49
51 hingga 55 menggambarkan bahwa Jaleswari menyukai tentara petugas perbatasan bernama Arifin.
b. Mama
Tokoh mama yang dimaksud di sini adalah ibu dari Jaleswari. Tokoh
mama tersebut digambarkan sebagi seorang yang sangat peduli terhadap keadaan
anaknya, apalagi dengan keadaanya yang sedang hamil dan menerima tugas ke Kalimantan. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan teknik langsung atau
ekspositori melalui kutipan berikut. 56
Jales mendengarkan suara ibunya di ujung sana selama beberapa saat sebelum menjawab. “Tidak apa-apa, Mama. Tadi memang
sempat muntah ketika baru datang, gabungan antara hamil muda ini dan jalan rusak yang harus saya tempuh selama enam jam, Ma...
Hmm, Jales tidak tahu apakah bisa menyelesaikan pekerjaan ini dengan cepat. Mungkin bisa, asal perut ini tidak menyusahkan
saja” Akmal, 2011 : 56
Mama Jaleswari adalah sosok yang sangat perhatian terhadap kondisi
anaknya, ia khawatir terjadi apa-apa terhadap anaknya. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan teknik tidak langsung atau dramatik melalui kutipan berikut.
57 “Iya, iya, Mama gak usah khawatir. Semua vitamin akan Jales
minum, dan susu untuk ibu hamil juga sudah Jales bawa,” katanya sambil mengubah na
da suara menjadi lebih manja. “Mama istirahat dulu ya, besok Jales telepon lagi. Love you
Ma.” Akmal, 2011 : 57
Mama Jaleswari merasa khawatir terhadap keseriusannya mengambil
tugas dari kantor untuk ke tanah Borneo, karena dirasa tidak mungkin dengan keadaannya yang sedang hamil berpergian jauh dengan situasi yang tidak
50
memungkinkan. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan teknik tidak langsung atau dramatik melalui kutipan berikut.
58 “Kamu bukan mau jalan-jalan ke mall, Sayang. Tapi ke kalimantan.
Ini bukan perjalanan pendek. Kamu harus naik pesawat, dan di sana yang mama dengar kondisi jalannya buruk. Tidak baik bagi
kehamilanmu. Apa kamu mau keguguran?” Akmal, 2011 : 67 – 68
59 “Iya, Mama tahu. Tapi maksud Mama, perjalanan kali ini benar-
benar akan menguras tenaga. Mama kan juga pernah hamil muda, Les, jadi tahu bagaimana perubahan badan di awal-awal kehamilan
seperti ini. Apalagi kamu mengandung anak pertama. Itu saja yang mama khawatirkan.” Akmal, 2011 : 69
Dengan keadaan Jaleswari yang membuatnya depresi dan keras kepala membuat mama Jales kewalahan dalam menghadapi argumen demi argumen yang
dilontarkan oleh Jales. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan teknik tidak langsung atau dramatik melalui kutipan berikut.
60 “Ya tidak juga.” Ibunya mulai kuwalahan menghadapi argumentasi
anaknya. “kesedihan yang berlebihan akibat ditinggalkan orang yang kita cintai juga tidak boleh.” Akmal, 2011 : 68
Dalam keadaan anaknya, Jaleswari yang sedang depresi akibat kematian Aldo suaminya, Mama Jales dengan sabar memberikan semangat kepada anaknya
tersebut agar lebih kuat dalam menghadapi setiap cobaan. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan teknik tidak langsung atau dramatik melalui kutipan berikut.
61 Sang ibu langsung merangkul Jales dan menciumi kepala anaknya
berkali- kali. “Sabar ya, Sayang. Sabar. Yang membuat hatimu was-
was itu adalah pekerjaan setan. Percayalah pada Mama,” Katanya sambil mengelus perut Jales. “Anak ini yang nanti akan
membuatmu bangga sebagai perempuan, sebagai ibu, Sayang.” Akmal, 2011 : 71
Teknik pelukisan tokoh tambahan yang digunakan dalam novel Batas antara Keinginan dan Kenyataan karya Akmal Nasery Basral adalah teknik
51
langsung atau ekspositori dan tidak langsung atau dramatik. Dalam pelukisan tokoh Mama, teknik langsung atau ekspositori dapat dilihat melalui kutipan 56
dan 57. Sedangkan teknik penulisan tidak langsung atau dramatik dapat dilihat melalui kutipan 58, 59, 60 dan 61.
Berdasarkan kutipan 56 digambarkan bahwa Mama adalah sosok dari Ibu Jaleswari. Kutipan 57 menjelaskan bahwa mama Jaleswari sangat khawatir
terhadap kondisi anaknya yang sedang hamil. Kutipan 58 dan 59 menjelaskan bahwa mama Jalewari tidak setuju dengan keputusan Jales yang berani
mengambil tugas ke Kalimantan. Kutipan 60 menjeolaskan bahwa Mama Jales kewalahan terhadap sikap egois sang anak. Kutipan 61 Mama Jales selalu
memberikan semangat kepada anaknya untuk tetap kuat dan sabar dalam menghadapi cobaan demi coba.
c. Ubuh