32
penggunaan istilah pengganti dari zina atau Overspel ini.Hal ini dikarenakan bahasa asli yang digunakan dalam KUHP adalah bahasa Belanda. Ada pendapat
yang menggunakan istilah zina, sedangkan pendapat lain menggunakan istilah “mukah” atau “gendak”. Hal ini tampak dalam terjemahan KUHP hasil karya dari
Moelyatno, Andi hamzah, R.Soesilo.
26
C. Pengertian Sanksi
Sanksi pada umumnya adalah alat pemaksa agar seorang mengerti mengenai norma-norma yang berlaku. Misalnya saja sanksi terhadap pelanggaran norma
agama, dimana setiap pelanggar nantinya akan mendapatkan sanksi dineraka. Sanksi terhadap norma kesusilaan ialah, dikucilkan dari pergaulan masyarakat
setempatnya. Sanksi terhadap pelanggaran norma kesopanan adalah ia akan mendapatkan perlakuan secara tidak terhormat dan lain sebagainya. Jadi, jelas
bahwa sanksi terhadap ketiga kelompok norma tersebut tergantung kepada kesadaran perseorangan, sehingga fungsi alat pemaksa lebih bayak tergantung
pada kata hati nurani seseorang.
Oleh karena itu, bagi orang yang tidak terlalu percaya kepada suatu ajaran agama, sering terjadi bahwa ia tidak mempunyai rasa penyesalan atau rasa
tergugah, tidak peduli apakah ia akan dianggap baik oleh masyarakat dan tidak mau tahu pula mengenai sopan santun. Akibat dari perilaku tersebut maka akan
banyak kepentingan-kepentingan dalam pergaulan hidup manusia kurang mendapatkan perlindungan. Mungkin malahan menjadi bentrokan-bentrokan yang
lebih meluas diantara kepentingan-kepentingan.
26
P.A.F. Lamintang, Delik-Delik Khusus, h.89-91
33
Karenanya demi ketertiban umum, dirasakan perlu diadakan pengelompokan norma lain yang disebut pula dengan “norma hukum”. Pada norma hukum
dikaitkan sanksi yang lebih mengikat sebagai alat pemaksa. Pelaksana “alat pemaksa” itu diserahkan kepada penguasa.
Perbedaan yang menonjol dari sanksi terhadap norma hukum dengan norma yang lainnya adalah sanksi terhadap norma hukum, diserahkan kepada penguasa,
sedangkan terhadap norma lainnya tidak. Sanksi terhadap norma hukum berupa berupa hukuman yang dengan segera dapat dirasakan oleh pelanggar. Sedangkan
untuk sanksi norma lainnya belum tentu dapat dirasakan oleh pelanggar. 1
Sanksi terhadap norma hukum Hukum dibagi atas hukum publik dan hukum perdata yang masing-
masing dapat dibagi-bagi lagi.Dari pembagian lanjutannya kita mengenal hukum tata negara, hukum administrasi negara atau
disebut juga dengan hukum tata usaha negara, hukum pidana, hukum perdata, dan hukum dagang. Terhadap norma-norma
hukum tersebut dikaitkan sanksi tertentu kepada norma hukum administrasi dikaitkan sanksi administrasi yang antara lain terdiri
dari penundaan kenaikan pangkat, pemindahan tempat atau jabatan, pemberhentian, pemecatan dan lain sebagainya. Kepada norma
hukum perdata dikaitkan sanksi ganti rugi, batalnya suatu perjanjian dan sebagainya, dan kepada norma hukum pidana
dikaitkan sanksi pidana antara lain: pidana mati, pidana penjara,