140 cerita pengalaman pribadi untuk memotivasi siswa, hal tersebut dilakukan ketika
siswa mulai bosan dan tidak memperhatikan pembelajaran yang dilakukan guru. Cerita pengalaman pribadi yang diberikan guru didengarkan dengan baik oleh
siswa, setelah cerita pengalaman guru selesai diceritakan siswa kembali fokus mengikuti pembelajaran. Menceritakan pengalaman pribadi guru menjadi salah
satu usaha yang efektif untuk memotivasi siswa, karena guru bercerita sesuai dengan hal nyata yang telah dilaluinya. Oleh karena itu, siswa akan mampu
memahami cerita yang disampaikan guru. Cerita yang memotivasi akan menginspirasi siswa dan mampu menarik perhatian siswa untuk fokus dalam
pembelajaran seni tari.
4.2.4 Bentuk Motivasi Guru Seni Tari dalam Pembelajaran Seni Tari di
Kelas III SD Negeri Debong Lor Kota Tegal
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan beberapa responden. Disimpulkan bahwa bentuk motivasi yang diberikan guru dalam
pembelajaran seni tari kelas III adalah dengan memberikan pujian dan memberikan hukuman.
Setiap guru dalam melakukan proses pembelajaran pasti merencanakan pembelajarannya terlebih dahalu, termasuk Djasika Putri Asih juga merencanakan
pembelajarannya. Setiap pembelajaran ada tujuan yang hendak guru capai, untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut guru tidak mampu melaksanakannya
sendiri, diperlukan partisipasi siswa untuk aktif dalam mengikuti pembelajaran.
141 Pembelajaran seni tari yang dilaksanakan gur seni tari SD Negeri Debong
Lor Kota Tegal, tidak semua siswa mengikuti dengan sungguh-sungguh. Masih banyak siswa yang bermalas-malasan dalam mengikutinya. Sebagai seorang guru
yang tugas utamanya mengajar dan mendidik, guru harus mampu memotivasi siswa. Diperlukan bentuk-bentuk motivasi guru terhadap siswa dalam
melaksanakan pembelajaran. Bentuk motivasi yang diberikan guru seni tari SD Negeri Dobong Lor Kota Tegal berupa pujian dan hukuman. Pujian diberikan
kepada siswa sebagai bentuk motivasi. Pujian memiliki peran yang sangat penting, karena siswa sekolah dasar khususnya kelas III cenderung senang dipuji.
Siswa senang dipuji ketika siswa mampu melaksanakan perintah guru. Seorang siswa yang diberikan pujian untuk hasil pekerjaannya akan merasa hal yang
dikerjakan dihargai oleh guru, sehingga siswa akan lebih terdorong mengerjakan perintah guru dan dalam mengikuti pembelajaran akan lebih bersemangat dengan
adanya pengakuan guru terhadap kerja siswa. Pujian yang biasa dilakukan guru bisa dalam bentuk kata-
kata seperti ucapan ”bagus”, “pekerjaanmu baik”, “hebat”. Selain dengan kata-kata guru juga menggunakan tepuk tangan dan memberi
jempol untuk hasil pekerjaan siswa yang harus diberi pujian. Pujian bisa diberikan tidak hanya kepada siswa yang mampu mengerjakan perintah guru dengan baik,
namun dapat pula diberikan pada siswa yang aktif saat pembelajaran di dalam kelas. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara dengan Djasika Putri Asih.
