Sanksi Perzinaan SANKSI PERZINAAN MENURUT HUKUM ADAT BATAK TOBA

44 Lebih lanjut sebagian ulama mazhab mendefenisikan zina menjadi defenisi yang lebih luas, hal ini dapat dilihat sebagaimana ungkapan ulama mazhab Hanafi sebagai berikut : َو َق ْد َذ َك َر َلا َ ِف ي ُة َ ت ْع ِر ْي ُم ًاف َط و ُ ي ًا َ ب ُِّي َض َو ِبا َط ِّزلا ََ ْلا ُم ْو َج َب ِل ْل َح ِّد َ ف ، َق ُلا ْو ُ :ا َو ْلا َو ْط ُء َْلا َر ُما ِِ ُ ق ُب ِل ْلا َم ْر َأ ِة َْلا ي ِة ْلا ُم ْش َ ت َه ِةا ِِ َح َلا ِة ِْاا ْخ ِت َي ِرا ِِ ََ ِرا ْلا َع ْد ِل ِم ، ْن ِا ْل َ ت َز َم َأ ْح َك ُما ِْلا ْس َل ُم َلا ، ِلا َع ْن َح ِق ْ ي َق ِة ْلا ُم ْل ِك َو ، َح ِق ْ ي َق ِة ِّلا َك ِحا ، َو َع ْن ُش ْ ب َه ِة ْلا ُم ْل ِك َو ، َع ْن ُش ْ ب َه ِة ِّلا َك ِحا َو ، َع ْن ُش ْ ب َه ِة ِْاا ْش ِت َب ِا ِِ َم ْ و ِض ِع ِْاا ْش ِت َب ِا ِِ ْلا ُم ْل ِك َو ِّلا َك ِحا َِج ْي ًاع 38 . Artinya :Ulama Hanafiyah telah menyebutkan pengertian zina secara jelas serta hal hal yang mewajibkan had atas pelakunya. Zina ialah memasukkan kemaluan laki laki ke faraj perempuan yang hidup, baligh dan berakal, tidak dalam kondisi dipaksa, dilakukan di Negara yang mengatur hukum zina, pelakunya mengetahui hukum islam, tidak ada ikatan pernikahan. Berdasarkan defenisi diatas, secara tidak langsung ulama Hanafiyah mengungkapkan syarat – syarat yang harus dipenuhi bagi pelaku zina sehingga dapat dijatuhkan hukuman had padanya. Dengan demikian jelaslah bahwa perbuatan zina pada hakikatnya adalah persetubuhan yang diharamkan, namun untuk menjatuhkan hukuman terhadap pelakunya haruslah dipenuhi beberapa syarat tertentu. Ulama Malikiyah mendefinisikan zina dengan me-wa-thi-nya seorang laki-laki mukallaf terhadap faraj wanita yang bukan miliknya dilakukan dengan sengaja.Ulama Syafi‟iyah mendefinisikan bahwa zina adalah memasukkan zakar 38 Abu Bakr bin Mas‟ud, Bada‟ius Shana‟i. juz 9. h.178 45 ke dalam faraj wanita yang haram dengan tidak subhat dan secara naluri memuaskan hawa nafsu. Sedangkan menurut ensiklopedi hukum Islam, zina adalah “ hubungan seksual antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan yang tidak atau belum diikat dalam perkawinan tanpa disertai unsur keraguan dalam hubungan seksual t ersebut”. 39 Secara etimologi zina berasal dari kata Bahasa Arab: ىن - ْْينْ ي , artinya: “berhubungan badan” atau “bersetubuh”. 40 Sedangkan secara terminologi bermakna: “hubungan seks bersetubuh di luar nikah tanpa menikah”. Zina juga bermakna: “hubungan seks bersetubuh yang tidak sah menurut Islam” 41 Pengertian zina انزلا adalah persetubuhan antara pria dan wanita yang tidak memiliki ikatan perkawinan yang sah menurut agama. Islam memandang perzinaan sebagai dosa besar yang dapat menghancurkan tatanan kehidupan keluarga dan masyarakat.Berzina dapat diibaratkan seperti memakai barang yang bukan menjadi hak miliknya. Menurut Ibnu Rusyd dalam bukunya Bidayatu‟l Mujtahid, Zina adalah setiap pesetubuhan yang terjadi bukan karena pernikahan yang sah, bukan karena semu nikah, dan bukan pula karena pemilikan terhadap hamba. 42 Hukum Islam memandang setiap hubungan kelamin yang dilakukan diluar pernikahan sebagai zina dan mengancamnya dengan hukuman, baik pelaku itu 39 Abdul Aziz Dahlan, et al, Ensiklopedi hukum islam, jilid 6, cet 1, Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve,1996, h.2026 40 Kamus al-Munawwir, 2002, h.588 41 Ibid, h.588 42 Ibnu Rusyd, Bidayatu‟l Mujtahid ,Semarang : Asy Syifa‟ 1990, cet. I, h. 613 46 sudah kawin ataupun belum kawin, dan dilakukan atas dasar suka sama suka atau tidak. 43 Secara harfiah zina berarti fahishah, yaitu perbuatan yang keji. Dimana zina berarti hubungan kelamin diantara seorang laki-laki dengan perempuan yang satu sama lain tidak terikat dalam hubungan perkawinan. 44 Para Ulama mengartikan zina dengan susunan kalimat yang berbeda-beda namun isinya sama yaitu : ٍّيِهَتْشُم ِةَهْ بشلا ِنَع ٍلاَخ ِِْيَعِب ٍمرَُُ ٍجْرَفِب ِرَكذلا ُجَلْيِا 45 “Zina ialah memasukkan alat kamin laki-laki ke dalam alat kelamin perempuan dalam persetubuhan yang haram menurut zat perbuatannya bukan karena subhat dan perempuan itu mendatangkan syahwat”. Zina adalah perbuatan dosa yang sangat besar, hal ini sebagaimana diungkapkan dalam firman allah swt, Qs.Al- Isra‟ ayat 32 : ًليِبَس َءاَسَو ًةَشِحاَف َناَك ُنِإ ََِّزلا اوُبَرْقَ ت َاَو Artinya : “Dan janganlah kalian mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.”Al- Isra’:ْ32 Allah juga berfirman dalam al- qur‟an surat Al-Furqan ayat 68 sebagai berikut : 43 Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam,Jakarta:Sinar Grafika,2005, h.3 44 Abdur Rahman I. Doi, Tindak Pidana Dalam Syariat Islam,Jakarta: PT.Rineka Cipta,1992, h.31 45 Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam,Jakarta:Sinar Grafika,2005, h.3