KEGUNAAN PENELITIAN TINJAUAN KAJIAN TERDAHULU

17 Untuk memperoleh data dalam penelitian, maka penulis menerapkan tekhnik pengumpulan data dengan metode studi dokumentasi yaitu, penulis mengumpulkan data dengan menelusuri bahan pustaka baik dari buku, makalah, ataupun literatur-literatur lainnya yang berhubungan dengan penulisan skripsi ini.

G. SISTEMATIKA PENULISAN

BAB I : memuat tentang pendahuluan yang berisikan Latar Belakang

Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Tinjauan Kajian Terdahulu, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan. BAB II : merupakan kajian teoritis mengenai masyarakat adat Batak Toba yang berisikan keadaan sosial masyarakat adat Batak Toba, perzinaan menurut hukum adat Batak Toba dan hukum Positif, macam-macam bentuk sanksi pidana menurut hukum adat Batak Toba dan hukum Islam, dan sanksi perzinaan di hukum adat Batak Toba. BAB III : merupakan kajian teoritis mengenai hukum pidana Islam yang berisikan mengenai perzinaan menurut hukum Islam, sanksi pidana menurut hukum Islam, dan sanksi perzinaan dan unsur-unsur perzinaan

BAB IV : berisikan tentang analisis sanksi perzinahan di hukum adat Batak

Toba menurut pandangan Hukum Islam.

BAB V : Penutup.

18

BAB II SANKSI PERZINAAN MENURUT HUKUM ADAT BATAK TOBA

A. Keadaan Sosial Masyarakat Adat Batak Toba

Batak Toba adalah sub atau bagian dari suku bangsa Batak yang wilayahnya meliputi Balige, Porsea, Parsoburan, Laguboti, Ajibata, Uluan, Borbor, Lumban Julu, dan sekitarnya. Silindung, Samosir, dan Humbang bukanlah Toba. Karena 4 empat sub atau bagian suku bangsa Batak Silindung_Samosir_Humbang_Toba memiliki wilayah dan contoh marga yang berbeda. Pada Desember 2008, Keresidenan Tapanuli disatukan dalam Provinsi Sumatera Utara.Toba saat ini masuk dalam wilayah Kabupaten Toba Samosir yang beribukota di Balige.Kabupaten Toba Samosir dibentuk berdasarkan Undang-Undang No 12.Tahun 1998 tentang pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Toba Samosir dan Kabupaten Mandailing Natal, di Daerah Tingkat I Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten Toba Samosir ini merupakan pemekaran dari Daerah Tingkat II Kabupaten Tapanuli Utara Kekerabatan adalah menyangkut hubungan hukum antar orang dalam pergaulan hidup.Ada dua bentuk kekerabatan bagi suku Batak, yakni berdasarkan garis keturunan Genealogi dan berdasarkan sosiologis, sementara kekerabatan teritorial tidak ada.Bentuk kekerabatan berdasarkan garis keturunan Genealogi terlihat dari silsilah marga mulai dari si Raja Batak, dimana semua suku bangsa Batak memiliki marga.Sedangkan kekerabatan berdasarkan sosiologis terjadi melalui perjanjian padan antar marga tertentu maupun karena perkawinan. 18 19 Sistem kekerabatan dalam kehidupan masyarakat batak toba biasanya disebut dengan Dalihan Na Tolu Tungku Nan Tiga.Dimana Dalihan Na Tolu ini merupakan suatu kerangka yang meliputi hubungan kekerabatan darah dan perkawinan. Penamaan dan perumusan pihak-pihak yang merupakan dalihan na tolu ini adalah orang-orang yang merupakan keturunan dari seorang kakek yang sama dan yang benar-benar merayakan upacara kekerabatan secara bersama-sama pula. Dalam ruang lingkup kelompok kecil keluarga, peraturan pertama dan yang utama berlaku disana adalah apa yang dinyatakan oleh suatu pengadilan Hundulan . “semoga setiap orang sejahtera”. Inilah yang kemudian disebut dengan adat Parsaripeon peraturan yang harus diperhatikan oleh semua anggota keluarga. Dengan adanya peraturan ini maka akan mencegah terjadinya ketajaman garis hukum dalam keluarga. Jika terjadi perselisihan antar orang yang bersaudara atau antar anggota masyarakat, maka hakim yang akan berusaha memulihkan perpecahan dan yang bisa mengembalikan kerukunan yang terganggu tadi. Hakim yang mengetahuinya akan memutuskan persoalan melaluin kompromi, dan kedua belah pihak pun akan segera mereda. Namun, apabila tidak ada indikasi adanya keinginan untuk memperbaiki hubungan maka hakim akan mereka akan diundang untuk makan bersama atau makan bercampur Mangan Indahan Sinaor yang disering dilakukan para hakim jika ada perselisihan.