Pengertian Perzinaan SANKSI PERZINAAN MENURUT HUKUM ADAT BATAK TOBA
33
Karenanya demi ketertiban umum, dirasakan perlu diadakan pengelompokan norma lain yang disebut pula dengan “norma hukum”. Pada norma hukum
dikaitkan sanksi yang lebih mengikat sebagai alat pemaksa. Pelaksana “alat pemaksa” itu diserahkan kepada penguasa.
Perbedaan yang menonjol dari sanksi terhadap norma hukum dengan norma yang lainnya adalah sanksi terhadap norma hukum, diserahkan kepada penguasa,
sedangkan terhadap norma lainnya tidak. Sanksi terhadap norma hukum berupa berupa hukuman yang dengan segera dapat dirasakan oleh pelanggar. Sedangkan
untuk sanksi norma lainnya belum tentu dapat dirasakan oleh pelanggar. 1
Sanksi terhadap norma hukum Hukum dibagi atas hukum publik dan hukum perdata yang masing-
masing dapat dibagi-bagi lagi.Dari pembagian lanjutannya kita mengenal hukum tata negara, hukum administrasi negara atau
disebut juga dengan hukum tata usaha negara, hukum pidana, hukum perdata, dan hukum dagang. Terhadap norma-norma
hukum tersebut dikaitkan sanksi tertentu kepada norma hukum administrasi dikaitkan sanksi administrasi yang antara lain terdiri
dari penundaan kenaikan pangkat, pemindahan tempat atau jabatan, pemberhentian, pemecatan dan lain sebagainya. Kepada norma
hukum perdata dikaitkan sanksi ganti rugi, batalnya suatu perjanjian dan sebagainya, dan kepada norma hukum pidana
dikaitkan sanksi pidana antara lain: pidana mati, pidana penjara,
34
pidana tutupan, pidana kurungan, pidana denda ditambah dengan pidana tambahan tertentu.
Tugas sanksi : a
Merupakan alat pemaksa atau pendorong atau jaminan agar norma hukum bisa ditaati oleh setiap orang
b Merupakan akibat hukum bagi seseorang yang melanggar
norma hukum. Dengan demikian sanksi dapat sekaligus merupakan alat
preventif, dan dalam hal terjadi suatu pelanggaran norma, ia menjadi alat repressif.
2 Sanksi hukum pidana
Seyogyanya dengan adanya sanksi-sanksi terhadap norma-norma seperti yang telah disebut diatas, termasuk norma hukum, diharapkan
sudah akan terjamin pentaatan terhadap norma-norma tersebut. Kenyataannya tidak selalu sesuai dengan pengharapan. Karenanya baik
terhadap norma-norma yang sekiranya sudah pernah ada maupun kepada norma-norma yang tidak terdapat dalam kelompok norma
tersebut, yang pelanggarannya dirasakan sebagai lebih bersifat merusak kepentingan umum, perlu diadakan sanksi yang lebih berat
yang disebut sebagai sanksi pidana. Penentuan sanksi pidana didasarkan pada benar-benar diperlukan adanya alat pemaksa
pamungkas tertinggi ultimum remedium untuk menjamin suatu
35
norma. Oleh karena itulah maka hukum pidana sering disebut sebagai benteng dari hukum Het strafrecht is het citadel van het recht
27
Sanksi pidana dalam perundang-undangan kita adalah : pidanamati, pidana penjara, pidana tutupan, pidana kurungan, dan pidana denda
sebagai pidana pokok. Disamping itu, jika perlu ada pidana tambahan yaitu : pencabutan hak-hak tertentu, perampasan barang atau atau
pengumuman keputusan hakim. Ketentuan ini terdapat dalam pasal 10 KUHP dan undang-undang no.20 Tahun 1946. Selain daripada itu
dikenal pula semacam sanks i berupa “tindakan perbaikan” maatregel
yaitu apabila seorang anak yang belum cukup umur melakukan suatu tindakan pidana tertentu, maka ia dapat dikembalikan kepada orang
tuanya, atau diserahkan kepada pemerintah untuk dididik-paksa. Perlu diperhatikan bahwa pendidikan paksa terhadap anak-anak yang belum
cukup umur sering dirasakan oleh anak itu sendiri, maupun oleh orang tua dari anak tersebut sebagai tindak lebih ringan dari pada sanksi
pidana. Demikian juga jika ternyata seorang gila melakukan suatu tindak pidana, dapat diperintahkan supaya ia dimasukkan kedalam
rumah sakit jiwa. 3
Sanksi ganda Ada juga terdapat bahwa terhadap suatu norma hukum pidana
dikaitkan dua macam sanksi, dimana salah satu sanksi bukan merupakan sanksi pidana. Pasal 284 KUHP mengatur mengenai
27
E.Y Kanter, S.R. Sianturi , Asas-Asas Hukum Pidana Diindonesia Dan Penerapannya, Jakarta : Storia Grafika, 2002, h. 31