25
6. Tujuan Pendidikan Seks
Menurut Voss Djiwandono, 2008 tujuan pendidikan seks yang utama adalah memberikan fondasi yang kuat sebagai makhluk seksual
dapat berfungsi secara efektif sehingga memiliki kesejahteraan dalam kehidupan seksualitasnya. Selain itu Voss menambahkan empat tujuan
pendidikan seks yaitu adalah : 1
Pendidikan seks harus memberikan informasi yang tepat dan mengurangi konsepsi dan mitos yang keliru.
2 Harus menunjukkan sikap toleransi dan membantu individu agar
bisa menerima pandangan dan tingkah laku orang lain yang berbeda.
3 Pendidikan seks dirancang untuk menunjukkan pemecahan
masalah sosial seperti hubungan seks sebelum menikah, hamil di luar nikah, free sex, aborsi dan penularan penyakit seksual.
4 Pendidikan seks memberikan kemudahan dalam berkomunikasi
secara terbuka dan memudahkan individu berhubungan dengan orang lain yang berbeda jenis kelamin.
Tujuan pendidikan seks adalah untuk membantu individu dalam menempatkan seks pada perspektif yang semestinya, memberikan
informasi yang akurat dan faktual tentang seks untuk membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih bertanggung jawab, dan
mengurangi serta mengantisipasi masalah yang berhubungan dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
seks misalnya kehamilan yang tidak diinginkan, penyakit menular dan seterusnya Paramita, 2009.
Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan seks adalah memberikan informasi yang tepat,
akurat dan faktual mengenai seks dan menempatkan seks pada perspektif yang semestinya, membantu individu dalam pengambilan
keputusan dan bertanggung jawab dalam kehidupan seksualitasnya.
7. Materi Pendidikan Seks
Menurut Ninuk Wiyantoro Sarlito W. Sarwono, 1981:117 materi pendidikan seks meliputi :
a. Mengenai proses pertumbuhan dari anak sampai dewasa, termasuk perkembangan organ-organ seksual, perubahan-perubahan tubuh
yang terjadi primer dan sekunder. b. Mengenai proses reproduksi manusia, dimulai dari bagaimana
proses konsepsi dilanjutkan proses pertumbuhan janin sampai proses kelahiran.
c. Mengenai segi etika dari perilaku seksual, peran sosial laki-laki dan wanita dan tanggungjawab sebelum maupun sesudah
perkawinan. Pendidikan seks yang baik mengikuti model perkembangan moral
Tukan,1985. Perkembangan nilai terjadi pada anak didik melalui perubahan ide tentang apa yang benar dan apa yang salah. Mereka
27
dibantu untuk bertumbuh dalam tahapan perkembangan. Selain itu, Tukan menambahkan bahwa pendidikan seks harus menyampaikan
penjelasan informatif faktual yang benar dan interpretasi nilai yang bijaksana. Informasi faktual berasal dari ilmu pengetahuan seperti
biologi, psikologi dan sosiologi. Sedangkan pendidikan nilai berarti hal yang berkaitan dengan kesamaan martabat sebagai pria dan wanita,
tidak boleh dipakai sebagai alat, tetapi harus dihargai sebagai seorang pribadi. Kedepannya dalam perkawinan, suami-istri akan saling
mengasihi, melahirkan dan mendidik anak sebagai tujuan dari perkawinan.
Dari pendapat diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa materi pendidikan seks meliputi materi biologis dan etika nilai moral.
Biologis adalah materi tentang perkembangan dan pertumbuhan organ- organ seksual, alat reproduksi, proses reproduksi dan kesehatan
reproduksi manusia, sedangkan etika nilai moral adalah materi tentang peran laki-laki dan perempuan, perilaku seksual, perkawinan,
dan martabat sebagai laki-laki dan perempuan.
8. Sumber Pendidikan Seks