113
alasan mengapa pendidikan tidak berjalan dengan baik. Karena Otiq dengan kelicikannya mempengaruhi pikiran para warga.
4.2.4 Analisis Nilai Moral
Pada bagian ini akan diuraikan mengenai nilai moral tokoh dalam novel Batas antara Keinginan dan Kenyataan karya Akmal Nasery Basral. Nilai
moral menurut Suseno 1987 : 145 – 150 terdapat tujuh sikap dan tindakan yaitu
1 kejujuran, 2 nilai-nilai otentik, 3 kesediaan untuk bertanggung jawab, 4 kemandirian moral, 5 keberanian moral, 6 kerendahan hati , 7 realitas dan
kritis. Nilai moral dalam novel tersebut diwujudkan melalui tindakan dan sikap tokoh yang berjuang melawan ketidakbermoralan tokoh antagonis dalam
memperjuangkan hak-hak masyarakat Ponti Tembawang. Berikut nilai moral yang terkandung di dalam novel Batas antara Keinginan dan Kenyataan.
4.2.4.1 Kejujuran Jaleswari seorang wanita muda yang sedang mengandung anak
pertamanya merasa bahwa dirinya tidak menginginkan kehamilannya dan lebih menginginkan kehadiran Aldo suaminya yang telah meninggal. Ia berterusterang
kepada ibunya dan Adeus bahwa ia sangat tidak menginginkan kehamilan mudanya tersebut. berikut kutipan langsung yang mendukung pernyataan tersebut.
114
312 “Iyalah, Ma,” Jales memeluk ibunya. “Jales mungkin belum siap
dengan kehamilan ini, terutama akibat kematian Aldo yang begitu cepat. Tapi Jales ke Kalimantan bukan mau bunuh diri” Akmal,
2011 : 69. 313
“Iya, Ma,” Jales tangkas menungkas. “Aku tidak terlalu suka dengan kehamilan ini” Akmal, 2011 : 70.
314 “Tetapi aku lebih butuh Aldo dibandingkan dengan bayi ini, Ma”
Akmal, 2011 : 70. 315
“Tidak banyak yang bisa kuceritakan selain bahwa kedatanganku ke sini
selain karena tugas,” jawab Jales sambil menyeka wajahnya yang mulai dipenuhi butir-
butir keringat. “Tidak ada hal lain yang menarik untuk diceritakan dari seorang perempuan yang baru
ditinggal mati suami, dan sekarang dalam keadaan hamil” Akmal, 2011 : 206.
Adeus sebagai satu-satunya guru di SD Ponti Tembawang merasa bahwa honornya sebagai seorang guru tidak mencukupi untuk kebutuhannya sehari-hari.
Hal tersebutlah yang menyebabkan Adeus hanya mengajar hingga kelas tiga saja dan sering membolos mengajar demi pekerjaan lainnya dan Adeus jujur kepada
Jaleswari mengenai hal yang membuatnya harus membolos saat jadwal mengajar. Berikut kutipan langsung yang mendukung pernyataan tersebut.
316 “Kebutuhan hidup saya tidak terpenuhi kalau saya menghabiskan
waktu hanya untuk mengajar seluruh waktu. Saya punya banyak tanggungan, sehingga harus bekerja lainnya untuk dapat uang”
Akmal, 2011 : 141. 317
Adeus tampak tak enak saat menjawab, “Terpaksa saya tinggal” Akmal, 2011 : 141.
318 “Perbatasan hanya sekitar delapan kilometer dari sini,” ujar Adeus.
“Suasana sangat berbeda. Di sana segala macam bentuk pelayanan publik jauh lebih bagus. Lebih nyaman. Surga yang ada di bumi”
Akmal, 2011 : 189. 319
“Masalahnya tidak semudah itu. Banyak faktor terkait yang baru bisa Bu Jales pahami kalau setidaknya Bu Jales tinggal tiga-empat
bulan di sini, bukan hanya tiga- empat hari.” Suara Adeus agak naik
karena dia merasa disudutkan tanpa diberi kesempatan untuk memberikan penjelasan yang lebih proposional Akmal, 2011 :
256.
115
Berdasarkan kutipan 312 hingga kutipan 315 memberi bukti bahwa Jaleswari jujur terhadap apa yang ia rasakan saat itu. Jales berbicara menurut kata
hatinya dengan jelas mengungkapkan bahwa ia tidak mnyukai kehamilannya tersebut. sedangkan kutipan 316 hingga 319 mengungkapkan bahwa Adeus
jujur terhadap apa yang dilakukan selama membolos mengajar.
4.2.4.2 Nilai-nilai Otentik