Jenis-Jenis Hak Asasi Manusia Dalam Islam

dalam hutan belantara atau di sebuah kota yang ditaklukan, baik ia seagama dengan kita atau sama sekali ia tidak beragama. Seorang muslim tidak diperbolehkan menyiksanya secara fisik dalam keadaan apapun. d. Hak untuk memperoleh kebutuhan hidup pokok Surat Az-Zariyat ayat 19 menyatakan “Dan di antara harta benda mereka sesungguhnya terdapat bagian dari kaum peminta- minta dan orang miskin”. e. Hak individu atas kebebasan Islam secara tegas melarang praktek primitif penangkapan orang yang merdeka untuk dijadikan hamba sahaya atau budak atau untuk diperjualbelikan sebagai hamba sahaya. Nabi Muhammad SAW Mengatakan bahwa “Ada tiga kategori manusia yang aku sendiri akan menggugatnya pada hari kiamat, yaitu mereka yang menyebabkan seorang yang merdeka menjadi hamba sahaya, lalu menjualnya dan memakan uang hasil penjualannya” Bukhari dan Ibnu Majah. f. Hak atas keadilan Ini adalah hak yang sangat penting dan bernilai yang diberikan Islam kepada manusia. Dalam Al- Qur’an surat Al-Maidah ayat 2 dinyatakan bahwa “Janganlah membiarkan kebencianmu terhadap suatu kaum mendorongmu berbuat sewenang- wenang”. Dengan penekanan kepada hal ini Al-Qur ’an menyatakan bahwa “Hai orang- orang beriman, jadikan kamu orang yang benar-benar menegakkan keadilan, menjadi saksi semata- mata karena Allah”. g. Kesamaan derajat umat manusia Islam tidak saja mengakui prinsip kesamaan derajat mutlak diantara manusia tanpa melihat kepada warna kulit, ras, atau kebangsaan, melainkan menjadikannya realitas yang penting. Menurut Islam Tuhan memberikan kepada manusia hak persamaan ini sebagai hak asasi, oleh karena itu tidak seorang pun yang dapat dikenai diskriminasi atas dasar warna kulitnya, tempat kelahirannya, ras, bangsa atau kebangsaan. h. Hak untuk kerja sama dan tidak bekerja sama Al- Qur’an mengatakan dalam surat Al-Maidah ayat 2 “Tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebaikkan dan takwa dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran”.

4. Sejarah Hak Asasi Manusia

Sebagai negara anggota PBB, setiap tahun tepatnya pada tanggal 10 Desember kita mengadakan upacara peringatan kelahiran hak-hak asasi manusia HAM, sebagai penghormatan dan pengakuan akan harkat dan martabat manusia sebagaimana di umumkan oleh dokumen PBB Declaration Of Human Right pada tanggal 10 Desember 1948. 43 43 . Anhar Gonggong dkk, Sejarah Pemikiran Hak Asasi Manusia Di Indonesia, 1995, cet -1, h. 8 Setelah amandemen kedua Undang-Undang Dasar 1945 dan keluarnya ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor XVIIMPR1998 tentang hak asasi manusia dan diundangkannya Undang- Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang hak asasi manusia, perkembangan hak asasi manusia di Indonesia semakin pesat. 44 Hal ini ditandai dengan adanya kebebasan berpendapat, dan penegakkan hukum yang tegas terhadap para pelanggar HAM. Sejarah hak-hak asasi manusia itu baru tumbuh dan berkembang pada waktu hak-hak asasi itu oleh manusia mulai diperhatikan dan diperjuangkan terhadap serangan atau bahaya, yang timbul dari kekuasaan yang dimiliki oleh kesatuan masyarakat, yang disebut “negara” staat oleh sebab itu pada hakikatnya persoalan hak asasi manusia itu adalah berkisar pada perhubungan antara manusia individu dan masyarakat. 45 Para pendiri negara ini sadar benar akan arti penting dan perlunya jaminan hak-hak asasi manusia itu. Untuk pembuktiannya kita simak dari dokumen otentik berupa jawaban Soepomo dalam kedudukannya sebagai ketua panitia kecil perancang Undang-Undang yang diucapkan pada tanggal 15 Juli 1945, sebagai berikut ”Tentang memasukkan hak-hak dasar warga negara dalam Undang-Undang Dasar, tadi sudah dikatakan bahwa Undang-Undang Dasar harus mempunyai sistematik”. 46 Hal ini menunjukkan bahwa pendiri 44 . Rozali Abdullah, Syamsir, Perkembangan HAM dan Keberadaan Peradilan HAM di Indonesia, Bogor: Ghalia Indonesia, h. 16 45 . Djoko Prakoso dan Djaman Adhi Nirwanto, EUTHANASIA, Hak Asasi Manusia dan Hukum Pidana, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1984, h. 29 46 . Anhar Gonggong dkk, Sejarah Pemikiran Hak Asasi Manusia Di Indonesia, h. 26 bangsa sangat menjunjung tinggi hak asasi manusia, sehingga mereka memasukan hak-hak asasi manusia ke dalam Undang-Undang yang bersifat sistematik. Perkembangan hak asasi manusia di Indonesia sebenarnya dalam UUD 1945 telah tersurat, namun belum tercantum secara transparan. Setelah dilakukan amandemen 1 sampai dengan IV Undang-Undang Dasar 1945, ketentuan tentang hak asasi manusia tercantum pada pasal 28 A sampai 28 J. 47 Adapun dalam pasal 28 J dinyatakan sebagai berikut: Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara. Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan Undang-Undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakatandemokratis. 48 Dari sejarah tersebut dapat terlihat bahwa hak asasi manusia di Indonesia sudah mulai diperhatikan ketika Indonesia merancang Undang-Undang Dasar. Perlindungan HAM pada saat itu bertujuan untuk melindungi manusia dari seranganbahaya, serta menjaga hubungan antara sesama manusia. Setelah amandemen kedua, UUD 1945 mengeluarkan ketetapan MPR RI tentang Hak Asasi Manusia yang tercantum dalam Undang-Undang No 39 Tahun 1999. Adanya Undang-Undang tentang HAM ini maka kehidupan 47 . Muladi, Hak Asasi Manusia, Hakekat, Konsep Dan Implikasinya Dalam Perspektif Hukum Dan Masyarakat, Jakarta: PT. Refika Aditama, 2005, cet -1 h. 3 48 . Infosa Bani saleh Undang-Undang Repulik Indonesia 1945. manusia akan semakin baik, damai, dan tentram serta tidak ada penindasan seperti zaman penjajahan.

