Pengertian Sanksi SANKSI PERZINAAN MENURUT HUKUM ISLAM

54 a. Persetubuhan yang diharamkan atau wathi haram persetubuhan yang dianggap sebagai perbuatan zina adalah persetubuhan dalam kemaluan farji, dimana ukurannya itu apabila kepala kemaluan laki-laki hasyafah telah masuk dalam farji perempuan walaupun hanya sedikit dan sekalipun ada penghalang antara zakar kemaluan laki-laki dan farji kemaluan perempuan. 52 Sedangkan wathi haram adalah wathi pada faraj wanita yang bukan merupakan istrinya atau hambanya dan kemudian masuknya zakar itu diibaratkan seperti masuknya ember pada sumur dan tetap dianggap zina meskipun ada penghalang diantaranya selama penghalang tersebut tidak menghalangi kenikmatan. 53 Menurut ajaran Islam sendiri, pelampiasan nafsu seksualitas hanya dianggap legal apabila dilakukan didalam ikatan perkawinan yang sah.Tentunya persetubuhan yang dilakukan diluar perkawinan dianggap melampaui batas dan dianggap haram, bahkan untuk mendekatinya saja pun merupakan perbuatan yang terlarang. 54 Dasar keharaman zina dalam syariat Islam adalah firman Allah SWT dalam surat Al- Mu‟minun ayat 5-6                 52 Ahmad Wardi Muslich, ibid, h.8 53 A. Djazuli ,Fiqh Jinayah, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,1997, h. 72 54 Rahmat Hakim,Hukum Pidana Islam , Bandung: Cv. Pustaka Setia,2000, h.72 55 Artinya : 5. Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya,6. Kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki Maka Sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada terceIa. Setiap perbuatan yang pada akhirnya akan mendatangkan dan menjerumus kepada perbuatan zina merupakan perbuatan yang dilarang dan akan diancam dengan hukuman jarimah ta‟zir sedangkan perbuatan yang telah melakukan zina maka akan dihukum dengan jarimah hudud atau had. b. Adanya kesengajaan atau niat yang melawan hukum. Unsur ini terpenuhi apabila pelaku melakukan perbuatan zina padahal pada saat itu ia tahu bahwa wanita yang disetubuhinya adalah wanita yang diharamkan untuknya. Maka , apabila seseorang melakukan suatu perbuatan yang dengan sengaja dilakukan, padahal pada saat itu ia tidak tahu bahwa perbuatannya itu diharamkan maka ia tidak dikenai sanksi hukuman had. Misalnya saja seperti seorang pemuda yang menikahi seorang wanita yang pada saat merahasiakan bahwa dia sudah mempunyai suami, maka pada saat terjadi persetubuhan setelah perkawinan dilaksanakan maka pemuda itu tidak dikenai pertanggungjawaban selama ia benar-benar tidak mengetahui bahwa wanita itu masih berstatus istri laki-laki lain. Apabila seseorang yang tidak tahu mengenai fasid atau batalnya suatu pernikahan yang dapat mengakibatkan persetubuhan, maka persetubuhannya itu bisa dianggap zina. Namun sebagian ulama berpendapat bahwa alasan tidak tahunya itu tidak bisa diterima, karena hal itu bisa saja menggugurkan hukuman 56 had. Alasan tidak tahu hukum tidak sama halnya dengan tidak melawan hukum. Karena pada prinsipnya dinegara Islam sendiri, alasan tidak tahu mengenai hukum tidak bisa diterima sebagai alasan untuk hapusnya pertanggungjawaban pidana.Jadi, apabila seseorang melakukan zina dengan alasan tidak tahu bahwa zina itu diharamkan maka alasannya itu tidak bisa diterima pula.Dengan arti, bahwa alasan ketidak tahuannya itu mengenai hukum tidak dapat menghilangkan niat melawan hukum, atas perbuatan zina yang telah dilakukan olehnya.

D. Macam-Macam Sanksi

Sanksi dalam hukum pidana Islam dapat dibagi kepada beberapa bagian dengan meninjaunya dari beberapa segi. Dalam hal ini ada lima penggolongan yaitu sebagai berikut : 1. Penggolongan ini ditinjau dari segi pertalian antara satu hukuman dengan hukuman yang lainnya, dan dalam hal ini ada empat macam hukuman yaitu : a. Hukuman pokok „Uqubah Ashliyah , yaitu hukuman yang ditetapkan untuk jarimah yang bersangkutan sebagai hukuman yang asli, seperti hukuman qishash untuk jarimah pembunuhan, atau hukuman potong tangan untuk jarimah pencurian. b. Hukuman pengganti „Uqubah Badaliyah, yaitu hukuman yang menggantikan hukuman pokok, apabila hukuman pokok tidak dapat dilaksanakan karena alasan yang sah seperti hukuman diyat denda sebagai pengganti dari hukuman qishash