Adapun bentuk-bentuk hak asasi manusia sebagai berikut: a.
Hak-hak sipil, yang meliputi: hak hidup, hak untuk menikah, hak untuk diperlakukan sama dihadapan hukum, hak untuk memeluk
agama, dan hak untuk terbebas dari kekerasan. b.
Hak politik, yang meliputi: hak untuk berserikat dan berkumpul, hak untuk menyatakan pendapat secara lisan atau tulisan, hak untuk
berpendapat di muka umum, termasuk mencari suaka. c.
Hak ekonomi yaitu: hak untuk memiliki sesuatu, memperalihkannya, seperti membeli dan menjualnya, serta memanfaatkannya, termasuk
pula hak atas jaminan sosial, hak dapat perlindungan kerja ataupun hak perdagangan.
d. Hak sosial budaya, yang meliputi: hak atas kesehatan, hak atas
pendidikan, hak atas kekayaan intelektual, hak atas pekerjaan, hak atas pemukiman dan perumahan.
51
Hak-hak tersebut merupakan komponen dasar bagi penyelengaraan kehidupan manusia dalam rangka mencapai kehidupan yang sejahtera.
B . Hakikat Perlindungan Hak Asasi Manusia
Menurut Muladi dalam buku Hak Asasi Manusia, Hakekat, Konsep Dan Implikasinya Dalam Perspektif Hukum Dan Masyarakat menyatakan
bahwa “Pelanggaran hak asasi manusia adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara, baik disengaja
maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara melawan hukum mengurangi, menghalangi, membatasi, dan atau mencabut hak asasi
manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh Undang- Undang ini, dan tidak mendapatkan, atau dikhawatirkan tidak akan
memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar, berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku
”.
52
Undang-Undang tentang hak asasi manusia ini merupakan payung dari seluruh peraturan perundang-undangan tentang hak asasi manusia. Oleh karena
itu pelanggaran baik yang langsung maupun tidak langsung atas hak asasi manusia dikenakan sanksi pidana, perdata, dan administratif sesuai dengan
51
. Muladi, Hak Asasi Manusia, Hakekat, Konsep Dan Implikasinya Dalam Perspektif Hukum Dan Masyarakat, h. 167
52
. Ibid h. 4
ketentuan peraturan perundang-undangan.
53
Hal ini dilakukan sebagai bentuk, perlindungan terhadap penegakkan hak asasi manusia.
Kewajiban menghormati hak asasi manusia tersebut tercermin dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang menjiwai keseluruhan pasal
dalam batang tubuhnya, terutama berkaitan dengan persamaan kedudukkan warga negara dalam hukum dan pemerintah.
54
Undang-Undang Dasar 1945 merupakan perwujudan lebih lanjut dari kesepakatan satu tujuan tadi yang dimuat di dalam satu naskah yaitu dalam
pembukaan UUD yang berbunyi: Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintahan negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia.
55
Oleh karena itu, Undang-Undang Dasar 1945 merupakan payung dari
pelaksanaan penegakkan HAM di Indonesia.
53
. Undang-Undang HAM 1999, Jakarta: Sinar Grafika, 2000, cet -1, h. 42
54
. Ibid, h. 39
55
. Infosa Bani Saleh, Undang-Undang Dasar 1945, h. 3
C. Konsep Perundangan Terhadap Narapidana Menurut UU No 12 Tahun
1995 1.
Hakikat Narapidana
Menurut Andi Hamzah dalam buku Sistem Hukum Pidana dan Pemidanaan Indonesia bahwa
“Narapidana adalah seorang manusia atau anggota masyarakat yang menjalani pidana hilang kemerdekaan karena sebuah
kejahatan atau pelanggaran hukum ”.
56
Menurut Gatot Supramono dalam bukunya yang berjudul
Hukum Acara Pengadilan Anak
bahwa “Narapidana adalah terpidana yang menjalani pidana hilang kemerdekaan di Lembaga Pemasyarakatan
”.
57
Sedangkan menurut Dwidja Priyatno dalam bukunya yang berjudul Sistem Pelaksanaan Pidana
Penjara di Indonesia bahwa “Narapidana adalah terpidana yang menjalani pidana hilang kemerdekaan di Lapas.
58
Oleh karena itu, narapidana merupakan warga negara yang dibatasi hak-haknya sebagai masyarakat, tetapi tidak semua
hak-hak manusia dicabut dan narapidana juga mempunyai hak-hak tersendiri. Seseorang yang melanggar hukum akan dimasukkan ke dalam penjara,
pidana penjara adalah suatu pidana berupa pembatasan kebebasan bergerak dari seorang terpidana, yang dilakukan dengan menutup orang tersebut di
dalam sebuah lembaga pemasyarakatan, dengan mewajibkan orang untuk
56
. Andi Hamzah, Sistem Hukum Pidana dan Pemidanaan Indonesia, Jakarta: Pradiya Paramita, 1993, h. 1
57
. Gatot Supramono, Hukum Acara Pengadilan Anak, Jakarta: PT. Intan Sejati, 2007, cet -3, h. 180
58
. Dwidja Priyatno, Sistem Pelaksanaan Pidana Penjara Di Indonesia, jakarta: PT. Refika Aditama, 2006, cet -1, h. 163
mentaati semua peraturan tata tertib yang berlaku di dalam lembaga pemasyarakatan, yang berkaitan dengan sesuatu tindakan tata tertib bagi
mereka yang telah melanggar peraturan tersebut.