5. Jenis-Jenis Hak Asasi Manusia

Sementara secara operasional beberapa bentuk hak asasi manusia yang terdapat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1999 tentang hak asasi manusia adalah sebagai berikut: a. Hak hidup b. Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan c. Hak mengembangkan diri d. Hak memperoleh keadilan e. Hak atas kebebasan pribadi f. Hak atas rasa aman g. Hak atas kesejahteraan h. Hak turut serta dalam pemerintahan i. Hak wanita j. Hak anak 49 Adapun penjelasan hak asasi manusia yang terdapat dalam PP No 39 Tahun 1999 tersebut yaitu: a. Hak untuk hidup Setiap orang berhak untuk hidup, mempertahankan hidup, meningkatkan taraf hidupnya, hidup tentram, aman, damai, bahagia, sejahtera lahir batin, serta memperoleh lingkungan hidup yang baik dan sehat. b. Hak untuk berkeluarga dan melanjutkan keturunan Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah atas kehendak yang bebas. 49 . Muhammad Erwin, Pendidikan Kewarganegaraan Republik Indonesia, h. 173

Dokumen yang terkait

Harga Diri Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Kelas IIA Tanjung Gusta Medan

26 227 125

Implementasi pembinaan narapidana di lembaga pemasyarakatan jember berkaitan dengan hak-hak narapidana berdasarkan uu.12 tahun 1995 (Tentang Pemasyarakatan)

0 18 101

Perlindungan hak kesehatan narapidana dalam pandangan hukum positif dan hukum pidana islam di lembaga pemasyarakatan kelas IIA pemuda Tangerang : analisis yuridis uu no 12 tahun 1995

1 8 0

PEMENUHAN HAK-HAK NARAPIDANA SELAMA MENJALANI MASA PIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIA YOGYAKARTA.

0 3 15

SKRIPSI PEMENUHAN HAK-HAK NARAPIDANA SELAMA MENJALANI MASA PIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIA YOGYAKARTA.

0 4 11

PENDAHULUAN PEMENUHAN HAK-HAK NARAPIDANA SELAMA MENJALANI MASA PIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIA YOGYAKARTA.

0 2 16

PENULISAN HUKUM/ SKRIPSI KERUSUHAN NARAPIDANA DALAM LEMBAGA PEMASYARAKATAN (Studi di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Wirogunan Yogyakarta).

0 3 14

ANALISIS YURIDIS TERHADAP BENTUK PEMBINAAN NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 1995 TENTANG PEMASYARAKATAN (Studi Kasus Di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Sidoarjo).

0 0 91

ANALISIS KEDUDUKAN HUKUM NARAPIDANA PENDERITA HIVAIDS DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 1995 TENTANG PEMASYARAKATAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS IIA PANGKALPINANG SKRIPSI

0 0 15

ANALISIS YURIDIS TERHADAP BENTUK PEMBINAAN NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 1995 TENTANG PEMASYARAKATAN (Studi Kasus Di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Sidoarjo) SKRIPSI

0 0 53