Letak Geografis Kota Tegal Sejarah Kota Tegal

116

BAB 4 TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab 4 menyajikan hasil penelitian yang dilakukan peneliti. Bab ini akan diuraikan mengenai latar penelitian, temuan-temuan penelitian, pembahasan, dan gambaran umum dan implikasi hasil penelitian. Berikut Uraian selengkapnya.

4.1 Wilayah Penelitian

Wilayah penelitian meliputi gambaran tempat dilakukannya penelitian, yaitu meliputi gambaran umum Kota Tegal, Dinas Pendidikan Kota Tegal, dan Profil SD Negeri Debong Lor Kota Tegal sebagai tempat Penelitian dan keadaan sekolah.

4.1.1 Gambaran Umum Kota Tegal

Gambaran umum Kota Tegal meliputi letak geografis Kota Tegal, dan Sejarah Kota Tegal.

4.1.1.1 Letak Geografis Kota Tegal

Kota Tegal merupakan salah satu kota di Provinsi Jawa Tengah yang berada di pesisir pantura antara Jakarta dan Surabaya, berada di 109 08’-109 10’ Bujur Timur dan 6 50’-6 53’ Lintang Selatan. Kota Tegal memiliki luas wilayah 39,68 Km 2 dan berbatasan dengan Kabupaten Brebes di sebelah barat, Laut Jawa di sebelah utara serta Kabupaten Tegal di sebelah selatan dan timur. Total populasi 253.072 jiwa. Kota Tegal memiliki kepadatan penduduk sejumlah 117 6.412,24 jiwaKm 2 Dinas Perhubungan dan Informasi Kota Tegal 2014. Kota Tegal terdiri dari 4 kecamatan, yaitu: 1 Kecamatan Margadana, terdiri dari 7 Kelurahan: Margadana, Kalinyamat Kulon, Sumurpanggang, Pesurungan Lor, Cabawan, Krandon, Kaligangsa. 2 Kecamatan Tegal Barat, terdiri dari 7 Kelurahan: Debong Lor, Kemandungan, Kraton, Muarareja, Pekauman, Pesurungan Kidul, dan Tegalsari. 3 Kecamatan Tegal Timur, terdiri dari 5 Kelurahan: Kejambon, Mangkukusuman, Mintaragen, Panggung, dan Slerok. 4 Kecamatan Tegal Selatan, terdiri dari 8 Kelurahan: Bandung, Debong Kidul, Debong Kulon, Debong Tengah, Kalinyamat Wetan, Keturen, Randugunting, dan Tunon Dinas Perhubungan dan Informasi Kota Tegal 201 4 . Luas wilayah masing-masing kecamatan adalah sebagai berikut: 1 kecamatan Tegal Barat luas wilayah sekitar 15,13 km 2 , 2 kecamatan Margadana seluas 11,76 km 2 , 3 kecamatan Tegal Selatan seluas 6,34 km 2 , dan 4 kecamatan Tegal Timur seluas 6,36 km 2 . Perdagangan dan jasa merupakan sektor utama perekonomian Kota Tegal. Kota Tegal menjadi tempat pengolahan akhir dan pemasaran berbagai produk dari kawasan Jawa Tengah bagian barat. Usaha kecil dan menengah yang cukup pesat kemajuannya adalah industri logam rumahan dikawasan Jalan Cempaka, dan kerajian batik Tegalan di kelurahan Kalinyamat. 118 Gambar 4.1. Peta Kota Tegal