Wawancaranya sebagai berikut: “...bentuk motivasi yang saya pilih adalah dengan memberikan pujian
pada siswa baik yang berprestasi maupun yang aktif dalam
142 pembelajaran. Saya memilih pujian karen anak-anak itu senang dipuji,
khususnya untuk kelas III, mereka sangat senang ketika mendapat pujian guru dan tepuk tangan dari teman-
temannya” W GST. 197
Hal tersebut memiliki kesamaan dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan kepala sekolah SD Negeri Debong Lor Kota Tegal. Berikut hasil
wawancara dengan kepala sekolah SD Negeri Debong Lor Kota Tegal: “Pujian dan hukuman. Pujian diberikan pada siswa yang aktif dan
berprestasi, sedangkan hukuman diberikan pada siswa yang menyimpang dari perintah guru
” W KS. 190
Pujian diberikan untuk siswa yang berprestasi atau siswa yang aktif dalam pembelajaran. Namun untuk siswa yang menyimpang dari perintah guru, bentuk
motivasi yang diberikan yaitu dengan memberikan hukuman. Namun hukuman yang diberikan guru bukanlah hukuman fisik seperti lari berkeliling lapangan,
distrap, dipukul, ataupun dicubit. Bentuk hukuman yang diberikan guru lebih mendidik, hukuman diberikan agar siswa tidak mengulanginya lagi, hukuman
yang diberikan seperti merangkum materi yang diajarkan, membersihkan kelas, dan menari didepan teman-temannya. Selain agar tidak mengulangi kesalahan
lagi, hukuman diberikan agar siswa yang lain tidak mengikuti hal yang yang menyimpang tersebut. Biasanya siswa yang mendapatkan hukuman adalah siswa-
siswa yang kurang berminat mengikuti pembelajaran seni tari. Siswa yang kurang berminat mengikuti pembelajaran hanya mengganggu teman-temannya yang
fokus mengikuti pembelajaran. Oleh karena itu, guru memberikan pada siswa yang bersangkutan. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara Djasika Putri
Asih. Wawancara tersebut sebagai berikut:
143 “saya memberikan hukuman pada siswa yang menyimpang, hukuman
yang saya berikan mungkin disuruh membersihkan tempat-tempat yang kotor, kalo tidak ya disuruh menari sendiri. Saya tidak
memberikan hukuman berupa hukuman fisik seperti memukul. Biasanya siswa yang dihukum itu siswa yang kurang berminat
mengikuti pembelajaran seni tari, karena mereka dikelas hanya mengganggu teman-
temannya.” W GST. 198
Hal tersebut memiliki kesamaan dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan salah satu siswa kelas III SD Negeri Debong Lor Kota Tegal yang
pernah dihukum. Wawancara tersebut sebagai berikut: “saya dihukum karena saya tidak melaksanakan perintah guru”
W SW. 205 Wawancara tersebut didukung dengan hasil observasi yang dilakukan
peneliti. Pada pembelajaran seni tari tanggal 17 Maret 2016 guru memberikan hukuman pada siswa yang berperilaku menyimpang dengan cara meminta siswa
tersebut menari sendiri setelah pembelajaran selesai Bentuk motivasi yang diberikan guru dalam pembelajaran seni tari adalah
memberikan pujian yang berupa ucapan dan tepuk tangan, dan memberikan hukuman pada siswa yang menyimpang. Memberikan pujian pada siswa dapat
pula membangkitkan motivasi belajar siswa, karena siswa cenderung senang dipuji akan tugas yang telah dilaksanakan, pujian dapat diberikan melalui kata-
kata ataupun tepuk tangan. Pujian diberikan pada siswa yang berprestasi, melaksankan perintah guru, dan siswa yang aktif dalam kelas. Memberikan siswa
pujian, akan membuat siswa merasa hal yang dikerjakannya dihargai guru dan teman-temannya. Selain memberikan pujian, guru juga memberikan hukuman
144 kepada siswa yang menyimpang dari perintah guru. Hukuman yang diberikan
guru lebih bersifat hukuman yang mendidik.
4.2.5 Akibat Usaha Guru dalam Memotivasi Siswa Kelas III dalam Pembelajaran Seni Tari SD Negeri Debong Lor Kota Tegal
Usaha guru memberikan motivasi kepada siswa berharap motivasi yang diberikan memberi dampak positif bagi siswa. Begitu pula usaha memotivasi
siswa kelas III yang dilakukan Djasika Putri Asih. Usaha dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran Direct Intruction dan metode ceramah. Selain
itu guru juga memanfaatkan media pembelajaran seperi audio dan audiovisual serta guru memberikan cerita pengalaman pribadinya untuk memotivasi siswa.
