51
Melihat kondisi tersebut, tampaknya anak-anak di desa Sobayan melewati proses tumbuh kembang dalam lingkungan prostitusi dan mereka
yang tinggal di kawasan lokalisasi tersebut mau-tidak-mau melihat transaksi seksual yang terjadi disana. Dalam konteks ini, pendidikan seks
menjadi sangat penting terlebih bagi warga masyarakat yang tinggal di kawasan lokalisasi tersebut. Namun kenyataannya adalah belum ada
perhatian yang nyata dari para orang tua mengenai pemberian pendidikan seks kepada anaknya, bahkan cenderung menunda dan menabukan
masalah seks. Maka peneliti merasa tertarik meneliti bagaimana praktek pendidikan seks disana? Apakah pendidikan seks diberikan oleh para
orang tua untuk anak-anaknya? Adakah pendampingan untuk anak-anak disana?. Apa yang sudah dilakukan para orang tua di desa tersebut? Jika
pendampingan atau prakteknya belum ada maka apa yang menjadi hambatan permasalahan-permasalahan paraorang tua dalam memberikan
pendidikan seks?.
C. KERANGKA PENELITIAN
Menurut Sarwono 2005 pendidikan seks adalah salah satu cara untuk mengurangi atau mencegah penyalahgunaan seks dan dampak
negatif yang tidak diharapkan. Maka dalam hal ini orang tua memiliki tugas dalam memberikan pendidikan seks Djiwandono, 2008. Namun,
berdasarkan pembahasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa terdapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
beberapa area permasalahan yang dimiliki para orangtua dalam memberikan pendidikan seks kepada anaknya antara lain adalah :
1 Area sikap yaitu orang tua memiliki sikap-sikap pasif dalam masalah
seks dan memberikan atau menjelaskan pendidikan seks, misalnya sikap tertutup, khawatir dan tabu.
2 Area pengetahuan yaitu berkaitan dengan pengetahuan orang tua
yang terbatas mengenai seks dan seksualitas, termasuk dalam pemberian pendidikan seks kepada anaknya. Misalnya tidak
memiliki pengetahuan untuk menjawab pertanyaan tentang masalah seks, tidak mengetahui bagaimana menjelaskan, dan tidak
mengetahui pentingnya pendidikan seks. 3
Area keterampilan yaitu mengenai rendahnya kemampuan dan keterampilan orang tua dalam memberikan pendidikan seks kepada
anak, misalnya tidak tahu cara berkomukasi dan memberikan informasi masalah seksual.
4 Area kesibukan orang tua berkaitan dengan kesibukan orang tua
dalam bekerja sehingga memiliki sedikit waktu untuk mendampingi anaknya.
5 Area relasi dengan orang tua yaitu mengenai hubungan hangat antara
orang tua dan anak dan kenyamanan antara orang tua dan anak dalam mengkomunikasikan masalah seks.
53
6 Area sosial ekonomi berkaitan dengan penghasilan keluarga. Jika
orang tua semakin lama di luar rumah maka akan semakin buruk dalam memberikan pendidikan seks Lubis dalam Sumaryani, 2014.
7 Area budaya berkaitan dengan masalah ketabuan. Seks dianggap
sesuatu yang porno, sifatnya sangat pribadi, tidak boleh dibicarakan di depan umum dan tidak pantas dibicarakan Endraswara dalam
Pratiwi, 2010; Skripsiadi dalam Sumaryani, 2014.
Pendidikan seks sangat perlu diberikan sedini mungkin kepada anak supaya mereka memiliki dasar pengetahuan yang kuat mengenai masalah
seksual, sehingga dapat mengetahui baik-buruk tindakan-tindakan yang berhubungan dengan seks. Orang tua adalah lingkungan yang terdekat
bagi anak sejak ia dilahirkan, maka dengan peranan orang tua sangat penting dalam memberikan dasar-dasar pengetahuan seks pada anaknya
Sarlito W. Sarwono dan Ami Siamsidar,1986. Hal tersebut didukung oleh Schwier dan Hingsburger Puspita dalam Wulansari, 2007 yang
menyatakan bahwa pemberian pendidikan seks
dapat diberikan berdasarkan usia mental anak yaitu antara 3
–9 tahun, antara 9–15 tahun dan 16 tahun ke atas. Seperti pembahasan sebelumnya, masing-masing
rentang usia memiliki penjelasan materi pendidikan seks yang sudah disesuaikan menurut usia mental anak.