4.1.1.2 Sejarah Kota Tegal

Pada ratusan tahun yang lalu, Kota Tegal hanya berupa desa atau pemukiman yang kecil. Letaknya di muara Sungai Gung yang dihuni para petani dan nelayan. Jumlah penduduknya hanya ratusan orang dengan rumah yang masih sederhana. Kebanyakan terbuat dari kayu, dinding bambu, dan atap rumbia ilalang. Belum ada sekolah seperti zaman sekarang. Pendidikan langsung di tengah kehidupan sehari-hari atau lewat pesantren kecil-kecilan. Desa tersebut berada di tengah hamparan ladang dan sawah yang luas. Kebanyakan lahan masih berupa tegal ladang, karena belum ada irigasi atau pengairan. Penduduk masih tergantung pada air sungai dan air hujan. Kata Jawa tegal atau tegalan berarti ladang yang biasanya ditanami palawija ubi, kacang, jagung, dan sejenisnya. Tegalan berbeda dengan sawah yang biasanya ditanami padi. Itulah sebabnya desa kecil di tengah ladang dan di muara sungai itu disebut “Teteguall”, kemudian menjadi nama tetap Tegal. 119 Kota Tegal merupakan penjelmaan dari sebuah desa yang bernama “Teteguall” yang pada tahun 1530 telah nampak kemajuannya dan termasuk wilayah Kabupaten Pemalang yang mengakui Trah Kerajaan Pajang. Ada beberapa sumber mengatakan sebutan teteguall diberikan seorang pedagang asal Portugis yaitu Tome Pires yang singgah di Pelabuhan Tegal pada tahun 1500 –an, yang memiliki arti tanah subur yang mampu menghasilkan tanaman pertanian. Secara historis dijelaskan bahwa eksistensi sejarah Kota Tegal tidak lepas dari ketokohan Ki Gede Sebayu. Namanya dikaitkan dengan Kerajaan Majapahit, karena sang ayah Ki Gede Tepus Rumput kelak bernama Pangeran Onje ialah keturunan Batara Katong Adipati Ponorogo yang masih punya kaitan dengan keturunan dinasti Majapahit. Penekanan pada bidang pertanian, tak dapat dilepaskan dari kondisi wilayah dan akar kesejarahan Kabupaten Tegal yang mengembangkan kapasitasnya selaku wilayah agraris. Tradisi keagrarisan dimulai dari ketokoan Ki Gede Sebayu juru demung Bupati Kerajaan Pajang. Ki Gede Sebayu adalah saudara dari Raden Benowo. Bahkan kalau dirunut keagrarisan itu dimulai semenjak Mataram Kuno. Selain berhasil memajukan pertanian, Ki Gede Sebayu juga merupakan ahli agama yang telah membimbing warga masyarakat dalam menanamkan rasa keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Keberhasilan usahanya memajukan pertanian dan membimbing warga masyarakat dalam menanamkan rasa keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Ki Gede Sebayu diangkat menjadi pemimpin dan panutan warga masyarakat. Ki Gede Sebayu, yang masih keturunan Kerajaan Majapahit, memilih diam cegah dhahar lawan guling mengurangi makan dan tidur, karena prihatin. 120 Bahkan pada saat suasana semakin kacau karena perang saudara, Ki Ageng Ngunut kakek Sebayu mendesak Ki Gede Sebayu agar menyelamatkan Kerajaan Pajang, namun Ki Gede Sebayu menolak, karena tidak tega melihat penderitaan manusia akibat perebutan kekuasaan antar keluarga yang tidak kunjung reda. Ki Gede Sebayu melepas atribut kebangsawanannya dan mengembara mencari hakekat hidup. Sampailah Ki Gede Sebayu di sebuah daerah penuh ilalang, padang rumput luas dengan sungai yang dialiri air yang bening sampai muara laut. Sungai itu adalah sungai Gung Kali Gung. Sungai ini dinamakan Kali Gung karena bersinggungan dengan mata air yang berasal dari Gunung Agung yakni sebuah nama kuno dari Gunung Slamet dan bermuara ke utara hingga Laut Jawa. Ki Gede Sebayu terperangah melihat hamparan padang rumput luas yang nyaris tak berpenghuni itu. Ditengah-tengah hamparan padang rumput luas itu, Ki Gede Sebayu menemukan persinggahan, disana hanya ada beberapa bangunan semipermanen yang dihuni sejumlah santri dan sebuah makam keramat. Makam tersebut adalah tempat jenazah Sunan Panggung atau Mbah Panggung dikebumikan sekarang bernama Desa Panggung. Mbah Panggung yang bernama asli As Sayid Al Habib Abdurrohman As Segaf putra dari Sunan Drajat dan Dewi Condrowati yang merupakan adik dari Raden Makdum Ibrahim Sunan Bonang. Terbesitlah di benak Sebayu untuk mengajari warga pesisir itu bercocok tanam. Ki Gede Sebayu merasa menemukan persinggahan yang menjanjikan, sehingga menghentikan pengembaraannya. Diajaknya warga setempat membabat alang-alang agar jadi tegalan. Selain itu, dia juga membuat bendungan di hulu 121 sungai daerah Danawarih untuk dijadikan sumber air irigasi. Kesaksian ini diperkuat dengan ditemukannya artefak kuno dan candi di desa Pedagangan. Ditambah Kota Tegal kerapkali dikaitkan dengan kerajaan Pajang dan Mataram Islam yang cenderung kekuasaan dengan basis pada agraris. Sementara itu, setelah perang panjang antar saudara mulai dingin Pangeran Benowo diangkat menjadi raja Pajang. Pengeran Benowo membutuhkan Ki Gede Sebayu untuk menjadi patih. Pangeran Benowo mengutus sejumlah prajurit untuk mencari Sebayu. Di Desa Teteguall tempat Ki Gede Sebayu bermukim, sepupu Benowo itu ditemukan. Ki Gede Sebayu tidak mungkin meninggalkan rakyat Teteguall, karena alasan tersebut Pangeran Benowo melantik Ki Gede Sebayu menjadi juru demang atau sesepuh Desa Teteguall. Anugerah sebagai sesepuh desa diberikan pada malam Jumat Kliwon, 15 Sapar Tahun 988 Hijriah, atau 588 tahun jawa. Waktu itu bertepatan dengan 12 April 1580 Masehi. Pengangkatan Ki Gede Sebayu menjadi Pemimpin pertama Tegal dilaksanakan pada perayaan tradisional setelah menikmati hasil panen padi dan hasil pertanian lainnya. Perayaan juga dikembangkan ajaran dan budaya agama Islam yang hingga sekarang masih berpengaruh pada kehidupan masyarakat. Hari, tanggal dan tahun Ki Gede Sebayu diangkat menjadi Juru Demung Bupati itu ditetapkan sebagai hari jadi Kota Tegal dengan peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 1988 tanggal 28 Juli 1988. Sebagai Kota Besar, Tegal memiliki visi dan misi sebagai acuan dan hasil akhir program pemerintahan. Visi Kota Tegal 2014-2019 yaitu “Terwujudnya Kota Tegal yang Sejahtera dan Bermartabat Berbasis Pelayanan Prima ”. Selain itu, untuk mewujudkan visi tersebut, maka ditetapkan misi Kota Tegal antara lain 122 Mengoptimalkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka tatakelola pemerintahan yang baik dan bersih Good and Clean Governance serta bebas dari KKN; 2 Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas, berbudi pekerti luhur dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; 3 Mewujudkan perekonomian daerah yang berdaya saing berbasis keunggulan potensi lokal; 4 Mewujudkan infrastruktur yang memadai dan kelestarian lingkungan untuk pembangunan berkelanjutan; serta 5 Mewujudkan kesatuan sosial serta ketenteraman dan ketertiban masyarakat yang mendorong pemberdayaan dan partisipasi masyarakat.

4.1.2 Dinas Pendidikan Kota Tegal