Selain dengan usaha tersebut guru juga memberikan bentuk-bentuk motivasi seperti menjelaskan tujuan pembelajaran, memberikan pujian, dan memberikan
hukuman. Berdasarakan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa motivasi siswa
dalam mengikuti pembelajaran seni tari termasuk dalam kategori tinggi, terlihat dari antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran. Selain antusias siswa, terlihat
pula dari hasil pembelajaran seni tari yang telah dilaksanakan. Hasil yang mereka dapatkan nilainya dapat memenuhi KKM.
Antusias siswa dalam mengikuti pelaksanaan pembelajaran sangat tinggi terbukti siswa selalu menunggu jam pelajaran seni tari. Hal tersebut dikarenakan
bagi siswa pembelajaran seni tari siswa lebih bebas mengekspresikan gerak tarinya, dan siswa tidak harus duduk di kelas dan mendengarkan guru
menyampaikan teori. Siswa lebih senang ketika diajak menari. Siswa juga merasa
145 pembelajaran yang dilaksanakan lebih menarik dan tidak membosankan, siswa
senang ketika guru menggunakan, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan mendengarkan cerita pengalaman guru. Siswa lebih bersemangat belajar ketika
mendengarkan musik iringan menari. Siswa juga lebih senang karena belajar yang dilakukan tidak harus dihadapkan dengan teori-teori ataupun hitung-menghitung,
tetapi pembelajaran lebih difokuskan pada praktik. Selain itu siswa juga senang ketika hasil pekerjaannya mendapat pujian dari guru. Hal tersebut sesuai
wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah. Berikut wawancaranya: “Antusias siswa sangat tinggi”
W KS. 190 Hasil wawancara tersebut memiliki kesamaan dengan hasil wawancara yang
dilakukan peneliti dengan guru seni tari SD Negeri Debong Lor Kota Tegal. Wawancara tersebut sebagai berikut:
“Sangat bagus, terbukti mereka selalu menunggu jam pelajaran seni tari, hal tersebut karena bagi siswa pada pembelajaran seni tari siswa
lebih bebas mengekspresikan geraknya, dan siswa tidak harus duduk dikelas dan mendengarkan guru menyampaikan teori. Mereka lebih
senang ketika diajak menari. Nilai yang didapat siswa juga sudah bagus-
bagus.” W GST. 192
Kedua hasi waawancara tersebut memiliki kesamaan dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan siswa kelas III SD Negeri Debong Lor
Kota Tegal yang dijadikan informan. Wawancara tersebut sebagai berikut. “saya sangat senang mengikuti pembelajaran seni tari, karena
pembelajarannya sangat menarik dan tidak membosankan “Ketika saya melakukan gerak tari dengan benar dan saya senang
dipuji” W SW. 200
146 “Senang, karena pembelajarannya tidak seperti matematika, hitung-
hitungan.” “Saat saya melakukan gerak tari yang diberikan guru dengan benar
dan saya diberikan pujian guru.” W SW. 203
“Sangat senang, karena pembelajarannya menari-nari dan saya senang menari.”
“ketika saya berani menari di depan kelas saya mendapakan tepuk tangan dari guru dan teman-
teman.” W SW. 206
“Sangat senang, karena gurunya tidak galak.” “saat saya bisa melakukan gerakan tari yang dicontohkan guru saya
mendapat pujian.” W SW. 209
“Sangat senang, karena pembelajarannya tidak membosankan, dan guru sering menontonkan video.”
“Ketika saya berani menari, saya mendapatkan tepuk tangan dari guru dan teman-
teman” W SW. 212
Berdasarkan wawancara tersebut dapat disimpulkan motivasi siswa kelas III dalam kategori tinggi, dianalisis beradasakan hasil wawancara yang telah
dilakukan dengan kepala sekolah, guru seni tari, dan siswa kelas III. Siswa kelas III sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran, hal tersebut dikarenakan usaha
motivasi yang diberikan guru dan bentuk motivasi yang diberikan guru. Usaha yang dilakukan guru seni tari dengan menggunakan metode pembelajaran dan
model pembelajaran, agar pembelajaran lebih efektif, selain itu guru juga memanfaatkan media audio dan audiovisual, dan usaha guru yang lain adalah
dengan menggunakan cerita pengalaman pribadi guru. Bentuk motivasi yang dilakukan guru adalah dengan memberi pujian dan memberi hukuman.
4.3 Pembahasan