Desa Sobayan terdapat 1147 anak dengan usia 0-18 tahun yang juga merupakan salah satu Desa Menuju Layak Anak. Berdasarkan usia anak
yang ada di desa tersebut maka usia ini menurut Schwier dan Hingsburger PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Puspita dalam Wulansari, 2007 termasuk dalam usia mental yang bisa diberikan pendidikan seks. Lalu bagaimana peran orang tua disana?
Apakah mereka memberikan pendidikan seks kepada anaknya?. Mengingat bahwa berdasarkan pembahasan sebelumnya, desa tersebut
terdapat lokalisasi tidak resmi. Lokalisasi tersebut berada ditengah pemukiman penduduk.
Dalam kaitannya dengan masalah pendidikan untuk anak, maka anak memiliki kebutuhan untuk mendapatkan pendidikan seks dari orang tua.
Hal ini karena pendidikan seks sangat penting dan menjadi salah satu bekal pengetahuan yang setidaknya perlu diberikan untuk anak-anak
sedini mungkin, terutama yang tinggal di kawasan lokalisasi. Selain itu, orang tua juga memiliki tuntutan tugas untuk memberikan pendidikan
seks untuk mengantisipasi dampak negatif yang timbul akibat keberadaan lokalisasi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Smith Pratiwi, 2010 penelitian kualitatif bertujuan untuk memberikan uraian
tentang fenomena yang diselidiki serta melibatkan pengumpulan data dalam bentuk laporan verbal naturalistik dan analisis yang dilakukan
bersifat tertulis. Penelitian ini mencoba menggali data dan menganalisis data secara kualitatif. Selain itu, untuk memudahkan dalam membaca
data dan menemukan gambaran mengenai permasalahan-permasalahan orang tua yang muncul maka data kualitatif tersebut kemudian dianalisis
secara kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan untuk melihat data hasil PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
wawancara dan untuk melakukan koding. Sedangkan analisis kuantitatif survei digunakan untuk melihat frekuensi data hasil kualitatif
berdasarkan jumlah respon dan responden. Dengan demikian maka peneliti dapat melihat gambaran yang paling dominan dari masing-
masing area permasalahan-permasalahan orang tua dalam pendidikan seks berdasarkan studi literatur diatas yaitu area sikap, area pengetahuan,
keterampilan, kesibukan orangtua, relasi dengan orangtua, ekonomi sosial dan budaya.
56
Gambar 2 Kerangka Penelitian
ANAK
Anak Memiliki Kebutuhan untuk
Mendapatkan Pendidikan Seks dari Orangtua
Pemberian Pendidikan Seks Berdasarkan Usia
Mental Anak : -
Antara 3 – 9 tahun
- Antara 9
– 15 tahun -
16 tahun ke atas
ORANGTUA
Orang Tua Memiliki Tuntutan Tugas Untuk
Memberikan Pendidikan Seks Kepada Anaknya
Area Permasalahan Orangtua Dalam Pendidikan Seks:
Sikap, Pengetahuan, Keterampilan, Kesibukan
Orangtua, Relasi Dengan Orangtua, Ekonomi Sosial
Dan Budaya
Bertempat tinggal Di Kawasan Lokalisasi
Apa Permasalahan-Permasalahan Orang Tua Dalam Memberikan Pendidikan Seks
Di Desa Sobayan?
Metodelogi : Kualitatif dengan survei
Teknik : Wawancara dengan kuesioner
Metode analisis data : Reduksi data, Penyajian Data, Penarikan Kesimpulan verifikasi
57
BAB III METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan survei. Tujuan survei adalah menggunakan data-data yang diperoleh untuk memecahkan
masalah Hikmat, 2011. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Smith Pratiwi, 2010 penelitian kualitatif bertujuan
untuk memberikan uraian tentang fenomena yang diselidiki serta melibatkan pengumpulan data dalam bentuk laporan verbal naturalistik
dan analisis yang dilakukan bersifat tertulis. Penelitian ini mencoba menggali data dan menganalisis data secara kualitatif. Selain itu, untuk
memudahkan dalam membaca data dan menemukan gambaran mengenai permasalahan-permasalahan orang tua yang muncul maka data kualitatif
tersebut kemudian dianalisis secara kuantitatif.
B. INFORMAN PENELITIAN
Informan penelitian adalah para orang tua yang tinggal di kawasan lokalisasi desa SB, serta memiliki anak usia sekolah yaitu PAUDTK
hingga SMA dengan usia 5 sampai 18 tahun. Berdasarkan data Desa jumlah seluruh informan orang tua sebanyak 40 KK 80 informan.
Namun, setelah peneliti ke lapangan dan memulai proses pengambilan data, ternyata yang bersedia untuk diwawancarai sebanyak 27 KK 40