berikut. 137 Otiq berjalan menuju jendela dan melihat ke arah bulan yang hanya terlihat separuh. “Para tauke di sana akan marah kepadaku. Bisa- bisa mereka meminta ganri rugi atas uang yang sudah mereka keluarka n. Bangsat”Otiq terus mengeluarkan sumpah serapah. “Mengapa anak bodoh itu berani mempertaruhkan nyawanya melarikan diri dari para samseng ?” katanya geram. Akmal, 2011 : 53 70 138 “Apa hubungannya Adeus dan tamunya dengan soal Ubuh?” Temperamen Lakak yang mudah naik langsung terdengar dari nada suaranya. “Kau jangan main-main, Pagau Biar Adeus punya seratus tamu dari Jakarta, itu tak berarti apa- apa buat kita.” Akmal, 2011 : 143 139 “Kalau sampai bisnisku ini hancur, akan kukirim para pengeyau untuk mengejarmu sampai ke ujung dunia Pagau Aku tidak main- main” Akmal, 2011 : 146 140 “Jangan beres-beres saja,” Otiq masih mengahardiknya. “Masih ada satu hal lagi yang harus kau ketahui dan kau jalankan.” Akmal, 2011 : 259 141 “Kalau kau gagal ...” Otiq memeragakan gerakan memancung kepala di tengah- tengah leher. “Jangan sekali-kali kau berpikir bisa menyebut namaku.” Akmal, 2011 : 295 142 “Siapa yang punya ide meletakkan bangkai musang itu?” tanya Otiq melototi Barinas dan Manawar. Keduanya langsung menunjuk Pagau. Tangan Otiq kembali melayang ke bagian kepala belakang Pagau. Tetapi, kali ini lelaki itu berusaha menahan rasa nyeri di kepalanya tanpa mengeluh sedikit pun. Pipinya menggembung menahan sakit. Akmal, 2011 : 263 Adanya Jaleswari di dusun Ponti Tembawang membuat Otiq merasa waspada terhadap perempuan tersebut. Otiq menyuruh beberapa anak buahnya untuk mengusir Jaleswari dan Ubuh dari rumah Nawara, agar semua rahasia besarnya tidak tercium oleh orang. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan teknik tidak langsung atau dramatik melalui kutipan berikut. 143 “Kau harus bisa membuatnya meninggalkan dusun ini nanti malam. Besok pagi, sudah tak ada lagi Jaleswari di sini. Mengerti?” Akmal, 2011 : 259 144 “Apa saja itu maksudnya apa saja yang membuat perempuan- perempuan sialan tersebut pergi dengan cepat dari dusun ini tanpa melibatkan warga” Otiq kembali menampar kepala Pagau yang membuat lelaki itu kembali menjerit tertahan. Akmal, 2011 : 262 145 “Dasar Pagau bodoh,” rutuk Otiq di dalam hati melihat keriuhan itu. “Sekarang bukan hanya Nawara yang menjaga dua perempuan sialan itu, tapi banyak orang.” Akmal, 2011 : 266 Otiq dengan sengaja memfitnah keberadaan Jaleswari dan Ubuh membawa malapetaka bagi warga Ponti Tembawang. Otiq melakukan berbagai cara untuk 71 memfitnah dua wanita tersebut. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan teknik tidak langsung atau dramatik melalui kutipan berikut. 146 “Jangan cepat senang,” sambar Otiq. “Kau pastikan agar Natun juga meyakinkan kawan-kawannya bahwa penyebab kesialan ini adalah orang-orang yang tinggal di rumah Nawara. Orang-orang yang membuat bisnis kita terhambat sekarang ini.” Akmal, 2011 : 239 147 “Apa aku bilang,” sambar Otiq. “Kalian masih juga ragu kalaun kedatangan perempuan-perempuan di rumah Nawara itu membawa kutukan? Coba pikir, sebelum ini dusun kita selalu tenang. Tapi, sejak mereka datang ada saja masalah.” Akmal, 2011 : 272 Teknik pelukisan tokoh yang digunakan dalam novel Batas antara Keinginan dan Kenyataan karya Akmal Nasery Basral adalah teknik langsung atau ekspositori dan tidak langsung atau dramatik. Dalam pelukisan tokoh Otiq, teknik langsung atau ekspositori dapat dilihat melalui kutipan 128, 129, 130, 131, 132, dan 133. Sedangkan teknik penulisan tidak langsung atau dramatik dapat dilihat melalui kutipan 134, 135, 136, 137, 138, 139, 140, 141, 142, 143, 144, 145, 146, dan 147. Berdasarkan kutipan 128 hingga 131 dijelaskan bahwa Otiq adalah pemilik warung di dusun Ponti Tembawang. Kutipan 132 hingga 136 menjelaskan bahwa Otiq merupakan penyalur tenaga kerja ke negara Malaysia. Kutipan 137 hingga 142 menjelaskan bahwa Otiq sangat licik dan jahat. Kutipan 143 hingga 145 menggambarkan bahwa Otiq sangat menginginkan Jaleswari dan Ubuh diusir dari dusun Ponti Tembawang agar rahasia besarnya tidak diketahui oleh orang lain. Kutipan 146 dan 147 menggambarkan bahwa Otiq berani memfitnah Ubuh dan Jaleswari agar diusir dari dusun tersebut. 72

i. Pagau

Dokumen yang terkait

ANALISIS PATOLOGI SOSIAL NOVEL BATAS KARYA AKMAL NASERY BASRAL

0 31 9

ANALISIS PATOLOGI SOSIAL NOVEL BATAS KARYA AKMAL NASERY BASRAL

1 28 19

KARAKTERISASI TOKOH UTAMA DALAM NOVEL ANAK SEJUTA BINTANG KARYA AKMAL NASERY BASRAL DAN NOVEL SURAT DAHLAN KARYA KHRISNA PABICHARA SERTA RELEVANSINYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMA

8 53 61

NILAI MORAL DALAM NOVEL SANG PENCERAH KARYA AKMAL NASERY BASRAL DAN IMPLIKASINYA PADA PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

23 124 79

Analisis Tokoh Pada Novel “Batas Antara Keinginan Dan Kenyataan” Karya Akmal Nasery Basral (Kajian Psikoanalisis Sastra).

6 24 23

ASPEK RELIGIUSITAS NOVEL SANG PENCERAH KARYA AKMAL NASERY BASRAL: KAJIAN ANTROPOLOGI SASTRA Aspek Religiusitas Novel Sang Pencerah Karya Akmal Nasery Basral: Kajian Antropologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMP.

1 5 13

PENDAHULUAN Aspek Religiusitas Novel Sang Pencerah Karya Akmal Nasery Basral: Kajian Antropologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMP.

0 2 7

DIMENSI SOSIALNOVEL SANG PENCERAH KARYA AKMAL NASERY BASRAL: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Dimensi Sosialnovel Sang Pencerah Karya Akmal Nasery Basral: Tinjauan Sosiologi Sastra.

0 0 12

PENDAHULUAN Dimensi Sosialnovel Sang Pencerah Karya Akmal Nasery Basral: Tinjauan Sosiologi Sastra.

1 5 28

DIMENSI SOSIALNOVEL SANG PENCERAHKARYA AKMAL NASERY BASRAL: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Dimensi Sosialnovel Sang Pencerah Karya Akmal Nasery Basral: Tinjauan Sosiologi Sastra.

0 0 14