Prinsip-prinsip Motivasi Konsep Motivasi

23 orang yang belajar memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1 tekun menghadapi tugas, dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama dan tidak berhenti sebelum selesai. Hal tersebut terjadi karena adanya kebutuhan yang harus dipenuhi, sehingga orang tersebut harus menyelesaikan apa yang menjadi tuganya; 2 ulet menghadapi kesulitan tidak putus asa, dalam kegiatan belajar terkadang tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin, sehingga seseorang tersebut tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapai; 3 menunjukkan minat terhadap bermacama-macam masalah; 4 lebih senang bekerja sendiri; 5 cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin; 6 dapat mempertahankan pendapatnya; dan 7 tidak mudah melepaskan hal yang diyakini; 8 senang mencari dan memecahkan masalah. Apabila seseorang memiliki ciri-ciri seperti hal tersebut, berarti orang tersebut memiliki motivasi yang kuat. Ciri-ciri tersebut akan sangat berarti dalam kegiatan pembelajaran, sehingga guru akan lebih mudah dalam memahami pembelajaran yang dilakukannya bermakna atau tidak bagi siswa.

2.1.1.3 Prinsip-prinsip Motivasi

Aktivitas belajar bukanlah suatu kegiatan yang dilakukan tanpa ada motivasi sebagai faktor yang mendukungnya. Aktivitas belajar melibatkan unsur jiwa dan raga. Belajar tidak dapat dilakukan tanpa adanya dorongan yang kuat dari dalam diri siswa maupun luar diri siswa. Dorongan tersebut timbul pada diri siswa, sadar atau tanpa disadari untuk melakukan suatu tindakan dalam mencapai sebuah tujuan belajar. Peranan motivasi harus dioptimalkan, selain itu perlu menerapkan prinsip-prinsip motivasi dalam pembelajaran. 24 Hover dalam Hamalik 2015:163, mengemukakan prinsip-prinsip motivasi yang dapat digunakan sebagai petunjuk dalam rangka membangkitkan dan memelihara motivasi siswa dalam belajar, antara lain sebagai berikut: 1 pujian lebih efektif dari pada hukuman. Hukuman bersifat menghentikan perbuatan, sedangkan pujian bersifat mengahargai apa yang telah dilakukan. Karena itu pujian lebih besar nilainya bagi motivasi belajar siswa, 2 semua siswa mempunyai kebutuhan-kebutuhan psikologis tertentu yang harus mendapat kepuasaan, 3 motivasi yang berasal dari dalam individu lebih afektif dari pada motivasi yang dipaksakan dari luar, 4 terhadap jawaban perbuatan yang serasi perlu dilakukan usaha pemantauan, 5 motivasi itu mudah menjalar atau tersebar terhadap orang lain, 6 pamahaman yang jelas terhadap tujuan-tujuan akan merangsang motivasi, 7 tugas-tugas yang dibebankan oleh diri sendiri akan menimbulkan minat yang kuat untuk mengerjakannya dari pada tugas-tugas itu dipaksakan oleh guru, 8 pujian-pujian yang datangnya dari luar external reward kadang-kadang diperlukan dan cukup efektif untuk merangsang minat yang sebenarnya, 9 teknik dan proses mengajar bermacam-macam adalah efektif untuk memelihara minat siswa, 10 manfaatkan minat yang telah dimiliki oleh siswa adalah bersifat ekonomis, 11 kegiatan-kegiatan yang akan dapat merangsang siswa yang mungkin tidak ada artinya kurang berharga bagi para siswa yang tergolong pandai, 12 kecemasan yang besar akan menimbulkan kesulitan belajar. Kecemasan ini akan menggangu perbuatan belajar siswa, karena akan mengakibatkan pindahnya perhatian kepada hal lain, sehingga kegiatan belajarnya tidak efektif, 13 kecemasan dan frustasi yang lemah dapat membantu 25 belajar, dapat juga lebih baik. 14 apabila tugas tidak teralu sukar dan apabila tidak ada makna frustasi secara cepat menuju demoralisasi, 15 setiap siswa mempunyai tingkat-tingkat frustasi toleransi yang berlainan, 16 tekanan kelompok siswa kebanyakan lebih efektif dalam motivasi dari pada tekananpaksaan dari orang dewasa, dan 17 motivasi yang besar erat hubungannya dengan kreativitas siswa. Selain prinsip yang dikemukakan Hover, Djamarah 2011:152 menyakatan prinsip-prinsip motivasi sebagai berikut: 1 Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar. Siswa melakukan aktivitas belajar karena adanya motivasi yang mendorongnya. Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong siswa untuk belajar. Minat merupakan salah satu potensi yang dapat dimanfaatkan untuk menggali motivasi. Hal tersebut dapat dimanfaatkan guru untuk mendorong siswa giat belajar. Siswa yang sudah termotivasi untuk belajar, maka akan melakukan aktivitas belajar dalam rentan waktu tertentu. Oleh karena itu, motivasi merupakan dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar siswa. 2 Motivasi intrinsik lebih utama daripada motivasi ektrinsik dalam belajar Suatu kegiatan pembelajaran guru sering menggunakan motivasi ektrinsik dalam memotivasi siswa untuk belajar. Siswa yang malas untuk belajar sangat berpotensi untuk diberikan motivasi ektrinsik oleh guru, agar siswa tersebut rajin belajar. Akibat yang tidak diharapkan dari pemberian motivasi ektrinsik adalah kecenderungan ketergantungan 26 siswa terhadap segala sesuatu di luar dirinya. Siswa pada kegiatan pembelajaran kurang percaya diri, bermental pengharapan, dan mudah terpengaruh. Oleh karena itu, motivasi intrinsik lebih utama dalam belajar. Siswa yang memiliki motivasi intrinsik, semangat belajarnya sangat kuat dan tidak mudah terpengaruh hal-hal dari luar. Siswa tersebut belajar bukan hanya karena ingin mendapatkan nilai yang tinggi, mengarapkan pujian orang lain, dan mengharapkan hadiah berupa benda, tetapi karena ingin memperoleh ilmu sebanyak-banyaknya dengan belajar. 3 Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman Seorang guru dalam pembelajaran tetap memberlakukan hukuman untuk memicu semangat belajar siswa, namun penghargaan berupa pujuan lebih efektif untuk memicu semangat belajar siswa. Setiap siswa lebih senang dihargai daripada dihukum. Memuji orang lain berarti memberikan penghargaan atas pekerjaan orang lain. Hal tersebut dapat memberikan semangat pada siswa untuk lebih meningkatkan prestasi kerjanya. Hukuman diberikan kepada siswa untuk menghentikan perilaku negatif siswa, namun hukuman yang dapat diberikan berupa penugasan meringkas mata pelajaran tertentu, membersihkan halaman sekolah, dan sebagainya. Hukuman yang diberikan merupakan hukuman yang mendidik bagi siswa. Pemilihan hukuman juga harus dipertimbangkan oleh guru, agar tidak terjadi masalah antara siswa dan guru. 27 4 Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar Kebutuhan siswa adalah keinginanya untuk menguasai sejumlah ilmu pengetahuan. Hal tersebut dapat tercapai melalui belajar. Siswa yang tidak melakukan kegiatan belajar tidak mampu mengembangkan dirinya dan tidak dapat memanfaatkan potensi-potensi yang ada dalam diri. Dengan demikian guru harus menanamkan pada siswa bahwa belajar merupakan suatu kebutuhan bagi siswa. 5 Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar Siswa yang memiliki motivasi dalam belajar selalu yakin dapat menyelesaikan setiap pekerjaan yang dilakukan. Siswa tersebut meyakini bahwa belajar bukan kegiatan yang sia-sia. Tugas yang diberikan guru bagi siswa yang memiliki motivasi akan dihadapi dengan percaya diri dan tetap tenang dalam mengerjakannya. 6 Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar Tinggi rendahnya motivasi belajar siswa selalu menjadi indikator baik buruknya prestasi siswa. Siswa yang menyukai mata pelajaran tertentu dengan senang hati akan mempelajari mata pelajaran tersebut. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan tidak ada seorangpun yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar. Aktivitas belajar siswa diperlukan adanya motivasi. Siswa yang belajar tanpa motivasi, maka belajar yang dialami siswa tidak akan bermakna. Agar peranan motivasi lebih optimal, maka prinsip-prinsip motivasi belajar tidak hanya sekedar diketahui oleh guru, namun harus diterapkan dalam aktivitas belajar mengajar. 28 Dengan demikian, proses belajar akan berlangsung dengan optimal dan menyenangkan. Sesuai dengan tujuan pembelajaran yang sudah direncanakan guru, dan kebutuhan yang mendorong siswa untuk melakukan kegiatan belajar.

2.1.1.4 Fungsi Motivasi