59
Namun pembatasan hak tersebut, tidak mengurangi esensi dari hak asas manusia yang dimiliki
narapidana tersebut. Meskipun mereka mendapatkan hukuman, akan tetapi penegakkan hak asasi narapidana tetap dilaksanakan.
2. Hak-Hak Narapidana
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan dalam pasal 14 menyatakan bahwa hak narapidana
yaitu: a.
Melakukan ibadah sesuai dengan agama atau kepercayaannya; b.
Mendapat perawatan, baik perawatan rohani maupun jasmani; c.
Mendapatkan pendidikan dan pengajaran; d.
Mendapatkan pelayanan kesehatan dan makanan yang layak; e.
Menyampaikan keluhan; f.
Mendapatkan bahan bacaan dan mengikuti siaran media massa lainnya yang tidak dilarang;
g. Mendapatkan upah atau premi atas pekerjaan yang dilakukan;
h. Menerima kunjungan keluarga, penasehat hukum, atau orang tertentu
lainnya; i.
Mendapatkan pengurangan masa pidana remisi; j.
Mendapatkan kesempatan berasimilasi termasuk cuti mengunjungi keluarga;
k. Mendapatkan pembebasan bersyarat;
l. Mendapatkan cuti menjelang bebas; dan
m. Mendapatkan hak-hak lain sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
60
Hak-hak seorang narapidana tidak jauh berbeda hak asasi manusia yang lainnya, hanya ada beberapa yang tidak dimiliki oleh seorang narapidana.
59
. P.AF Lamintang, Theo Lamintang, Hukum Penitensier Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika 2010, cet-1, h. 54
60
. Gatot Supramono, Hukum Acara Pengadilan Anak, h. 185.
Diantaranya yaitu seorang narapidana tidak memiliki hak kebebasan seperti
manusia yang lainnya. D.
Perlindungan Hak Kesehatan Narapidana Menurut Hukum Pidana Islam dan Undang-Undang No 12 Tahun 1995
Kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera sempurna yang lengkap meliputi: kesejahteraan fisik, mental, dan sosial bukan semata-mata bebas dari
penyakitkelemahan.
61
Istilah kesehatan dalam Undang-Undang No 9 Tahun 1960 tentang pokok-pokok, Bab 1
pasal 2 menjelaskan bahwa “Kesehatan dalam Undang- Undang ini ialah keadaan yang meliputi kesehatan badan, rohani mental, dan
sosial dan bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan.
62
Istilah ini telah sedikit berubah di dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 23 Tahun 1992 tentang kesehatan sedunia sebagai berikut
“Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial ekonomi
”.
63
61
. Wahid Iqbal Mubarok dan Nurul Chayatin, Ilmu Kesehatan Masyarakat Teori dan Aplikasi, Jakarta: h. 17
62
. Juli Soemirat Slamet, Kesehatan Lingkungan, Jakarta: Gadjah Mada University Pres. cet -1 hal. 4
63
. Wahid Iqbal Mubarok dan Nurul Chayatin, Ilmu Kesehatan Masyarakat Teori Dan Aplikasi, h. 17
Menurut Rusmin Tumanggor dkk dalam bukunya yang berjudul Wanita Dan Kesehatan Perilaku Kesehatan Wanita Di Pemukiman Kumuh menyatakan
bahwa “Seseorang dianggap sakit apabila yang bersangkutan menanggapi gejala-gejala dengan cara-cara yang kurang nyaman diiringi tanda-tanda organ
dan fungsi tubuh, mental dan solusinya yang kurang baik, yang menyebabkan ia tak dapat melakukan sebagian atau seluruh peranan normalnya”.
64
Kesehatan seseorang harus diutamakan walaupun seseorang itu telah melakukan
pelanggaran, karena kesehatan merupakan hak dasar yang harus dimiliki oleh setiap orang. Seorang narapidana pun mempunyai hak-hak layaknya seorang
manusia biasa yang salah satunya yaitu: Hak kesehatan, jika seseorang itu sehat maka aktivitas sehari-hari akan normal.
1. Perlindungan Hak Kesehatan Narapidana Menurut UU No 12 Tahun
1995
Hukum kesehatan adalah semua ketentuan hukum yang berhubungan langsung dengan pemeliharaan atau pelayanan kesehatan dan penerapannya.
Hal ini berarti hukum kesehatan adalah aturan tertulis mengenai hubungan antara pihak pemberi pelayanan kesehatan dengan masyarakat atau anggota
masyarakat.
65
64
. Rusmin dkk, Wanita dan Kesehatan Perilaku Kesehatan Wanita di Pemukiman Kumuh, Jakarta:Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, h. 8
65
. Soekidjo Notoatmodjo, Etika Dan Hukum Kesehatan, Jakarta: PT Rineka Cipta, cet -1 h. 44